CHANYEOL pov
"Mengapa jantungku bergemuruh? Kau bertanya seperti itu? Baiklah akan kujawab. Jantungku bergemuruh karena aku sedang, aku sedang.."
Baiklah aku mengerti arah percakapan mereka kemana. cukup sudah, aku sudah muak mendengar bualan Yoongi.
"Sudahlah teman teman ini sudah malam, besok kita sekolah, bagaimana kalau orang tua kalian mencari kalian?" Aku segera berdiri dari sofa dan berjalan kearah saklar lampu untuk menghidupkan lampu.
Aku puas, tentu saja puas karena aku berhasil menggagalkan usaha Yoongi untuk menggombali Wendy.
Kulangkahkan kembali kakiku kearah DVD dan mengambil Cd dan memberinya kepada Jongin
"Yak chan! Film ini baru saja berjalan 35 menit! Adegan inti nya belum ditayangkan!" Kudengar si laki laki siluman kerbau itu mulai mempertontonkan wajah kecewanya.
Maafkan aku Jongin-ah! Kalau saja hanya aku kau seulgi dan wendy yang menonton, film ini akan sangat kunikmati.
"sudahlah, aku tak mau rumahku di grebek warga. Apa kata tetangga melihat rumahku berisi 3 pasang manusia di malam hari seperti ini" tukasku sambil menatap jongin lalu aku menebarkan senyum palsuku.
"yak! Kau benar benar tidak asyik chan! Ayolah seul, kita pergi!" Ajak jongin lalu berdiri dari posisinya
"Tunggu, aku akan membantu wendy mencuci piring dulu ya" ujar seulgi sambil mengambil ancang ancang untuk mengambil piring dan mangkuk mangkuk yang berserak.
Si bidadari cantik tentu saja menolak, apa kabar dengan hatiku? Sungguh dia benar benar seperti ibuku.
"Jangan seul! Kau tamu, akan sangat tidak sopan bila tamu membantu membereskan!" Yak, dia sudah sangat terbisa dengan budaya manusia. Benar benar bidadari jenius.
"Benarkah? Baiklah, tidak papa kan?" Tanya seulgi lalu dibalas dengan anggukan mantap dan senyuman merekah milik wendy.
"Kalau begitu kami pulang ya, bye semua! Lain kali kita nonton bareng lagi!" Sapa Seulgi setelah akhirnya dia dan kekasih nya pergi meninggalkan rumah chanyeol.
"Aku juga akan pulang" ujar eunji sambil menyandang tas sampingnya
"Oooh, eonnie jangan pulang sendirian. Oiya, Yoongi, bisakah kau mengantar eunji eonnie pulang?" Astaga wendy, bagaimana bisa kau mengkhawatirkan seseorang sebegitunya. Kriteria ibu yang baik untuk anak anak ku kelak.
"eum, oh oh tentu saja boleh" Kulihan Yoongi menebarkan senyumnya ke arah wendy. Itu menjijikkan, aku tidak suka dia memandang wendy seperti itu.
"Kalau begitu kami pulang dulu" ujar Yoongi sambil melangkahkan kakinya
"Oiya terima kasih atas hidangannya, masakanmu sungguh lezat wen!" Ujar Yoongi sambil mengacungkan jempolnya. Merayu mode on.
"Hehe terima kasih. Tolong antar calon kakak iparku dengan selamat tanpa lecet setitikpun Yoongi-ya!" pinta wendy dengan mimik wajahnya yang serius nampun terlihat menggemaskan. Tapi tunggu, kakak ipar? Mengapa aku sangat risih mendengarnya?.
"Kau bisa saja wen!" Ujar eunji. Aku pikir eunji juga berperasaan sama denganku, aku pikir dia juga hanya memperlakukanku sebagai seorang sahabat. Wendy saja yang mengebet kalau eunji adalah jodohku. Tapi itu bisa saja akurat, atau bahkan melenceng. Namun entah mengapa kemungkinan kedua lah yang sangat aku inginkan. Jodoh itu ditangan Tuhan, bukan ditangan bidadari.
"Tenang saja wen, karna iparmu, adal ah iparku juga!"
Apa? Dia sudah mulai berani bermain yah, lihat saja pendek, aku akan membalasmu.
"Cepatlah, aku harus belajar!" Ujarku yang mungkin membuat mereka merasa tersindirkan.
"Sampai jumpa besok, wendymie, chanyeoliie!" Dia memanggilku seperti itu? Baiklah itu wajar untuk seorang sahabat.
Yass, akhirnya rumah ini hanya akan berpenghunikan aku dan dia.
"Wen, ikut aku" ujarku menarik tangannya menuju rooftop rumah.
Aku sudah tak tahan, aku tak bisa berlama lama berdiri di atas sandiwara ini.
"yak, oppa sakit!" Dia sedikit memberontak, namun tetap saja kekuatanku lebih kuat.
Akhirnya kami telah sampai di atap rumahku.
"Dengarkan aku baik baik wen, aku sudah gerah berlama lama menjadi seorang pembohong, dan kau juga termasuk. Aku sudah memutuskan untuk segera membuka semua kebenaran" ucapanku terhenti dan kuatur sedikit nafasku
Kulihat dia masih diam menunggu lanjutan pembicaraanku.
"Aku takut suatu saat kita akan tertangkap basah kalau kita ini bukanlah kembaran. Kau dan aku tidak ada hubungan sama sekali"
"Lalu? Kau mau aku berhenti sekolah? Mengapa? Mengapa disaat aku bertemu teman-teman yang sangat kudambakan, kau mau melepasnya lagi?" Kulihat maniknya sudah dihiasi cairan bening.
Yatuhan bukan ini yang aku maksud, aku tidak ingin membuatnya menangis seperti ini"Bukan.. wen, bukan seperti itu, aku hanya akan berterus terang bukan memberhentikanmu dari seko..."
"Sudahlah oppa, kau sangat egois"
Wendy memotong perkataanku, dia hendak pergi meninggalkanku"Lalu apa denganmu? Kau pikir kau tak egois membiarkanku memendam rasa ini sendirian?" Ujarku spontan yamg membuat langkahnya terhenti.
Aku berjalan menghampirinya
Dia masih setia berhenti di tempatnya tanpa berbalik untuk melihatku
"Kau fikir aku senang kau selalu menjodohkanku dengan eunji?"
"Kau lah yang paling egois wen. Kau memaksaku mencintai orang yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Aku tak bisa memberikan harapan padanya, apalagi caramu memperlakukannya. Aku sayang pada eunji, sayang sebagai seorang kakak" terangku dan ya berhasil wendy berbalik dan melihatku. Matanya sudah tampak berkaca-kaca.
Yatuhan pemandangan yang sangat meluluhkanku.
"aku ingin pulang, aku merindukan ayah dan ibuku" dia menyeka air mata yang mulai jatuh membasahi pipinya
"Aku tau bahwa kau ditugaskan mencari jodohku agar kau bisa pulang. Tapi maaf...."
Ya Tuhan aku tak sanggup melanjutkan kata katakuDia masih saja menangis menatapku
"Tapi maaf apa?" Ujarnya sesenggukan"Maaf, aku tak mau kau pulang. aku mencintaimu dan ingin terus bersamamu Son Wendy"
Matanya membulat sempurna, dia membungkam mulutnya dengan tangannya, sepertinya dia siap untuk kembali menangis namun lebih kuat lagi.
Aku segera mengunci tubuhnya dengan dekapanku.
Dia sedikit berontak, namun aku semakin mengeratkan pelukanku."Kau jahat. Jadi ini pembalasanmu padaku? Aku sudah lama merawatmu. Dan aku ingin pulang" ujarnya sesenggukan bersamaan dengan tangisnya
Kuusap lembut punggung rambutnya.
"Oleh karena itu, aku akan membalas semua kebaikanmu sejak 6 tahun lalu. Dan aku belum mau kau kembali ke asalmu" ujarku tanpa rasa bersalah dan sejujurnya aku merasa bersalah juga.
"Hiks..hiks kau tega park chanyeol!" Ujarnya sambil memukul mukul dadaku.
"Jika kau berpikir kebahagiaanku adalah bersama eunji, kau salah besar. Karena bersamamu adalah bagian terbesar dari kebahagiaanku!"
Itulah kalimat yang keluar dari dalam hatiku. Kubiarkan wendy terus menangis di dalam pelukanku.
Itu membuatku merasa seperti orang yang paling dibutuhkannya.Chanyeol pov end
"Kita atur rencana untuk memisahkan mereka berdua. Kau akan mendapatkan wendy, dan aku akan mendapatkan chanyeol"
unchiee siapa ya kira yang bilang kayak gitu? Wkwk, tetep baca yah gengs, 4 chapter lagi sudah mau end wkwk. Konflik nya juga bakalan lebih naik. Oiya jangan lupa baca cerita aku yang baru judulnya "lovely gangster" cek aja yo work aku hehe. Voment nya jangan lupaa yaaaahh. Luv u

KAMU SEDANG MEMBACA
MISSING YOU LIKE CRAZY
Fiksi PenggemarKehilangan seorang yang sangat kau sayangi, kadang membuatmu merasa tak diperlukan.