Bagian sembilan

4.3K 211 1
                                    

Keesokan harinya

Hari ini Amanda sudah diperbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya sudah membaik.

Tapi semenjak kejadian semalam Amanda jadi sedikit pendiam, tak seperti biasanya yang selalu bermanja-manja padaku.

Ya aku tahu.. Pasti kejadian semalam yang membuatnya seperti ini.

Hhffttt.. Lagi-lagi aku hanya bisa menghembuskan nafas lelah akan sikapnya yang tak mau mendengarkan penjelasanku hingga terjadi keributan yang sebenarnya tak aku harapkan sama sekali.

Tapi yasudahlah.. Nanti saja aku jelaskan padanya apa alasan sebenarnya aku belum berani berkomitmen dengannya.

🌕🌕🌕🌕

Saat ini aku sedang duduk berdua deng-.   Tidak. maksudku bertiga dengan Amanda serta bayi mungilnya.

Sudah hampir satu jam kami duduk bersama tapi dia tetap tak mau melihat kearahku sedikitpun.

Terus saja dia sibuk bersama putri kecilnya itu. Rasanya aku jadi seperti setan yang tembus pandang di matanya.

"Amanda.. Aku ingin bicara denganmu..". Dengan sedikit keberanian aku berkata padanya.

Tetap. Diam adalah jawaban paling ampuh yang dia gunakan tanda dia tak mau bicara denganku.

"Sayang.. Ayolah. Sampai kapan kamu mau diam terus hm..?". Aku berbicara lembut padanya. Berharap dia mau bicara kali ini.

"Sudahlah. Kalau mau bicara ya bicara saja. Aku mendengarkanmu.". Katanya tanpa mau menoleh padaku.

Kutangkap nada getir nan sendu dalam suaranya. Sungguh aku tak suka melihat ekspresi wajahnya yang seperti itu. Dia terus saja berbicara dan tersenyum pada putri kecilnya namun kulihat air mata menggenang dipelupuk matanya.

Ku dekatkan diriku padanya. Tapi dengan sigap dia merubah posisi duduknya sedikit menyamping membelakangiku.

Tanpa ba-bi-bu lagi kupeluk tubuhnya dari belakang. Tak kupedulikan reaksinya nanti.

Ku singkap perlahan rambut yang menutupi wajahnya.

Cupp..

Kukecup sedikit kulit bahunya yang terekspos. Berharap dia sedikit luluh padaku.

Kusandarkan daguku pada bahunya. Kulihat si kecil yang kini digendongnya. Wajahnya imut imut mirip amanda. Apalagi mata dan bibirnya sangat mirip.

Kusentuh perlahan pipinya. Dia menggeliat serta merengek. Mungkin aku mengganggu tidurnya hehe lucu sekali anak ini.

Saking gemasnya kucubit pelan pipinya. Dan yang terjadi adalah

Pletak..

Amanda menyentil keningku keras karena putrinya menangis karena cubitanku.

Hehe biarkan saja lah dia semakin lucu jika menangis. Mirip Amanda kalau lagi ngambek.

Tok tok tok

Saat sedang asyik mengganggu bayi kecil kami, terdengar suara ketukan di pintu depan.

Aku segera beranjak membukakan pintu. Sampai di pintu kulihat seorang lelaki muda tersenyum padaku.

"Apa benar Amanda tinggal disini..?". Tanyanya tiba-tiba padaku.

Tbc..
Jangan lupa vomment guys😁

Say You Won't Let Go (gxg) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang