Setelah perkenalan singkatku dengannya kemarin. Aku memutuskan untuk mengajaknya tinggal bersama dirumahku. Dari ceritanya semalam aku tahu bahwa dia baru saja diusir oleh orang tuanya karna ketahuan hamil. Dan laki-laki yang menghamili nya tak mau bertanggung jawab.
Laki-laki macam apa dia berani berbuat tak berani bertanggung jawab. Lagi pula kurasa laki-laki itu bodoh. Bisa-bisanya dia melepaskan wanita secantik Amanda.
Sebenarnya dia juga sempat menolak tinggal bersamaku. Tapi aku terus memaksanya. Aku tak tega memaksanya melanjutkan ceritanya.
Dengan sedikit memaksa aku mengajaknya pulang bersamaku. Karna bagaimanapun juga aku juga wanita. Aku bisa merasakan apa yang dia rasakan saat ini.
06.00 a.m
Ku ketuk pelan pintu kamarnya. Bukan, maksudku kamar tamu yang kini di tempati olehnya.
Tak berapa lama pintu kamarnya terbuka."Ayok turun sarapan dulu Manda..". Ya aku lebih nyaman memanggilnya Manda. Dan dia tak keberatan soal itu.
" eumm.. Iya Jo. Kamu turun aja dulu. Aku mau cuci muka dulu ya..". Jawabnya.
"Yasudah.. Ku tunggu di meja makan ya." pamitku. tanpa menunggu jawabannya akupun segera turun kebawah menunggu Manda selesai bersih-bersih.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya Manda turun. Dia masih mengenakan piyama tidurnya namun wajahnya terlihat lebih segar.
"Selamat pagi Joan..". Sapanya riang. Aku terkekeh. Ternyata dia seperti anak kecil. Di tambah wajah manisnya.
Orang yang baru mengenalnya pasti tak akan mengira bahwa dia ternyata seumuran denganku.
Ya.. Aku belum tua tua amat sih. Baru juga 24, bulan kemarin.
"Selamat pagi juga Manda..". Balasku tersenyum tak kalah manis. Lalu kupersilahkan dia untuk berdoa dan sarapan bersamaku.
"Maaf aku selalu merepotkanmu..". Ucapnya setelah menghabiskan sarapannya.
"Hey kamu ngomong apa sih. Lagian aku juga seneng dirumah jadi ada teman. Apalagi nanti kalo anak kamu lahir pasti tambah rame rumah aku..". Ucapku seraya tersenyum membayangkan bahwa sebentar lagi rumahku kedatangan penghuni baru.
Dan seketika raut wajahnya terlihat kembali murung.
"Aku bingung. Aku tak mempunyai pekerjaan sampai saat ini. Sedangkan bila bayiku lahir nanti juga butuh susu. Mana bisa aku memenuhi kebutuhannya sedangkan pekerjaanpun aku tak punya. Aku juga tak tahu harus membawanya kemana setelah dia lahir nanti. Aku tak mungkin merepotkanmu terus menerus Jo..". Ucapnya seraya menatap tepat dimanik mataku.
Kurasakan ada yang bergetar di dalam sini. Ntah itu apa. Tapi aku menyukainya. Menyukai mata teduhnya. Tapi aku benci melihat sorot kesedihannya.
"Kamu bisa tinggal disini selama yang kamu mau. Dan untuk kebutuhanmu dan calon bayimu nanti aku akan mengurus semuanya..". Ntah dapat dorongan dari mana aku sanggup mengatakannya.
Yang kutahu hanya aku tak ingin dia sendirian. Aku ingin dia tahu aku ada disini bersamanya.
Ntahlah perasaan macam apa ini. Baru sehari tinggal bersamanya tapi sepertinya pikiranku mulai tersita olehnya..
Tbc.
Jangan lupa vomment nya. Don't be siders ya guys. 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Won't Let Go (gxg) (Completed)
Romanceketika pertemuan yang tak pernah di sengaja mampu mengubah segalanya