⬛️ melody - f o u r ⬛️

163 9 1
                                    

Melody dan Ryuga kembali ke kelas saat istirahat pertama berbunyi. Regan segera saja menghampiri mereka berdua.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, sesekali Ryuga teringat akan perkataan Melody tadi. Kamu menarik, aku suka. Baru pertama kali, Ryuga bertemu gadis sepolos Melody yang segampang itu mengucapkan sesuatu seperti itu.

Ryuga menggeleng tidak mengerti, tidak habis pikir. Memikirkan perkataan Melody lagi, perut Ryuga terasa tergelitik, entah kenapa.

Saat melewati perpustakaan, tiba-tiba Regan muncul.

"Dari mana?" tanya Regan, dingin. Bukan jenis suara yang biasa Melody dengar. Melody sendiri bergidik mendengarnya.

"Dari..,"

"Kemana pun, dia aman kali kalau sama gue. Gak usah takut gitu," Ryuga menjawab pertanyaan Regan. Itu refleks. Ryuga sendiri kaget ia berkata seperti itu. Mungkin, itu karena nada suara Regan yang membuatnya berkata seperti itu. Entahlah.

Melody sontak menoleh ke arah Ryuga. Kaget dengan ucapan yang lelaki itu ucapkan. Tapi Ryuga tampak tak sadar.

"Lo tau apa tentang Melody, sih?" Regan menatap Ryuga tajam, masih dengan nada dingin yang sama.

Melody tak mengerti harus melakukan apa. Ia bahkan tidak pernah melihat Regan seperti sekarang. Rasanya, menakutkan. Melody akhirnya hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Gue emang gak tau," jawab Ryuga. "Tapi, gue bakal segera tau." Lalu, Melody melihat sepatu lusuh milik Ryuga berjalan menjauhinya dan Regan.

Melody mendongak. Sekali lagi, gadis itu terkaget atas ucapan Ryuga.

Tapi gue bakal segera tahu.

Secara gak langsung dia bilang dia bakal nyari tau tentang aku gak, sih? batin Melody, berharap ada suara dengan lantangnya berteriak 'ya'.

"Melody," suara Regan menyadarkan Melody.

Perlahan, ia menoleh dan menatap Regan yang sedang memandangnya tajam. "Y-ya?"

"Jangan deketin dia lagi."

"Loh, kenapa?"

"Aku bilang, jangan. Ngerti, 'kan? Udah, ayo ke kelas." Regan menarik tangan Melody menuju kelas.

Diam-diam, Melody membatin, tapi aku gak mau jauhin dia, Re. Mungkin, ini di mana aku udah gak bisa turutin kata-kata kamu lagi. Sorry.

***

Melody menatap langit-langit kamarnya yang di tempeli bintang-bitang glow in the the dark. Tidak tahu harus berbuat apa.

Pikirannya malah melayang pada kejadian di sekolah. Ia lantas mengingat Ryuga.

Ryuga lagi kerja gak, ya, ia bergumam dalam hati.

Tahu-tahu satu ide muncul dalam kepalanya. Cepat-cepat ia bangun, mengganti seragamnya dengan celana jean hitam pendek dan kemeja putih kebesaran.

Ia mengambil iPhonenya, lalu keluar dari kamar.

Sampai di pintu depan rumah, supir pribadinya, Pak Yus, sedang menyeruput kopinya.

"Pak Yus," ucap Melody.

Pak Yus yang melihat Melody, cepat-cepat berdiri. "Ya, non, ada apa?"

"Anterin aku ke pizza hut depan kompleks dong, Pak," jawab Melody.

Pak Yus mengangguk, cepat-cepat membukakan pintu mobil untuk Melody. Melody masuk dan menggumamkan kata 'terima kasih'.

Tak sampai lima belas menit, Melody sampai di tempat tujuannya. Tentu saja, ide Melody adalah untuk datang ke tempat kerja Ryuga—dan rencananya, ia ingin mengajak Ryuga jalan-jalan. Entah, kemanapun.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang