Three.

175 44 13
                                    

"Your dad didn't tell me anything about you, Mr. Frost." ucapnya. "You sure?" 

Nama gadisnya Marie Warner. Namun sekarang sudah berganti menjadi Marie Hopkins. Dia satu-satunya bibi yang aku punya. Karena memang Ayahku Eugene Warner hanya mempunyai seorang adik perempuan, yaitu Aunt Marie.

"That's okay auntie, i can handle it by my own." aku tersenyum. Yah walaupun ini agak berat. Ralat, sangat berat. Tapi aku harus membuatnya percaya dan yakin kalau keponakannya ini sudah besar, bisa mengurus masalahnya sendiri.

"Kalau ada apa-apa, telepon bibi ya." katanya lagi. tangannya mengusap rambutku perlahan. "I'll miss you," Lanjutnya. Dia memelukku untuk yang terakhir kalinya. Aku membalas pelukannya. Entah kenapa rasanya hangat, sama seperti pelukan ibuku.

Sekarang, Aunt Marie-ku ini harus pergi ke Las Vegas, kembali ke tempat suami dan anaknya. 

Dan itu artinya aku akan sendiri lagi di Miami. 


--


Author's Pov

Carter menatap pemandangan indah sore hari ini. Ditemani angin yang berhembus agak kencang membuat rambutnya yang hitam agak bergoyang. Ia menghisap vape-nya dalam-dalam, lalu mengeluarkan asapnya tepat di depan wajahnya sendiri, seakan menyapu pandangannya.

"Be careful bro. Jangan sampe lo sakit lantaran kelamaan nge-vape." 

Carter mengangkat badannya, lalu menoleh. Mencari sumber suara yang tadi meledeknya. Yap that's Kyle.

"Kenapa lo disini?" 

"Yaah, nyari angin. Ini juga resort gue." Tanggap cowok ber-rambut blonde itu santai. Ia menghisap rokok batangannya dalam-dalam. "Cantik juga."

"Apanya?"

"Your" ia menghembuskan asap rokoknya, "Future.. fiancee

What does he mean?  Carter membatin. Bertanya pada dirinya. Namun ia mencoba untuk tetap tenang. "Ambil aja gue gak tertarik." jawabnya tak acuh.

"Wow, cepet banget." ledek Kyle lagi. Nadanya agak menantang. "Ya kan gue izin dulu. Kalau gue salip lu marah, eh?"

"So?" Carter menatap Kyle dingin. 

Dibalasnya Carter dengan tawa yang hambar, "Mungkin, gue bukan pewaris perusahaan. Tapi bukan berarti gue bisa dapetin dia." 

"Silahkan ambil, Kyle. Gue gak tertarik."

Kyle menatap Carter, "Okay, okay. Tapi jangan nyesel ya kalo saat lo mulai tertarik sama dia, dia udah sama gue." Ucapnya serius. Ia menepuk pundak kakaknya,"Adiós."

Carter tetap diam. Diam menatapi matahari yang perlahan terbenam.


--


"Kyle?"

Mr. Frost menghampiri anaknya. Tampaknya, anak bungsu nya sedang sibuk.

"Hmm.. Papa?" Kyle berhenti melakukan aktivitasnya, membersihkan koleksi koinnya.

"Tolong jemput Jossy." pinta ayahnya. 

Dan itu membuat Kyle bingung. Alisnya bertautan.

"Papa harus pergi ke Los Angles lagi. Ketemu klien besar," ucapnya. "Papa nitipin Sharon sama Jossy."

Kyle lantas bertanya lagi, "Loh papa? Jossy itu 'kan, calon tunangannya Carter. Jadi kenapa harus menitipkan Sharon kepadanya?" 

Mr. Frost menghela nafasnya, "Papa ingin Sharon dan Jossy dekat. Jossy juga setuju kalau Sharon bersamanya untuk beberapa saat." ia tersenyum.

Kyle tidak menjawab, melainkan mengangguk. Lalu pergi menjemput Jossy di MIA. Ayahnya bilang, Jossy ada disana karena habis mengantar kepergian bibi-nya ke Las Vegas.


--


Back to Jossy's / Joselinn's Pov.

"Miss Joselinn Warner?" 

Aku melihat sosok yang memanggilku. Laki-laki berambut blonde agak panjang, tinggi sekitar 170 cm, memakai kaos longgar berwarna merah dan jeans abu-abu.

Who is this cute guy? Apakah ini, Kyle Frost?

"Umm.. you should be.. Kyle Frost?" aku menebak, ia tertawa. Aku berjalan mengikutinya.

Kyle Frost, Saudara kandung Carter Frost & Sharon Frost serta anak kedua dari Mr. Adamiel Frost. Dia adik Carter, yang katanya calon tunanganku. Ah baru beberapa saat aku lupa akan hal itu.

Aku masuk ke mobilnya. Mungkin yah, ini mobil pribadinya. Toyota Prius berwarna silver yang cantik. Dilihat dari dalamnya, sepertinya mobil ini masih baru.

"So, how was your day?" Kyle membuka pembicaraan.

"So far, it was awful." jawabku jujur. 

"I'm really sorry, Miss Warner." 

Aku tertawa mendengar panggilannya untukku, "That's okay. By the way.. Do not call me 'miss' please. Call me Jossy." ucapku ramah.

"Oh sure.

"Kyle, bagaimana sifat kakakmu ketika di rumah?" Aku berbicara spontan. Melihat raut wajah Kyle dari kaca, aku langsung bingung. "I-i-i mean.."

Kyle tersenyum, "Hahaha, he's.... stubborn." jawabnya. "Banyak yang bilang kalau dia itu galak, dingin." 

"Ternyata dia memang begitu ya? Kau tahu? dia pernah menabrak mobilku." kataku pada Kyle. Ia tertawa, "Maafkan kakak-ku ya, dia memang menyebalkan."

Kami tertawa. Selama perjalanan, banyak sekali yang kami obrolkan. Walaupun aku baru mengenalnya, dia sangat ramah. I mean, his personality is totally different with his brother. Kyle ramah, manis, suka tersenyum.Sedangkan Carter? dingin, jutek, dan kelihatannya agak sok.

Totally, different.


--


bersambung lagi!

oke yang masih bingung dengan penokohan Carter di cerita ini, personalitynya segala macem, aku ambil campuran dari physical appearances nya Leonardo and Paul. Personalitynya lain sih dari mereka berdua TAPI aku pake horoscopenya Leonardo yaitu scorpio. 

untuk tokoh Kyle aku pake fisik asli young leonardo dicaprio. jadi bukan campuran dari artis/tokoh siapapun ya!

find me on :

ig & twitter : @ namiramdd / snapchat : namiramd

ask fm : @namiraamd 

thankyouu!



The Hills. [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang