Bagian empat

5.5K 260 6
                                    

Setelah kejadian beberapa minggu yang lalu, kini aku dan Manda memutuskan untuk tidur berdua.

Ntah karena apa tiba-tiba saja Manda merengek ingin tidur denganku. Apalagi kini dia sangat manja. Aku jadi tak tega menolaknya. Karena dia sedang hamil tua. Dan tentunya aku tak ingin dia dan bayinya kenapa-kenapa.

Yang membuatku heran adalah dia selalu ngidam aneh-aneh  dan harus aku yang membelikannya. Jika bukan aku dia tak akan mau memakannya.

Memang aku sempat kesal dibuatnya. Apalagi saat tengah malam dia terbangun dan ngidam nya kumat lagi.

Pernah dia ngidam makan nasi goreng tanpa kecap di warung gerobak depan komplek. Dia membangunkanku. Dan setelah aku membelikannya dia justru tak mau memakannya. Dia ingin melihatku menghabiskan nasi goreng tadi katanya.

Dengan tanpa dosa dia melanjutkan tidurnya meninggalkanku yang dongkol setengah mati karena ulahnya.

Tapi tak apa. Dari pada nanti calon anakku  jadi ileran kan?
Eh astaga aku mikir apa sih.
Ah sudahlah tak perlu dipikirkan lagi.

Hari ini aku akan mengantarkan Manda ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan berkala. Untuk memastikan apakah calon bayinya sehat-sehat saja.

Dia terlihat begitu semangat. Senyum cantiknya pun tak lepas menghiasi wajahnya sedari tadi.

Aku yang melihatnya pun jadi ikut tersenyum. Ntahlah mungkin Tuhan menciptakan wajahnya khusus dengan komposisi terbaik. Tak heran bila dia terlihat begitu cantik.

Sudah ribuan kali aku mengumpat dalam hati. Untuk laki-laki brengsek yang tega menghancurkan hati dan senyumannya dulu.

Dan ntah mengapa kini rasanya ada sesuatu yang lain. Dari caranya menatapku. Aku merasakan ada yang berbeda.

Aku bersyukur bila apa yang kufikirkan menjadi kenyataan. Ntah sejak kapan, tapi aku baru menyadarinya bahwa aku menyayanginya dan calon bayi dalam kandungannya.

Tuhan.. Jika boleh aku ingin terus bersamanya. Kumohon jangan pertemukan lagi dia dengan laki-laki yang telah tega menodai nya Tuhan.

Ehh.. Aku tersadar ketika Manda mengelus pipiku pelan dengan ibu jarinya.

"Kamu ngelamunin apa hmm?..". Ucapnya lembut menatap kedalam manik mataku. Aku melihat kilat ketulusan dimatanya.

"E..ehh..anu. Aku nggak papa Manda. Udah siap? Yuk sekarang aja ke dokternya. Nanti keburu siang, macet..". Balasku menggenggam tangannya yang dia letakkan di pipi kananku. Kulihat dia hanya mengangguk dan tersenyum manis padaku.

Setibanya dirumah sakit. Aku langsung menuju ke meja resepsionis untuk menanyakan dimanakah ruangan dokter spesialis kandungan.

Setelah mengucapkan terimakasih, aku menggenggam tangannya dan membantunya berjalan. Maklum karna usia kandungannya sudah menginjak bulan ketujuh, dia jadi cepat lelah bila harus berjalan sedikit jauh..

Aku mendudukannya di bangku ruang tunggu dan bergegas mendaftarkan namanya agar tidak mengantri terlalu lama nanti.

Selesai mengurus administrasi dan biayanya akupun  menghampirinya kembali.
Kulihat peluh mengucur deras di keningnya. Padahal AC nya sudah cukup dingin di ruangan ini.

Kuambil tissu dari saku rok span  pendekku. Ku lap keringatnya. Dia hanya tersenyum manis padaku menggumamkan kata terimakasih. Kujawab dengan anggukan kepala dan ku elus pelan pucuk kepalanya..

Kulihat dia semakin memajukan wajahnya dan... 

Tbc.
Jangan lupa vomment nya guys😁

Say You Won't Let Go (gxg) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang