Aku menoleh keasal suara, ternyata itu Mr. Adamiel Frost. Dan disampingnya mungkin anaknya. Eh tunggu.
Itu anak yang menabrak mobilku tadi Kenapa bisa disini?! Sementara, raut wajah anak itu tampak tenang dan cuek. Biasa saja. Bagaimana bisa?
Aku menjabat tangan Mr. Frost. Ia mempersilahkanku duduk kembali. Namun aku tetap memperlihatkan tatapan bingung.
"Hi Miss. Warner, Ayahmu sering bercerita tentangmu kepadaku." katanya ramah. Aku mengiyakan.
"Tentu, Ayah saya juga sering bercerita tentang anda kepada saya. Oh iya jangan panggil saya Miss. Warner, Mr Boleh panggil saya Joselinn atau Jossy. Begitu 'kan, lebih akrab?" Aku dan dirinya sama-sama tertawa. Mr. Frost mengangguk tanda mengerti.
"Joselinn juga jangan panggil saya Mr." Katanya. Aku mendadak bingung, jadi aku memanggilnya apa?
"Panggil saya papa juga boleh. Kamu kan calon menantu saya, ah kamu ini gimana." Mr. Frost tertawa. Tunggu.
Apa? Calon menantu? Siapa yang akan menikah?
Aku menelan ludahku, "Pardon, tapi saya tidak mengerti maksud Mr. Frost."
Mr. Frost dan anaknya berpandangan. Bedanya, tatapan anaknya tidak peduli sedangkan Mr. Frost terlihat bingung.
"Joselinn, memangnya ayah mu belum bilang?" Tanya Mr. Frost lembut. Aku menggeleng. Apa yang terjadi sebenarnya?
"Mr. Eugene sepakat untuk menjodohkan kamu dengan anak saya, Carter Frost." Dia menunjuk laki-laki yang tadi menabrakku.
Seriously?
"Ta-Tapi..." aku mendadak bingung. Freeze.
"Uhm, begini-begini, bagaimana kalau kamu dan anak saya, Carter kenalan dulu? Saya Tinggal. Nanti kalau dinnernya sudah siap, saya akan kembali lagi."
Aku tidak mengangguk, tidak juga mengiyakan.
Tapi, Mr. Frost benar-benar pergi, meninggalkan aku dan anaknya di ruang makan itu.
"Gak usah bengong, gak usah sok kaget juga."
Cowok berambut hitam legam itu membuat aku kaget. aku menatapnya sambil menyipitkan mata, "Perbaikkin mobil gue," aku menelan ludah. "Lo udah jan--"
"Gausah diingetin elah. Gue masih inget. Iya nanti gue ganti." ucapnya dingin. Loh anak ini, kenapa?
"Kok lo sewot sih? Gue cuma takut lo lupa."
"Cewek berisik ya. Bawel." blasnya tanpa melihat kearahku. Cowok didepanku ini meneguk champagne didepannya.
Sombong sekali.
Aku tidak membalas omongan Carter. Aku lebih memilih memainkan telepon, melihat jam, dan meminum champagne milikku.
"Lo," Carter menelan ludahnya. "Setuju sama perjodohan ini?"
"Of course not." aku membalas cepat. "Gak mungkin gue setuju sama perjodohan ini, gue ga kenal lo, terlebih lo bukan tipe gue."
"Ya gue juga sama."
"Terus, kenapa ini terjadi? kenapa ada dinner begini?" tanyaku memelas. aku sudah ingin pulang.
"Kepo banget sih lo."
Ah dasar cowok menyebalkan.
--
"Jadi, kalian sudah saling mengenal kan?"
Aku menatap mata biru milik Carter. Wajah carter seolah mengatakan "Please, bilang 'iya'"
Dan pada akhirnya... Aku mengangguk.
"Hahaha, bagus-bagus. Anak muda cepat ya. Tidak seperti saya dulu." Mr. Frost tertawa. Aku tersenyum paksa.
Apanya yang cepat, Mr. Frost? Anakmu itu sangat menyebalkan. Lagipula aku belum mau menikah. Aku masih terlalu muda untuk itu.
Setelah dinner kami habis, aku diperbolehkan pulang. Menurutku, Mr. Frost adalah orang yang baik, kelihatannya dia tidak terlalu memaksa akan perjodohan kami. Walaupun dari matanya, aku tahu dia sangat menginginkan perjodohan itu.
Dinner tadi berlangsung lancar, kami banyak bertukar pikiran dan bercerita. Yang diam saja hanya Carter. Aku tidak tahu kenapa, dan memang aku tidak mau tahu.
Siapa Carter untukku? Apa pentingnya? Manusia menyebalkan.
"Carter, antar Joselinn pulang ya."
Setelah menabrak mobilku, menjawab pertanyaanku dengan tidak sopan dan jutek, dan dia sekarang akan mengantarku pulang. Ide yang buruk.
Sangat buruk.
"Mr. Frost, tidak apa-apa, Jossy naik taksi juga bisa--"
"Ah, masa calon menantu saya naik taksi? Sudah cepat sana. Carter, antar Joselinn."
"Thank you so much for today, Mr. Frost." aku menjabat tangan Mr. Frost. Beliau tersenyum senang.
"Anytime, darl."
Aku, akhirnya keluar dari rumah super megah ini. Ah, lega rasanya.
Tapi, masalah barunya akan muncul setelah ini.
--------
Hi. Chapter 2 ini gue buat agak panjang daripada chapter 1, dengan kata lain sebagai maaf karena updatenya lama :)
Karakter Joselinn Warner disini gue buat sebagai Anak perempuan feminin yang pintar dan tangguh, kayak strong woman gitu deh hehehe.
btw, gue kasih tau ke kalian supaya kalian lebih mengerti karakter dari tokoh-tokoh yang ada disini. gue takut penokohan yang gue buat masih belum matang jadi kalian gak terlalu dapet karakter sifat dari setiap tokohnya.
Oh iya, gue menggambarkan fisik tokoh Carter Frost itu sebagai cowok berrambut hitam yang agak panjang, bermata biru. ini persis sama gaya rambut dan mata Young Paul Walker. i love and miss him so fucking much HEHEHE. tapi Rambut paul harusnya Blonde gitu kan, nah disini Carter rambutnya hitam. karena pas buat karakter ini gue agak bingung castnya mau siapa, paul tau Leo. kalau leo, wajahnya terlalu manis untuk jadi peran orang yang jutek kaya carter lol. so jadilah cast nya paul walker. tapi rambutnya gue jadiin warna hitam (kayak rambutnya leo yang sekarang hehehe) Dan Leo bakalan ada di cerita ini as Kyle Frost! tunggu aja giliran munculnya ya!
but i know guys sifat leo paul carter dan kylie gak sama. jadi gue cuma gambarin fisik tokoh di cerita ini, dan jadilah mereka. hehehe.
nah kalo kalian suka sama cerita ini tolong hargain gue yang nulis dengan cara vote dan comment. kalo bisa bantu share juga ya biar teman teman sodara atau adik bahkan akak kalian juga pada baca.
thankyou.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hills. [SLOW UPDATE]
Romance22 Tahun Joselinn 'Jossy' Warner, anak dari pasangan Eugene Warner dan Felicia Warner, sekaligus pemilik baru perusahaan keluarga, Green Port Technology. Jossy yang belum memikirkan masalah cinta, harus menerima kalau ayahnya telah menjodohkann...