prologue

514 62 12
                                    

Sudah dua jam. Tapi pihak manapun belum ada yang mengabariku tentang hal ini. Tentang selamat atau tidaknya kedua orang yang sangat aku sayangi.

Menangis? Air mataku sudah habis. Sepertinya ini sia-sia. Menunggu dan berharapkan seseorang mengatakan "Jos, mereka selamat." Karena jelas dari rekaman kejadian itu, sudah bisa di pastikan mustahil ada yang selamat.

Aku mengingat beberapa tahun lalu, mereka sibuk bekerja, menelantarkan aku. Hanya ada aku, dan mereka —dua orang yang aku cintai. Aku ingat saat aku dibelikan boneka oleh mereka, aku ingat saat aku menangis dan mereka memelukku. Aku tersadar, kalau aku tidak sendiri, walaupun aku sering merasa demikian.

Telepon rumahku berdering. Mengagetkanku yang sedang larut dalam kenangan masa lalu. Untuk ke 3 kalinya dalam hari ini, aku mengangkatnya dengan tangan yang bergetar.

"Halo?"

Suaraku serak. Pipiku basah.
Dan aku merasa waktu berhenti saat penelepon bilang kalau mereka dipastikan telah tiada.

Kini, aku benar benar sendiri.
Dan aku tidak tahu apakah itu awal yang buruk atau baik.

The Hills. [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang