Amanda POV.Hari ini sepertinya masih akan menjadi hari yang panjang untukku. Ya. karena sampai hari ini Joanna masih saja diam.
Sikapnya yang seperti inilah yang membuatku takut. Jika dia merasa terluka sedikit saja pasti auranya akan terasa begitu dingin.
Jujur aku merindukan dirinya, aku rindu senyumannya. Meskipun aku tahu dia telah melukai ku namun sedikit saja aku tak pernah bisa benar-benar pergi darinya.
Jika boleh aku berkata, aku sungguh ingin memilikinya. Aku tak bisa jika harus seperti ini dengannya.
🌕🌕🌕🌕
Seperti biasa aku selalu menyiapkan makan malam untuknya, karena setahuku dia tak pernah pulang terlambat dan selalu makan malam dirumah.
Aku sengaja menyiapkan dinner yang romantis untuk kita berdua. Tidak. Maksudku untuk Aku,Joanna dan juga Windy -Bayi kecilku yang sengaja dia beri nama Windy Eksanti-.
Aku ingin meminta maaf padanya untuk kejadian Riko beberapa hari yang lalu.
🌕🌕🌕
Aku sudah selesai bersiap-siap menunggunya pulang. Aku berusaha tampil secantik mungkin di hadapannya.
Aku tahu dia type orang yang suka kebersihan dan kerapian. Jenis orang yang sangat mengutamakan keindahan begitu cocok bila di sematkan padanya.
Aku hanya mengenakan dress putih sederhana, dengan sedikit polesan make up di wajahku.
Yapp.. Kurasa sudah cukup memoles penampilanku.
Sekarang saatnya turun menyambut kedatangan wanita tercintaku. Tak lupa ku gendong pula Windy kecilku menuju keruang tamu.
🌕🌕🌕🌕
Setelah lebih dari dua jam aku menunggunya, terdengar suara ketukan di pintu depan.
Aku bergegas menidurkan Windy lalu ke depan untuk menyambut kedatangan wanitaku.
Krek..
Senyumku menghilang saat kulihat seorang laki-laki sedang berdiri membelakangi pintu. Dari gaya berdiri nya aku sudah hafal bahwa dia adalah Riko.
Dengan malas akupun hendak menutup pintu kembali. Namun dengan sigap Riko menahannya.
Dia tersenyum hangat padaku. Senyum yang dulu selalu berhasil membuatku luluh jika aku sedang marah.
Namun tidak untuk kali ini. Aku sudah sangat-sangat membencinya.
Di hatiku kini hanya ada Joanna. Dia malaikatku yang menolongku saat aku tengah terpuruk karena ulah laki-laki bajingan ini.
Tanpa aku sadari Riko sudah melangkah mendekat padaku. Akupun mundur beberapa langkah agar tk bersentuhan dengannya.
"Mau apa kamu hah?!". bentakku sengit padanya.
"Sudah jelas bukan, maksud kedatanganku kesini untuk kamu dan anakku..". Ucapnya enteng dibarengi senyum evilnya.
"Pergi kamu. Aku gak sudi balikan lagi sama kamu. Sampai kapanpun. Pergi!!". Aku berteriak tepat didepan wajahnya.
Bukannya mundur, Riko justru semakin melangkah mendekat.
Aku yang melihat itupun merasa ketakutan dibuatnya. Takut Riko akan berbuat macam-macam padaku.
Dengan gerakan slow-motion Riko perlahan melepas jas yang ia kenakan.
Melangkah mendekatiku yang kini bersiap-siap berlari kearah kamarku dan Joanna. Namun belum sempat kakiku melangkah Riko sudah lebih dulu mencengkeram tanganku.
Dia menarik lenganku kuat hingga akupun jatuh terlentang di atas sofa.
Dengan sigap riko melepas kemeja dan juga celana yang ia gunakan.
Akupun semakin meronta dan berusaha kabur darinya. Namun karena tenagaku tak cukup kuat bila dibandingkan dirinya usahaku hanya sia-sia kurasa.
Riko kini sudah menindihku dengan seringai mesumnya. Aku masih meronta.
" TOLONGG.. JOANNA TOLOOOOONG!!..". aku berusaha meminta pertolongan meskipun aku tahu semua rasanya tak mungkin.
"Diam bodoh!! Apa kau lupa di rumah ini tak ada siapa-siapa..". Riko menampar keras wajahku.
" TOLOOOONG Joanna please. Help me please Jo..hiks..hiks..". Aku masih sesenggukan memanggil namanya. Aku sungguh takut kali ini Tuhan.
Kumohon selamatkan Aku Tuhan. Hiks..hikss.. Batinku dalam hati terus meminta . berharap keajaiban datang menolongku.
Riko kini mulai menciumi bagian pundak dan leherku. Aku jijik padanya. Sungguh. Aku tak pernah berharap semua ini terjadi padaku.
"Hiks..hiks.. Joanna kumohon tolong aku. Please Jo pulanglah.". Batinku terus berteriak memanggil namanya.
Buggh.. Kulihat Riko jatuh tersungkur tak sadarkan diri saat akan membuka dress yang kugunakan.
Tepat di detik Riko terjatuh aku melihat Joanna berdiri di hadapanku dengan pandangan khawatirnya.
Joanna menarikku berdiri dan dengan sigap memelukku erat. Kurasakan basah di pundakku.
"I'm so sorry. I'm sorry Manda. Maafkan aku yang meninggalkanmu hingga larut malam...". Ucapnya dengan suara terputus-putus.
Dan kulihat punggungnya bergetar kecil. Dengan pelan kuusap lembut punggungnya.Baru kali ini aku melihat Joanna menangis. Ya. Apalagi semua ini karenaku.
Ya Tuhan maafkan aku yang membuatnya menangis lagi.
🌕🌕🌕🌕
Setelah beberapa menit akhirnya Joanna pun kembali tenang.
Kulepas pelan pelukannya. Jujur sebenarnya aku masih sangat ketakutan. Tapi sebisa mungkin ku tahan air mataku agar tk keluar.
Joanna mengusap pelan kedua pipiku. Matanya terlihat sembab dan memerah.
Kuberanikan diri menggenggam tangannya yang kini membelai kedua pipiku.
"Maafkan aku Manda. Sungguh maafkan aku. Aku tak bermaksud meninggalkanmu sendiri..". Ucapnya lagi.
Tubuhku rasanya sudah tak kuat lagi menahan. Aku menangis kencang di hadapannya.
Aku masih merasakan kejadian tadi. Aku ketakutan. Sampai aku tak mampu lagi mengendalikan getaran di sekujur tubuhku.
Sungguh aku takut Tuhan.
Joanna dengan sigap memelukku lagi.
Tapi rasa takutku belum benar-benar hilang.
Dan akhirnya akupun tak merasakan apa-apa lagi dan semuanya menghitam.
Tbc.
Sorry late update.
Maafkan juga kalo feel nya bener-bener gak dapet.
Author minta maaf buat para readers yang udah setia nungguin cerita abal-abal ini. 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Won't Let Go (gxg) (Completed)
Romanceketika pertemuan yang tak pernah di sengaja mampu mengubah segalanya