"Ugghhh, apa ini?" Vallerie penasaran dalam hatinya.
Kenapa kepalanya merasa pusing, terkahir kali ia merasa seperti ini ia tengah terbang dari Amerika menuju penjara, apa sekarang kristal mengirimnya ke negara lain lagi? Ia membuka matanya perlahan menutup sedikit cahaya matahari yang masuk lewat celah gorden.
"Hmmm apa ini?" Ia melihat rambut bewarna cokelat dibalik selimutnya. Pandangannya turun kebawah, dimana sepasang kaki putih tengah melingkar dikakinya, dan tangan mungil yang dingin tengah memeluknya... tidak mungkin... kristal? Berani sekali dia tidur dikamarku.. tapi rambutnya... vallerie menurukan selimut itu secara perlahan.
"Opppssss" Ia menutup mulutnya untuk tidak berteriak. Tidak val..kau baik-baik saja..sekarang tarik tangamu dan pura-pura baru datang saja... Vallerie menarik tangannya karena sekarang ia sudah bisa membaca apa yang akan terjadi sampai gadis ini menyadari keberadaannya.
"Hmmm.. berhentilah bergerak Mr.Bear..." Gumamnya sembari melanjutkan tidur.
'Mr.bear? Dia kira aku boneka?' Gerutu vallerie masih berusaha menarik tangannya. Ia sudah dapat melepaskan tangannya hingga siku, sedikit lagi dan ia bisa pergi dari sana.
It's a beautifull night....
"Shit!" Mata vallerie terbelalak ia berusaha meraih alarm bodoh yang berbunyi tidak tahu diri itu. Tiba-tiba saja mata itu terbuka. 'Oh no!' Batinnya dan menyentakkan tangannya dengan cepat. Ia menekan tombol asal pada alarm kekanakan itu. Ia heran kenapa kakaknya yang sudah sebesar itu dan sangat gentle menggunakan lagu kekanakan yang keras seperti ini untuk alarmnya.
Setelah berhasil mematikan benda bodoh itu, vallerie kembali berniat menarik tangannya dan pergi, tapi tiba-tiba mata itu terbuka. Terbuka lebar namun hanya menatapnya datar. Vallerie coba menarik sudut bibirnya.
"Aaaaaa!!!!"
Brrruuukkkk!!! Vallerie mendarat mulus dilantai dengan bokong indahnya.
"Kau! Mesum! Apa yang kau lakukan dikamarku!" Gerutu tiifany sembari menutupi dirinya dengan selimut. Melihat itu, vallerie baru sadar sesuatu bahwa ia mengenakan baju yang sangat tipis saat akan tidur. Ia berusaha berdiri dan meraih switer yang tergantung dipintu untuk menutupi tubuhnya.
"Yak! mau kemana kau!" Tiffany malah menariknya dan dia kembali terjerembab ditempat tidur, tanpa sengaja jatuh diatas perut tiffany. Ia mengangkat kepalanya yang jatuh tepat di atas dada tiffany,, mencoba menjelaskan sesuatu,
"Yak! Brengsek! Mesum!" Pllaakk!! Tiffany menamparnya bolak balik.
"Berhenti memukulku! Kau tidak tahu tanganmu itu sangat pedas!" Rutuk vallerie sembari memegangi tangan tiffany dan memohon kedalam matanya.
"Satu hal lagi, ini adalah kamarku! Jadi apa yang kau lakukan disini!" Bentaknya.
"Kau gila! Masuk ke kamar orang dan memukul orang lain!" Ia melihat tiffany tergagap membuat vallerie semakin berani.
"Oo kau pasti benar-benar menyukaiku kan? Jadi kau menyelinap masuk kekamarku untuk mencuri kesempatan? Hehehe sabar ya, sebentar lagi kita akan menikah dan kau bebas melihat wajah tidurku." Ucapnya penuh kemenangan.
"Siapa yang kau bilang menyukaimu! Aku tidak akan menikahimu walau kau adalah pria terakhir dibumi" Tiffany berjalan menuju pintu, tapi valllerie menahan tangannya.
"Kau tidak mau menikahiku, tapi kau bermalam dikamarku. Kau pikir apa kata tetua nanti." Ucanya sembari meyelinap dibalik pintu.
"Uuggghhh!!!" Pllaakk!! Ia menampar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED
Fanfiction"Kenapa? Apakah matahari terbit dari barat hari ini?" Sambungnya. "Tidak tapi ku rasa otakmu agak sedikit bergeser ke barat. Apa kau terbentur sesuatu?" Ia bertanya sembari mengecek kepala gadis itu. "Kau juga tidak demam." Lanjutnya sembari me...