"KRISTAL!!" Teriaknya membuat gadis yang tengah duduk menikamti hidangan dikursi sebelahnya terhambur.
"kau apa yang kau!"
"Tenang-tenang val..kau mencekikku!"
"Aku memang ingin mencekikmu dan melemparmu dari pesawat! Apa yang kau lakukan! Kemana kita akan pergi!"
"Alanthas, kita akan pulang." Jawab kristal sembari melepaskan tangan Vallerie yang mencekik lehernya dengan jurus taekwondo miliknya. "Aku tidak punya cara lain untukmu, kau terlalu keras kepala dan kepala pelayan Ahn memintaku untuk membawamu pulang karena kondisi mendadak kemarin."
"kau! Ough.." Vallerie memgangi kepalanya yang masih terasa pusing. "Ingatkan aku untuk membunuhmu ketika kita mendarat nanti. Karena aku pasti akan melakukannya jika kau tidak punya alasan yang cukup penting." Rutuknya dan kembali tidur meninggalkan kristal yang berusaha menahan nafasnya sembari berdo'a agar malaikat pencabut nyawa belum menambahkan namanya kedalam daftar.
****
Dibelahan dunia lainnya di Amerika seorang gadis berusia 20 tahun tengah menangisi nasibnya yang tidak penah bisa lebih baik dari ini. Bagaimana tidak, nasibnya yang terlahir sebagai seorang putri dari hwang coperation yang berarti bahwa tahta besar dati Hwang grup berada ditangannya sebagai putri pertama keluarga itu.
Dia mengorbankan cita-citanya untuk menjadi designer dan belajar tentang bisnis yang sama sekali tidak ia sukai walaupun sekarang ia kuasai. Ia mengorban masa kecilnya ketika teman-teman seusianya bermain ditaman bermain, maka ia bermain diatas pesawat dalam perjalan bisnisnya dengan ayahnya. Sekarang setelah pengorbanannya itu, ayahnya menjadi lebih egois lagi dengan menjadikan dirinya sebagai alat untuk menjalin hubungan persahabatan dan teman lamanya yang telah berjanji bahwa mereka akan menjodohkan putera puteri mereka ketika mereka dewasa nanti.
Ia membawa koper pinknya sendiri keluar rumah mewah miliknya ikuti oleh isak tangis adik nya. Ketika para pelayan memasukan koper beserta barang bawaannya lainnya ke dalam bagasi. Ia menatap adiknya yang tidak mau lepas dari tangannya.
"Sunny kau melukai tanganku." Keluhnya ketika adiknya terus merangkul tangannya dan memohon pada ayahnya untuk membatalkan kepergian kakaknya.
"Sunny, aku harus pergi, bisakah kau tidak menangis, kau terlihat jelek. Lagi pula ini hanya untuk satu minggu dan aku akan kembali."
"Bagaimana bisa kau kembali ketika kau akan menikah dengan pengeran dari alanthas itu. Semua tidak akan sama lagi." Ujarnya sembari terisak.
"Sudahlah. Kau jelek. Aku pergi." Ia mencium adik kesanyangannya itu. Dia terlihat sangat kasar ketika dia mendorong kepaa adiknya untuk menjauh padahal dibalik kacamata hitam yang digunakannya, gadis itu tengah berusaha sekuat hatinya untuk tidak mencurahkan air matanya yang telah ditahannya sejak awal ia menuruni tangga pertama rumahnya tadi.
"Aku pergi mommy, dad." Ucapnya lirih. Wanita 45 tahun itu hanya melihatnya saja, dengan air mata berurai."
"Daddy dan mommy akan datang satu hari sebelum hari pertunganmu. Jaga dirimu baik-baik dan sampaikan salam kami untuk keluaga alanthas." Dia tidak menjawab dengan kata-kata selain hanya anggukan kepala. Ia masuk kedalam mobilnya dan memerintahkan kepada sopir untuk segera membawanya pergi sebelum dia melompat keluar dan tidak akan pergi lagi.
****
"Aku minta maaf...maafkan aku... Vallerie..aku minta maaf..." Entah sudah keberapa kalinya kristal terus mengucapkan kata itu. Vallerie hanya melihat keluar jendela memperhatikan gedung pencakar langit yang sama sekali tidak menarik untuknya.
"Vallerie..maksudku yang mulia tuan putri..bisakah bicara sesuatu aku merasa akan gila kalau kau diam seperti ini. Maafkan aku.aku minta maaf.."
"Harusnya kau pikirkan itu sebelum kau membawaku kesini."
"Sudah kukatakan ini mendesak!" Kristal meninggikan suaranya.
"Sekarang kau membentakku? Pastikan kau menjaga kepalamu jauh-jauh dariku malam ini, karena aku benar-benar akan memotongnya."
Orang-orang yang mendengar pembicaraan meraka berdua pasti akan berpikir bahwa Vallerie adalah anak orang kaya yang sangat angkuh. Hanya dia sudah cukup berbaik hati untuk tidak melempar kristal dari pesawat mengingat kekcauan yang sudah diberikan gadis itu. Memasukkan obat tidur dalam jumlah besar pada minumanya membuatnya hampir over dosis, menyelundupkannya dari bandara seperti narkoba dan sekarang menyeretnya kerumah walaupun dia membawanya dengan audi R8 yang mewah tetap saja dia tidak terima dikhianati seperti ini oleh pengawal yang sudah dianggapnya sebagai saudara sendiri.
"Aku minta maaf ya..maafkan aku.." Kristal masih berusaha ketika mobil tidak membawa mereka menuju mansion mewah alanthas, melainkan sebuah hotel. Vallerie menatap kristal dengan tatapan, 'apalagi sekarang', tapi gadis itu hanya menggeleng polos.
"Aku memaafkanmu. Sekarang ayo pikirkan apa yang terjadi." Keluh Vallerie ketika pengawal berpakaian formal itu memintanya untuk masuk kedalam hotel.
"Aku berterima kasih kau menyelamatkanku. Tapi aku tidak tahu apa yang terjadi." Bisik kristal hanya mengikutinya.
"Saya hanya mengantar anda sampai disini nona alanthas, silahkan teruskan perjalanan dan semoga nyaman." Ujar pengawal itu dan pergi.
Lalu seseorang dengan pakaian formal muncul. Kedua gadis ini mengenalnya, bahkan dengan sangat baik, sehingga mereka bisa tersenyum. Mereka memasuki ruangan yang telah dipesan terlebih dahulu, tapi ini cukup janggal mengingat tidak ada nya penjagaan yang ketat selain pengawal yang mengantarnya tadi.
"Silahkan diminum tehnya." Ucap kepala pelayan Ahn yang sudah sangat tua dan taat tata krama itu.
"Tidak apa-apa didalanya." Sambungnya melihat Vallerie yang melihat sangat lama pada gelas dihdapannya.
"Itu yang dia katakan 24 jam lalu." Wajah kristal langsung memerah karena Vallerie terus saja menyindirnya dengan pedas atas pengkhiantan yang dilakukannya.
"Saya minta maaf mengganggu waktu liburan anda tuan putri Vallerie, tapi ini sangat genting. Sebelumnya silahkan baca surat yang ditinggalkan tuan muda valen." Vallerie membaca surat itu dengan raut wajah yang berubah-ubah membuat kristal tidak tahan untuk mengintip.
"Tuan muda valen kabur dari alanthas?" Teriak kristal mendapat jitakan dari Vallerie. "tapi kenapa? Pertuangan akan berlangsung satu minggu lagi, bagaimana cara menemukannya?"
"Kami juga sedang memikirkan hal itu. Tapi permasalahanya saat ini adalah, bagaimana jika kami tidak menemukannya hingga hari pertunangan tiba. Tidak mungkin membatalkan hal in karena media sudah tahu, dan ini adalah pertemuan terakhir yang dirancang tuan alanthas karena tuan muda valen selalu saja menghindari pertemuan dengan berbagai alasan."
"Lalu apa hubungannya hal ini denganku?" Vallerie masih tidak mengerti.
"Saya ingin meminta bantuan tuan putri Vallerie untuk menggantikan tuan muda valen selama proses pencarian."
"Kau gila!" Dia mendapat tatapan tajam dari wanita paruh baya itu.
"Maksudku bagaimana mungkin, aku bukanlah kakakku, aku tidak melakukan pertunangan itu dan jangan gila bagaimana jika ayah.maksudku presdir alanthas tahu? Aku bisa membodohi semua orang tapi bagaimana dengan orang tuaku? Dengan sekali lihat saja mereka tahu kalau aku adalah Vallerie dan bukan valen."
"Kami akan mengurus tentang itu."
"Wow ini benar-benar hebat, kau akan menikah Vallerie, benarkan? Hahah kau sudah besar ternyata.."
"Kau ingin aku menunjukkan kepadamu bagaimana sudahbesarnya aku dengan mencincang mulutmu itu?" Kristal segera menarik mulutnya kedalam membuat kepala pelayan Ahntidak bisa menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED
Fanfiction"Kenapa? Apakah matahari terbit dari barat hari ini?" Sambungnya. "Tidak tapi ku rasa otakmu agak sedikit bergeser ke barat. Apa kau terbentur sesuatu?" Ia bertanya sembari mengecek kepala gadis itu. "Kau juga tidak demam." Lanjutnya sembari me...