"Kau menghina keluargaku?" Seseorang muncul dari belakang kristal. Dia berbalik menanggapi orang yang tiba-tiba muncul itu. "Aku yang akan bertunangan dan kau sudah memilih cincin?" Dia menarik sudut bibirnya dan tersenyum seperti mengejek tapi itu justru terlihat menggoda dimata kristal.
Lima belas tahun lalu, ketika mereka sedang berjalan-jalan disebuah taman hiburan. Cuaca sangat cerah saat itu, sampai seluruh pengawal yang melindungi mereka dibuat pusing oleh seorang putri yang kabur dari pengawasan. "Haisss, bocah itu selalu saja menyusahkan, kemana lagi dia pergi?" gerutu dan putera mahkota yang kehilangna adik kembarnya. "Kalau aku bertemu dengannya, aku akan merebut mickey miliknya dan menguncinya dalam kamar mandi lalu..."
"Kau! Berhentilah mengomel!" Bentak seorang gadis disebelahnya. "Kau tidak banyak membantu dengan ocehanmu itu." Sambungnya sambil memasukkan snack kedalam mulutnya.
"Kau juga berhentilah makan! Tidak ada yang mau menikahimu jika kau makan terus dan gendut." Sambungnya.
Dia malah tertawa dan mengapitkan tangannya di lengan sang putera mahkota. "Maka kau yang harus menikahiku." Ucapnya sembari tertawa.
Sepuluh tahun lalu saat mereka tengah berada disebuah kerumunan, bukan ornag melainkan binatang, sebelumnya gadis jangkung itu tengah berusaha mengambil mangga, karena dia bisa bisa menyentuhnya ia memanjat pohon, tapi ketika ia berusaha mengambil mangga kakinya tergelincir dan ia terjatuh kepekarangan sebelah. "Uhh, untung saja tidak apa-apa." Ujarnya sembari memegangi lutunya, dan saat itu ia baru sadar bahaya lain menantinya, ia menatap tatapan seekor anjing buldog yang kuat dan liurnya yang menetes. Ia berlari kembali keatas pohon, tapi terlalu sulit hingga ia melompati pagar dan anjing itu juga melakukan hal yang sama. "AAaaaaaa" Dia berlari hingga menabrak tuan muda dan terjatuh bersama.
"Yak kau apa yang..." Herannya sambil membersihkan pakaiannya.
"Nanti saja, lari dulu!" Ia menarik tuan muda untuk berlari bersamanya. "Sepertinya sudah tidak ada." Tuan muda segera menarik tangannya dengan kasar.
"Kalau kau ingin mati, matilah sendiri jangan membawaku!" Bentaknya sembari melepaskan tangannya dari gadis itu. "Akku ini valentine alanthas, berani sekali kau benarikku seperti itu untuk lari. Kau itu perempuan jadi bersikaplah seperti itu, aku yang melindungimu, dan jangan berani untuk lari seperti tadi. Bagaimana kalau terjadi apa-apa denganmu!" Teriaknya membuat gadis itu terdiam. "Heizz! Sudahlah, naik kepunggungku aku akan membawamu pulang." Gadis itu menurut saja.
3 tahun lalu rumah yang biasanya memang tidak pernah damai itu sekarang bertambah ricuh karena perdebatan antara seorang anak dan ayah. "Kalau kau keluar, aku benar-benar tidak akan membiarkanmu sendiri. Kau harus membawa pengawal bersamamu dan melaporkan kegiatanmu padaku."
"Aku bukan anak kecil lagi ayah. Aku hanya ingin sekolah, lagi pula Amerika itu tidak jauh..."
"Kalau begitu..."
"Okey, baiklah, ayah ingin aku membawa pengawal bersamaku, aku akan membawa kristal. Hanya kristal saja, cukup kristal. Aku tidak mungkin tinggal bersama puluhan pria berbadan besar di apartementku, jadi kristal saja cukup."
"Okey cukup." Pasrah sang ayah.
"Aku akan ke Amerika." Ucap gadis itu perlahan sambil menatap langit. Ia tidak berharap banyak, hanya saja terasa sulit meninggalkan tempat ini baginya. Bagaimanapun ia tumbuh disini dan bukan hal mudah untuk hidup terasing sendiri di negara yang jauh.
"Bagus! Pergillah! Aku senang kau dan tikus besar itu pergi! Aku dapat menguasai mansion sepenuhnya. Aku bebas!" Teriaknya sambil tertawa senang dan berlalu meninggalkan tempat itu.
Sekarang setelah kilasan panjang waktu itu, pria itu beridri lagi dihadapannya setelah mengilang dan membuat kekacauan besar. "Baiklah, aku akan bayar ini untukmu, dan kau harus memakainya." Ucapnya sembari menuju kekasir.
"Apa yang kau lakukan?"
"kau tidak lihat? Aku sedang melamarmu." Ucapnya santai membuat gadis itu mematung. "Ya benar, tertawalah sepuasmu, aku menyukaimu, tidak aku mencintaimu. Entah apa yang terjadi pada mataku, puluhan wanita sexy dan cantik tidak menarik lagi bagiku, kau mengambil semua indraku, aku menjadi tuli dan buta karenamu, aku jadi bisu dan lumpuh gara-gara kau. Jadi sekarang ambil cincin itu dan temui ayahku lalu kita selesaikan cerita konyol ini." Ucapnya bergegas ditatap puluhan orang yang sedang berada ditempat itu karena mereka bicara dengan nada yang tinggi.
"Kau baru saja melamarkku?" Ulang kristal.
"Kau tidak dengar?"
"Bagimana bisa lamaran begitu terdengar kasar."
"Aku tahu kau akan menerimaku, dan terlebih lagi begitulah aku."
"Kau percaya sekali, bagaimana kalau aku menolakmu." Valen dan semua orang disana menahan nafas.
"Kau serius menolakku?" Suaranya terdengar bergetar.
"Tentu saja tidak." Jawab kristal sembari memeluknya dan mendapat tepukan tangan dari orang yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED
Fanfiction"Kenapa? Apakah matahari terbit dari barat hari ini?" Sambungnya. "Tidak tapi ku rasa otakmu agak sedikit bergeser ke barat. Apa kau terbentur sesuatu?" Ia bertanya sembari mengecek kepala gadis itu. "Kau juga tidak demam." Lanjutnya sembari me...