Chapter18. My dear girl

1.8K 174 26
                                    

"Dephne?" Tanya Draco terkejut.
Ketika peri rumahnya memberi tau bahwa dia kedatangan tamu, Draco tidak menyangka bahwa dia adalah Daphne Greengrass. tapi yang membuatnya lebih terkejut adalah penampilan Daphne. Jubahnya masih sama lurus dan rapi, rambutnyapun terikat rapi dan cantik, tapi wajahnya tak bisa menutupi beban yang sedang dirasakan dan sebentar lagi akan ditumpahkan padanya.

"Draco…" jawab Daphne lirih.

"Ada perlu apa? tidak biasanya kau datang tanpa pemberitahuan!" kata Draco penasaran.

"…"

"Kau perlu aku me-legimensmu?" Tanya Draco tak sabar. Mungkin Malfoy memang tak pernah menjadi orang yang sabar, tapi please kau tak mungkin bertamu hanya untuk duduk dan diam terpaku.

"Draco. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu," kata Daphne lirih, jari-jarinya saling bertautan menandakan kegugupannya.

"Sesuatu yang sangat penting tampaknya," balas Draco malas.

"Yap," jawab Daphne singkat.

Draco menghitung dalam hati selama sepuluh detik, namun tampaknya temannya itu tak akan kunjung bicara dan itu membuat kepalanya pusing.

"Kau perlu mengarangnya dulu sebelum menanyakannya padaku?" Tanya Draco jengkel.

Daphne menarik nafas panjang dan kemudian mengumpulkan keberaniannya dan berkata "Draco apakah benar Theo memiliki anak dengan Hermione?"

Draco agak tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar. "Maksudmu?" komentar Draco tak paham.

"Aku mendengar dari Blaise dan dia mendapatkan info dari beberapa kolegannya. ehm.. anak Theo dan Granger adalah anakmu!" kata Daphne.

"Ya. Alexander adalah anakku," kata Draco bangga namun juga hati-hati, belum tau ke mana arah pembicaraan ini akan berakhir. "Adrian sedang mengurus berkas-berkas yang diperlukan," tambahnya.

"Dan.. anak kedua mereka? mereka memiliki dua anak kan?" Tanya Daphne lagi, Draco menilai kali ini temannya itu agak tidak sabaran.

"Tidak. Alexander adalah anakku dan Hermione, kalau kau masih mengingat beberapa memori sebelum kita lulus dari Hogwarts. Louise kalau aku tak salah anak kedua Hermione," jawab Draco kecut. dia tak terima kalau Alexander dianggap bukan anaknya.

"Oh.."

Oh? hanya itu? Draco tidak mendorong lagi. dia benar-benar bingung dengan arah pembicaraan ini. dia pasti akan mendapatkan informasi, tapi dia bukanlah pemaksa dalam hal ini, Draco selalu berlaku layaknya Slytherin.

"Apakah anak itu, benar-benar anak Theo?" Tanya Daphne lagi, keheningan itu tampak canggung. Daphne memerlukan informasi namun Draco tidak akan dengan suka rela memberikannya tanpa dia mengetahui kemana tujuannya itu.

"Kenapa kau menanyakan hal itu?" Tanya Draco tidak nyaman, "Tentu dia anak Theo," tambahnya lagi. memikirkan kalau Louise bukan anak Theo membuatnya tak nyaman. lalu anak siapa? siapa lagi pria yang pernah bersama Hermione. memikirkan hal itu membuatnya panas. Atau mungkin itu bukan anak mereka berdua? pikir Draco, tapi dia juga ragu.

"Maksudku, benar-benar anak kandung Theo?" Tanya Daphne, pertanyaannya semakin aneh.

Draco menaikkan satu alisnya. dia juga merasa tak yakin. dia mengingat-ingat lagi apa yang kirannya akan menegaskan argumennya. "Ya… Matanya abu-abu," jawab Draco yakin.

Daphne mengerutu dan menampakkan ekspresi jijik.

"Ada apa Dephne?" Tanya Draco terkejut. Dia tak pernah melihat Daphne begitu gambling menampilkan ekspresi wajahnya seperti barusan.

LOVE and PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang