23

5.1K 499 178
                                    


Suci menarik lembut tangan Jiwa menuju dapur, tak mau Jiwa dan Ali terus saling tatap dengan aura permusuhan.

Meski kesal dan dongkol dengan sikap Ali, tapi Suci berniat membuatkan minuman untuk teman-teman Ali, karna bagaimanapun Suci juga mengenal mereka, meski mereka terkesan rese.

"Aku buat minuman bentar ya" ucap Suci pada Jiwa.

Jiwa hanya mengangguk, bersandar ditembok dapur sambil menatap Suci yang mulai membuat minuman.

Setelah minuman sudah siap, Suci langsung membawanya memberikannya pada teman-teman Ali.

"Makasih Suci, kamu kok makin gemesin aja" ucap salah satu teman Ali menggoda Suci.

Yang langsung mendapat toyoran dari Ali, meski hanya sekedar bercanda.

Suci tak menangapi apapun yang mereka ucapkan pada dirinya, karna setelahnya Suci langsung melangkah menuju kamarnya, tatapan Ali tak berkedip melihat langkah Suci, otaknya seolah tak bisa diam tenang dibuatnya.

Meski teman-temannya ramai terus berbicara membahas apa saja, tapi Ali jelas tak pedulikannya, karna yang ada difikirannya hanya Suci dan Jiwa.

Suci tersenyum melihat Jiwa yang menunggunya didepan kamar, lalu Suci membuka pintu kamarnya dan menarik tangan Jiwa untuk masuk.

"Beneran kamu udah mau tidur?" tanya Jiwa.

"Enggak kak" jawab Suci menggeleng.

"Terus?" lagi tanya Jiwa.

"Suci males kak ada mereka diluar, kakak liatkan? Pada rese gitu anaknya" jawab Suci.

Jiwa hanya tersenyum menangapi ucapan Suci, lalu melangkah mendekat pada Suci yang duduk diranjang.

Jiwa ikut duduk disebelah Suci, yang tentu membuat jantung Suci langsung bereaksi karnanya.

Semakin berdegup kala Jiwa memeluknya dari belakang dan mencium rambutnya, sedikit menegang tubuh Suci menerimanya.

"Kamu gak belajar?" tanya Jiwa lirih didekat kuping Suci.

Yang membuat kulit Suci langsung meremang gelisah.

"Eng..gak" jawab Suci mulai terbata.

Jiwa sepertinya memang sengaja sekali menggoda Suci, bahkan semakin mengeratkan tubuhnya pada tubuh Suci, ntah karna mulai terpancing atau karna ingin lebih memancing.

Tapi belum juga apa-apa pintu sudah diketuk ntah oleh siapa, membuat Jiwa melepas pelukannya, dan Suci meski enggan tapi mau tak mau beranjak membuka pintunya.

"Sorry, aku pinjem caz kamu boleh ya?" ucap salah satu teman Ali.

Yang berdiri didepan pintu kamar Suci dengan sok keren.

"Lagi dipakai" jawab Suci cuek.

Langsung coba tutup pintunya lagi, tapi ditahan orang didepannya.

"Sebentar aja deh ya, ini udah lobet banget" mohon orang didepannya.

Ntah sungguhan atau berpura-pura.

"Kenapa gak pakai caz Ali? Diakan ada" jawab Suci.

"Caz Ali sedang dipakai yang lain" jawab laki-laki itu.

"Kalau gitu tunggu" jawab Suci.

Langsung menutup pintunya dengan cepat dan menguncinya, lalu Suci melangkah lagi keranjangnya menghampiri Jiwa.

"Kok mukanya kesel gitu hmm?" tanya Jiwa.

Meski dirinya tau Suci kesal dengan teman Ali.

"Mereka rese-rese banget huhff" jawab Suci.

Suci dalam Jiwa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang