Ten.

129 13 4
                                    

Ini adalah yang kedua kalinya, telepon Jossy berdering. Lagi-lagi ia terbangun. 

Wanita itu melihat caller id yang tertera di layar ponselnya. Ia kembali berdecak, Carter.

Dirinya bukan kesal karena perilaku Carter. Bahkan lelaki itu belum berbuat salah apapun kepadanya hari ini. Yang membuat dirinya kesal adalah karena Carter mengganggu tidur nyenyaknya.

Jossy segera keluar dari kamarnya, lalu menganggkat telepon dengan sangat kasar.

"Halo?" wanita ini mendesis namun pelan.

"Oh, hai Jossy."

"Carter, ada apa?"

"Tidak-tidak. Apakah lelaki sialan itu ada dikamarmu sekarang?" tanyanya lalu beberapa detik kemudian tertawa. 

"Apa yang kau bicarakan, sih?" Jossy kesal. 

"Kyle," Carter menelan ludahnya. "Kyle ada bersamamu kan? Kenapa dia mengkhianati kakaknya?!" Carter membentak Jossy. Membuat Jossy sendiri kaget.

Jangan-jangan lelaki ini mabuk.

"Carter, kau ada dimana?" tanya Jossy dengan serius.

Carter malah tertawa muram. "Um.. dimana ya? Well, kalaupun aku memberitahumu, apakah itu penting bagi dirimu?"

Jossy menelan ludahnya sebelum menjawab. "Tidak, tapi sekarang iya."

"Kyle."

"Ada apa dengannya?"

"Dia tahu aku ada dimana, sudah dulu ya, Jossy sayang! Ingatkan padanya agar pakai pengaman! Hahahaha!"

Berengsek.

Telepon diputus.

Ini mungkin gawat. Jossy yakin sekali Carter mabuk berat, dan ia berada di club. Namun wanita itu tidak tahu nama club yang sekarang disinggahi Carter.

flashback on.

"Jossy, aku penasaran, kapan pertama kali kau meminum alkohol?"

Jossy agak kaget mendengar pertanyaan Sharon. Wanita itu tersenyum. 

"Saat aku berumur 12 tahun, aku tidak sengaja meminum champagne ayah. Lalu aku sengaja meminumnya saat berumur 17 tahun," Jossy menatap langit-langit kamarnya. Sharon tertawa kecil. 

"Aku pernah minum alkohol. Ternyata rasanya tidak begitu enak, atau memang jenisnya yang tidak enak?"

"Kapan?"

"Waktu itu aku diajak oleh Kyle dan Carter ke Skybar, Shore Club di Collins Ave. Aku penasaran bagaimana rasanya, akhirnya mereka berdua memperbolehkanku," ucapnya sambil memamerkan giginya kearah Jossy. "Itu adalah club favorit Kyle dan Carter."

"Kenapa kau tahu?"

"Mereka yang bilang," Sharon menelan ludahnya. "Katanya, cinta pertama Kyle berakhir di bar ini."

Flashback end.

--

"Jadi kenapa aku bisa tertangkap? Payah sekali, bodoh."

Jossy menghela nafas kesal saat berhasil mendapatkan Carter. Lelaki itu ada di meja bar, sudah dalam keadaan tidur pulas walaupun live music disana masih ada.

"Yang bodoh itu dirimu," gumam Jossy.

"Kyle," Carter menoel bahu Jossy. "Kau tau dimana si sialan itu berada?"

"Ti-tidak," Jossy menelan ludah. 

Tolong, jangan ketahuan.

"Dasar anak bodoh, bukan adikku. Payah," Carter mengomel lagi. Jossy hanya bisa menghela nafas. 

"Ada apa dengan Kyle?" Jossy bertanya. "Mungkin saja aku bisa memberitahunya, jika aku bertemu."

"Kenapa ya? Umm ku beri tahu satu hal, ya ... ini bukan urusanmu."

Kalau kau tidak mabuk, kau aku turunkan disini, sekarang! 

--

The Hills. [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang