Eight.

94 16 8
                                    

Kyle Frost : Apakah aku mengganggumu?
Jossy Warner : Sedikit? Entahlah. Aku badmood. 
Kyle Frost : Cobalah buka ini, aku pikir kau akan menyukainya
https://9gag.com/gag/xxxxx
Jossy Warner : Tidak berminat, maaf. 
Kyle Frost : Sorry. Jadi apa yang bisa aku lakukan agar mood-mu kembali naik? 
Jossy Warner : Entahlah. 
Kyle Frost : Kau ada dimana?
Jossy Warner : Apartemenku yang didekat rumahmu.
Kyle Frost : Bukankah kau bersama kakakku? 

Kyle Frost : Aku kira itu yang menyebabkan mood-mu kurang baik.
Jossy Warner : Memang iya. Tapi aku sudah pulang duluan. Alasan aku kurang enak badan. Padahal aku malas bersama kakakmu. 
Jossy Warner : Dia memperparah suasana, membuatku kesal.
Jossy Warner : Aku sangat bersyukur aku belum menonjok siapapun hari ini :) 
Jossy Warner : Oh maaf, Kyle. Aku mengoceh sendiri. 
Kyle Frost : Tidak apa-apa. Sebetulnya hubunganku dengan kakak akhir-akhir ini memang tidak baik. Dan kuakui, dia memang sangat menyebalkan. 
Kyle Frost : Aku minta maaf ya?
Jossy Warner : Bukan salahmu. Emosiku juga sedang tidak teratur. I'm on my period rn.
Kyle Frost : I see.

Kyle Frost : Sudah makan? 
Jossy Warner : Belum. Aku sangat malas.
Kyle Frost : Apa makanan kesukaanmu? 

Jossy Warner : Kau tidak akan kesini setelah aku memberitahumu, bukan? 
Jossy Warner : Chicken wings. Sudah lama aku tidak makan chicken wings.
Kyle Frost : Tentu saja. Kau calon kakak iparku. 
Jossy Warner : Aku belum memikirkan soal itu. 
Kyle Frost : Oke-oke. Maaf sudah mengganggumu, Jossy. 

--

Ini buruk. Perut bagian bawahku makin sakit. Ngilu, entah apa namanya. Yang jelas ini sangatlah menggangu. 

Aku semakin kesal saat Kyle mengirimi pesan seperti tadi. Rasanya aku ingin menonjok atau melempar semua perabotan yang ada disini. Namun dibatalkan karena aku ingat aku membelinya dengan uang. 

Aku pengusaha yang menghargai hasil, bukan? 

Oke, lupakan. Aku kesusahan sekarang. Apa yang harus aku tonton? Dari kemarin aku sudah menonton netflix, bosan. The Voice juga, bosan. 

Ting tong ... 

Aku menghiraukannya. Di apartemen ini banyak anak kecil. Paling orang iseng. Aku juga tidak merasa mengundang orang ke sini.

Apakah karena kalimatku yang barusan, aku bisa dibilang sarkastik? Tidak juga. 

Ting tong ... 

Astaga, apakah pemencet bel itu ingin merasakan omelan kecilku? Atau jangan-jangan, dia fans ku? Oke, aku hanya bercanda. 

Aku mengintip dari pintu. Seorang lelaki bertopi merah, jaket merah dan celana hitam yang menundukkan kepala sambil membawa plastik berukuran besar berisi entah apa sedang berdiri di depan pintu kamar apartemenku. 

"Siapa ya?" aku agak berteriak agar dia mendengarku.

"Pizza XXX." 

"Tapi saya tidak memesan pizza," 

"Ayolah, Jossy. Ini Kyle," cowok itu membuka topinya dan mendongak. Setelah melihat wajahnya, aku  langsung membuka pintu.

"Ada apa?" 

"Aku hanya bercanda. Habis tadi sudah ketahuan 'sih, maaf," ucap Kyle. Ia tersenyum sambil menyerahkan plastik berisi pizza itu.

"Dimaafkan. Tapi bukannya aku bilang aku suka chicken wings?

"Ada juga didalam sana, tenang saja." Kyle memamerkan giginya. "Jadi, aku tidak disuruh masuk?" 

"Ah, maaf. Masuklah." 

--

"Ayolah, naik kemari," tanganku mengisyaratkan Kyle agar naik kekasur, duduk di sebelahku. Setelah tiga kali meminta, akhirnya ia menurutiku dan naik kekasur. 

Cowok bermata biru itu mencomot pizza yang berada di tengah-tengah kami. Sepertinya Kyle juga lapar.

"Fuck," aku tiba-tiba meringis dan menyumpah. Membuat Kyle kaget. Tapi percayalah aku tidak sengaja. Tidak berniat. Itu hanya kebiasaan burukku. Menyumpah saat kesal atau kesakitan. "Sorry." 

Kyle menaruh pizzanya dimeja kecil sebelah kasur. "Netflix and chill?" tawarnya.

Aku terdiam. Ingin menolak, namun tidak enak. 

"C'mon, Jossy," pintanya. "Anggap saja ini permintaan maaf karena tadi aku membuatmu kesal."

"O-okay," aku memutar bola mataku lalu menaruh chicken wings milikku di meja kecil yang ada di kananku. Lalu aku mengambil selimut yang tepatnya ada di ujung kaki. Setelah Kyle dan aku masuk kedalam selimut, barulah kita berdiskusi.

"Bagaimana kalau jangan menonton netflix? Bosan. Sungguh," ucapku sambil nyengir. Kyle tertawa.

"Jadi?" 

"AGT?" 

"Oke," Kyle menaikkan kedua alisnya secara cepat sambil tersenyum. Aku juga tersenyum lalu segera mencari posisi terbaikku. Sementara, Kyle memindahkan channel-nya.

Lima belas menit aku menonton, aku sudah tidak nyaman. Kenapa karena perutku sangat amat sakit. Kakiku tidak bisa diam sedaritadi. 

Entah Kyle sadar atau tidak, aku harap tidak. Aku malu. 

"Perutmu masih sakit?"

Aku salah.

"Sangat."

"Cuddle maybe?" 

Aku diam lagi. 

Oke, bagi kalian yang bingung, dia adalah adik dari seseorang yang kabarnya dijodohkan denganku. Walaupun aku belum resmi dengan kakaknya, entah kenapa aku merasa ini salah. Tiduran seranjang dengan 'calon adik ipar'. 

"Jossy?" 

"Ah maaf." 

"Ayolah, aku memaksamu." 

Aku memutar bola mataku dengan cepat. Kyle memakai jurus puppy eyes dan cute face nya. Dan aku bersumpah demi apapun, dia lucu sekali.

Aku mengingat satu penekanan, aku belum resmi dengan Carter.

Aku tertawa. "Rahasiakan ini dari Carter, ya?"

Kyle tersenyum, lalu tertawa. "Yes. Baiklah." 

Aku mencari posisi nyamanku. Kepalaku berada di bahu Kyle. Badan kami dekat, bahkan aku bisa merasakan panas tubuh Kyle, aku mendapat hangatnya. Aku juga bisa mendengar deruan nafas Kyle. 

"Kalau begini, bukan netflix and chill namanya?" 

"America's Got Talent and chill," aku meledek sambil memeletkan lidah. Kyle tersenyum.

"Dasar," lelaki berambut blonde agak panjang itu mengacak-acak rambutku sambil memasang duck face.

---

Akulah sang penulis malam, ha ha ha
Vomments ya. btw baca cerita gue yg baru judulnya 'Sayang?' cek aja di works yakk :-)
castnya Luke hemmings loh :)

-Nam.

The Hills. [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang