Bagian sepuluh

4.3K 210 5
                                    

Sudah satu jam lamanya Joanna, Amanda dan laki-laki ini duduk terdiam dengan pandangan yang ntahlah sulit untuk di artikan.

Amanda dengan pandangan datarnya pada laki-laki yang kini duduk di hadapannya.

🌕🌕🌕

Amanda POV.

Aaarrrhhhgg..

Geramku dalam hati karena melihat Riko datang kerumah ini. Aku tak tahu darimana dia tahu bahwa aku tinggal disini.

Aku sangat tahu maksud kedatangannya kemari. sudah bisa kalian tebak kan? Laki-laki ini dengan gampangnya memintaku untuk kembali padanya.

Dengan alasan dia tak bisa hidup tanpaku, terus saja dia memaksaku untuk menerima dirinya kembali.

Rasanya ingin kusumpal mulut busuknya itu dengan kaos kaki biar saja dia mati akupun sudah tak peduli lagi.

Aku hanya berdiam diri menatapnya. Sungguh aku muak padanya.

Apalagi kini Joanna hanya diam saja tanpa ekspresi. Aku takut jika dia sudah diam seperti itu, tandanya dia benar-benar marah.

Kerap kali pandangan kita bertemu, aku bisa melihat tatapan terlukanya. Tapi ntahlah aku tak tahu pasti isi hati Joanna.

Kemarin dia menolakku, tapi sikapnya sekarang seolah menegaskan bahwa dia juga mencintaiku.

Sebenarnya aku pun tak mengerti. Di sisi lain, aku membutuhkannya, tapi disisi lainnya aku juga membenci sikapnya.

Aku tahu aku memang tak berhak marah padanya. Tapi hati ini terlanjur sakit rasanya.

Dia menolakku pun sakitnya tak seberapa, tapi aku merasa dia telah mempermainkan perasaanku.

Ah sudahlah aku tak peduli dengan dua manusia yang kini tengah saling tatap dengan aura permusuhan.

Bisa kurasakan dengan jelas atmosfer di ruang tamu ini mendadak panas hanya karena melihat mereka berdua bertatapan seperti itu. Apalagi perkataan Riko tadi pasti sungguh sangat menyakitinya bila dia benar mencintaiku.

Flashback on

"Boleh saya masuk..". Aku tertegun mendengar suara yang sangat familiar di telingaku.
Dengan sedikit mengintip aku ingin melihat siapa yang datang.

"Anda siapa..?". Tanya Joanna mengintimidasi.

"Oh kenalkan, saya Riko pacarnya Amanda..".

"Ada perlu apa anda kemari..?".

"Saya ingin menjemput Amanda dan membawanya pulang dari tempat ini..".

"Setelah anda menerlantarkan Amanda begitu saja..? Dengan mudahnya anda memintanya kembali. Mana mungkin Amanda mau bersama dengan seorang pengecut seperti Anda..".

Kulihat raut wajah Riko berubah drastis. Wajahnya memerah menahan amarah.

"Anda tak berhak ikut campur dengan urusan saya dan Amanda. Mengerti?!..". Gertak Riko pelan.

"Jangan coba-coba anda membawa Amanda pergi dari sini. Karena saya tak akan membiarkan seorang pengecut seperti anda membawa Amanda pergi dari sini..". Jawab Joanna tegas.

Kulihat kedua tangannya mengepal erat tanda dia menahan emosinya.

"Sudah cukup Riko! Aku muak padamu. Kemana kamu saat dulu aku membutuhkanmu. Kenapa baru sekarang hah?!..". Sudah tak tahan aku berdiam diri seperti ini. Kulihat Riko terkejut melihatku keluar dari rumah dan langsung membentaknya.

"Sayang.. Maafkan aku sungguh aku menyesal sudah membiarkanmu pergi. Maafkan aku sayang..". Ucapnya membeo.

"Aku tak sudi bersama denganmu lagi. Aku benci Riko ! Aku sangat benci padamu !". Teriakku marah bercampur kecewa.

"Ssstt.. Sudah Manda jangan di teruskan lagi. Mari kita bicarakan di dalam saja..". Sela Joanna saat tahu aku belum puas membentak Riko.

"Baiklah.. Ayo masuk. Tapi sepertinya rumahmu sempit ya. Hmm apa pantas Amanda tinggal dirumah ini bersamamu wanita bodoh..". Ucap Riko sarkastik sambil tetap berjalan menuju ruang tamu.

Dia belum tahu saja, jika rumah Joanna lebih dari satu. Dan yang dua terletak di daerah Bandung.

Jika dia tahu bisa-bisa terkena serangan jantung dia, aku yang sudah mengenalnya lama pun sudah sangat tahu jika harta yang Riko punya tak ada apa-apanya dengan harta yang Joanna punya.

"Sudah cukup brengsek! Jika kau hanya ingin mengejek rumah ini lebih baik kau pergi saja.." bentakku terbawa emosi.

"Sssst.. Sudah biarkan saja Manda..". Joanna menenangkanku.

"Silahkan duduk, maaf jika rumahku tak sebagus milikmu..". Ucap Joanna kalem menyuruh Riko duduk.

"Sebenarnya aku kesini karena bujukan dari mama, mama memintaku membawamu pulang  dan segera menikahimu..".

Duaaaarr..

Bagaikan tersambar petir aku mendengar perkataannya.

Ku lirik ekspresi wajah Joanna berubah menjadi sendu. Andai saja aku tahu apa yang dirasa hatinya saat ini.

"Sudah ku katakan bukan, apa kau tuli hah?! Aku tak sudi menikah dengan pria brengsek sepertimu..". Ucapku mengakhiri semua ini saat kulihat sekilas air mata menggenang disudut mata Joanna.

Flashback off

Joanna POV.

Sial ! Kenapa hatiku sungguh tak karuan rasanya.

Sejujurnya kata-kata Riko tadi pagi membuatku takut. Aku takut dia mengambil Amanda dariku.
Ku akui aku juga pengecut, aku tak berani mengikatnya tapi aku tak bisa jika harus melepasnya.

Aku sangat sadar bahwa aku mencintainya sungguh. Tapi aku belum berani mengikatnya di hatiku..

Ntah kapan aku berani mengungkapkan apa yang aku rasakan..

AMANDA AKU MENCINTAIMU SUNGGUH !


Tbc.
Jangan lupa vomment guys 😁 maaf  kalo feel nya kabur 😂

Say You Won't Let Go (gxg) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang