Bagian tiga

5.8K 280 4
                                    


4 bulan kemudian

17.30 WIB

Pulang dari kantor ntah mengapa rasanya aku terlalu bersemangat. Tak seperti biasanya yang selalu malas pulang. Mungkin karena kini ada yang menemaniku dirumah.

Hanya memikirkannya saja hatiku rasanya bahagia. Ntah lah mungkin otak ku sedikit konslet hari ini karena terlalu padatnya jadwal meeting ku dengan client.

Sebelum pulang kusempatkan mampir membeli martabak keju coklat kesukaan ku. Lumayan untuk ganjal perut. Siapa tahu Manda juga suka.. batinku.

Setibanya dirumah tak kudapati Manda berada di ruang tamu dan dapur.

Mungkin dia di kamarnya.. Pikirku.
Coba cek ah siapa tau dia ketiduran. Kan kalau magrib begini kata orang pamali kalo tidur.

Cklekk.. Kubuka pelan pintu kamarnya. Tak kudapati dia di ranjangnya. Kuputuskan untuk melihat ke balkon saja.

Belum sampai tiga kali kakiku melangkah. Aku disuguhkan dengan pemandangan yang menggairahkan.

Bagaimana tidak. Rupanya Manda sedang mandi dan dia tidak menutup pintu kamar mandinya. Catat! Tidak menutup pintu kamar mandinya.

Glek.. Aku yang di suguhkan pemandangan seperti itu hanya mampu menelan ludahku.

Bagaimanapun juga aku seorang wanita dewasa yang berhasrat. Apalagi tubuhnya yang mulus bak porselen. Tanpa noda sedikitpun. Hanya saja di bagian perutnya nampak buncit di usia kandungannya yang sudah menginjak bulan ke-enam.

Tanpa sadar kakiku melangkah mendekatinya yang sedang sibuk menyabuni seluruh badannya.

Kuberanikan diri masuk ke kamar mandinya. Aku sudah tak kuasa menolak. Hasratku kian menggebu manakala melihatnya sedikit menungging menyabuni kakinya.

Kupeluk tubuh kecilnya dari belakang.  Ia terlihat kaget dan langsung bangkit mendorong bahuku.

"Jo.. Kamu ngapain?? K..kok udah pulang?". Ucapnya sambil berusaha menutupi kedua payudara dan miss v nya.

" aku udah pulang dari tadi Manda. Kucari di ruang depan kamu tidak ada. Yasudah aku masuk kamarmu. Dan ternyata kamu sedang mandi dengan keadaan pintu kamar mandi terbuka.". Ucapku berat ditengah deru nafasku.

"Maafkan aku. Aku keluar dulu. Aku bawain martabak. Dimakan ya..". Sambungku ketika dia hanya menunduk dengan muka yang memerah.

Baru saja aku berbalik badan hendak melangkah. Kurasakan sepasang tangan basah memeluk perutku.

"Jangan pergi. Aku mau kamu jo..". Bisiknya berat di telinga ku.

"Aku tak mengerti maksudmu Manda..". Ucapku yang memang tak mengerti maksudnya. Ntahlah otak ku tiba-tiba saja blank

"Aku mau kamu disini. Peluk aku sepuasmu. Aku butuh pelukanmu. Aku membutuhkanmu Jo.". Balasnya lirih kemudian menarik tangan nya dari pelukku.

"Apa kau tahu aku merasa aman di dekatmu. Ntah karena apa akupun tak tahu Jo.". Lanjutnya ketika aku masih diam sulit menemukan jawaban.

"Jika kamu ingin. Datanglah padaku Jo. Aku tak akan menolakmu. Karena kamu sudah sangat baik padaku. Mungkin hanya dengan ini aku bisa membalas semua kebaikanmu padaku. Aku tahu kita sama-sama wanita dewasa Jo dan aku tak akan mempermasalahkan meskipun kamu bukan pria.." dia menjelaskan semuanya padaku. Dan kini aku baru memahami apa maksudnya.

"Jujur saja Manda. Sudah 4 bulan kita tinggal bersama dan akupun merasakan hal yang sama. Aku merasa nyaman denganmu..". Ucapku melangkah memeluk tubuh kecilnya..

Tbc.
Jangan lupa vomment nya guys😁

Say You Won't Let Go (gxg) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang