"Maafkan aku wen, aku sudah meminta ibuku memikirkannya kembali, tapi ia tetap saja tak mau"
"Tidak papa seul, aku tau akan sulit menerima keadaan ini. Aku tau perasaan ibumu, sepertinya dia takut aku akan mencuri dirumahmu. Tapi apa boleh buat, itu semua sudah terjadi. Aku hanya bisa pasrah karena bukti sama sekali tidak ada. Pernyataanku tidak akan diterima" ujarku berusaha mencairkan suasana
"Wen, aku percaya padamu" ujar seulgi
"Hmm, terima kasih seulgi. Hanya kau dan jongin yang memercayaiku" ujarku sambil memasukkan barang barangku kedalam koper.
"Percaya padaku, ini semua akan terungkap. Si eunji bermuka dua itu akan merasakan akibatnya" ujar seulgi menyemangatiku.
Satu hal yang sangat kusuka hidup di dunia, persahabatan.
***
Aku berjalan sambil menarik koperku menyusuri trotoar jalan. Aku tak tau tujuanku kemana, tak ada siapapun yang kukenal disini.Tadi seulgi sempat ingin menemaniku namun segera kucegah, aku yakinkan padanya bahwa aku bidadari, aku bisa membuat rumah hanya dengan lentingan jariku.
Tapi itu bohong, kekuatanku melemah saat ini. aku hanya bisa melakukan hal hal kecil seperti merapikan meja, menyuci piring dengan jariku. Untuk saat ini, membuat rumah aku tak sanggup.
Aku berhenti di atas jembatan dan aku segera melewati pembatas jembatan dengan sungai. Aku duduk dan mengayunkan kakiku dibawah jembatan.
"Ayah ibu, baru kali ini aku hidup dengan kebencian dimata orang orang. Aku tak tau alasan mereka membenciku, sepertinya aku tidak pernah setitikpun melakukan kesalahan pada mereka. Aku selalu menyayangi mereka, karena diduniaku sendiri aku jarang bermain dengan bidadari seusiaku"
"Ayah ibu, aku ingin pulang. Aku tak tahan hidup seperti ini hiks hiks, niatku membantu justru dibalas dengan hal yang jahat. aku takut ibu, ayah. Aku ingin pulang hiks, hiks" ujarku sesenggukan.
Tiba tiba saja ada pelukan hangat yang menghampiriku. Aku tak peduli siapapun itu, tak tau mengapa aku butuh ini sekarang. aku sangat membutuhkan orang yang menyemangatiku.
"Kau bisa tenang sekarang, aku akan berada disisimu" ujar lelaki itu, dan aku mengenal suara itu
"Terima kasih Min Yoongi"
***
"Kau bisa tinggal dirumahku untuk sementara" ujar lelaki berkulit putih susu tersebut."Ibu, aku pulang" ujar lelaki itu sambil menggandeng wendy ditangan kirinya dan tangan kanannya memegang koper milik wendy
"Oh sayang, kau sudah pulang? Ini siapa sayang?" Tanya wanita paruh baya yang dipanggil ibu oleh lelaki itu
"selamat malam ahjumma, aku son wendy temannya Yoongi" ujar wendy sambil membungkuk hormat
"Ohh jadi kau yang selama ini diceritakan Yoongi. Kau lebih cantik dari ekspektasiku nak" ujarnya sambil merangkul wendy
"Terima kasih ahjumma"
"Ibu, bisakah wendy tinggal disini untuk sementara Waktu? Ibu dan ayahnya sudah pergi. Jadi dia butuh pengawasan orang dewasa" ujar Yoongi meminta izin kepada ibunya
"Bilang saja kau ingin dekat dekat demgannya kan? Haha. Tentu saja wendy bisa tinggal disini. Dan kau nak, jangan memanggilku ahjumma. Panggil saja aku eomma" ujar wanita paruh baya itu dengan menyertakan senyumannya
"Ohh eomma, terima kasih" ujar wendy refleks memeluk wanita paruh baya itu.
"Bahagiamu, adalah bahagiaku wendy"
***
"Jadi kau di skors karena itu?"
Wendy mengangguk

KAMU SEDANG MEMBACA
MISSING YOU LIKE CRAZY
FanfictionKehilangan seorang yang sangat kau sayangi, kadang membuatmu merasa tak diperlukan.