Chapter20. Conversation

1.9K 171 17
                                    

23 September 2005

Hermione cukup terkejut ketika mendapati Harry berada di depan pintu ruang kerjanya walaupun benar dia yang mengundang Harry untuk memenuhi janjinya, namun mendapati sahabat lamanya itu membuat canggung dan nervous.

"Masuklah," kata Hermione mempersilahkan Harry yang masih berdiri di depan pintu kantornya yang terbuka.

Harry sangat nervous, tapi dia memberanikan diri untuk masuk ke ruang kerja Hermione. Hermione mengambil nampan yang kemudian dia isi dengan dua cangkir teh panas kemudian mengajak Harry untuk duduk di sofa di sudut ruang kerjanya. Harry mengambil cangkir teh dan menyusupnya sedikit setelah Hermione mempersilahkan dan menaruhnya lagi di atas meja.

"Hem.. rasanya canggung, ya?" Tanya Hermione dengan nada hampir berbisik

"6 tahun?" Tanya Harry menawarkan.

"Ya, kurang lebih," jawab Hermione mengangguk.

"Hermione…" kata Harry memulai, Hermione bisa melihat bahwa Harry sangat gugup, orang yang mengenal Harry amat tau tanda-tandanya, tangannya saling meremas dan mata Harry bergerak-gerak cepat. "Aku ingin minta maaf padamu," katanya kemudian.

Hermione menawarkan senyum tipis namun tulus.

"Aku juga, minta maaf padamu, Harry. Sedikit atau banyak, aku juga bersalah padamu, juga pada Ron. Dan semua orang yang peduli padaku. Maaf karena aku tidak menyadari lebih cepat," kata Hermione. Hermione merasa sedikit lebih lega ketika mengatakannya, dadanya terasa tidak begitu sesak lagi seperti sebelumnya. Betapa sebenarnya tidak begitu sulit untuk meminta maaf.

Hermione mengambil cangkir dan menyesap tehnya. Harry melakukan hal yang sama. Rasanya amat canggung untuk bicara seperti ini dengan Harry. Beberapa hari belakangan ini, membuatnya berpikir untuk meredakan ego dan kekeras kepalaannya. Meminta maaf kepada Harry adalah langkah awal untuk memperbaiki hubungan mereka.

"Ya. kita sama-sama salah. Aku tau, aku bersalah padamu," kata Harry dengan tekad. "Tapi Hermione, ini terlalu canggung untuk memintamu untuk menjadi sahabatku lagi. Maksudku aku tau, kau adalah sahabatku, tapi setelah apa yang telah terjadi. Walaupun sulit, aku ingin kita bisa seperti du-"

"Kau mengoceh, Harry," kata Hermione memotong.

"Sorry, Hermione," Harry berucap pelan.

"Hm.. Mungkin ini akan sedikit sulit untuk seperti dulu, Harry, tapi aku sama denganmu. Aku masih ingin menjadi sahabatmu," kata Hermione tersenyum manis. dia meletakkan cangkirnya.

"Kau yakin?" Tanya Harry tak percaya.

Hermione mengangguk.

"Kau memaafkanku?" Tanya Harry lagi.

"Kau memaafkanku?" Tanya Hermione balik.

"Tentu saja. tapi apa kau memaafkanku?" kata Harry cepat-cepat. Dia hampir menjatuhkan cangkirnya karena terburu-buru meletakkannya ke meja.

"Aku memaafkanmu," kata Hermione. Harry hampir saja langsung ingin memeluk Hermione, namun tidak jadi dan mereka malah berjabat tangan.

"Kalau saja Ron datang bersamaku," kata Harry senang. ada keringat menetes di pelipisnya.

"Dan kenapa dia tidak datang bersamamu," Tanya Hermione penasaran. Kenapa sahabatnya yang lain tidak datang? apakah Ron masih marah terhadapnya?

"Aku yang mencegahnya. Dia sudah bersikeras untuk minta maaf padamu. Bahkan sebelum kau pergi ke Perancis, tapi aku begitu keras kepala, dan dia tak mau mendahuluiku," kata Harry tak nyaman. Hermione mengerti setelah apa yang dilakukan Ron saat mereka berburu Horcrux dulu, Hermione tidak meragukan bahwa Harry amat takut untuk terlalu percaya pada orang lain. terutama setelah perang, dia amat takut untuk menjadi terlalu dekat. Begitu juga dengan Ron, pada saat itu, Ron masih mengumpulkan kepercayaan Harry padanya, Hermione merasa bahwa Harry tidak 100% percaya pada Ron saat dia kembali. Hal ini membuatnya merasa bersalah. "Hehm… aku minta maaf," kata Harry lagi.

LOVE and PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang