Siska membawa minuman dingin itu dengan pelan.Di sana, tepat 4 meter dari dirinya berdiri Mike sedang duduk tenang.
Siska menghembuskan nafas pelan.
"Maaf, Mike, cuma ada ini" Ucap Siska pelan.
Mike mengangguk. Baru saja Siska akan meletakkan nampanya kembali, Mike menarik lengannya.
"Kamu bisa siap siap? Aku mau ajak keluar" Ucap Mike. Siska berpikir sebentar, lalu mengangguk.
"Eum, oke"
...
Selagi Siska bersiap siap, Mike meliarkan matanya menatap keseluruh ruang. Memang tidak megah, tapi Mike suka. Nampak lebih sederhana.
Mike keluar, Mike mendengar ketukan pintu.
"Siska gu..- Lah?"
Mike menatap datar. Tangan sebelah kirinya berada di saku celananya.
"M-ma-af pa..-"
"Siska gak ada, kamu boleh pulang" Usir Mike sinis. Rio menelan ludahnya gugup. Dalam hati dia merutuki kedatangannya ke apartemen Siska.
"Ostogeh, niat hati ingin jauh dari omelan mami, malah sekarang gue harus dapat tatapan mematikan disini" Pikir Rio.
Rio tersenyum canggung. Lalu dengan tangan agak gemetar Rio mengambil buku milik Siska di tas ranselnya.
"Nitip buku milik Siska ya paman?" Ujar Rio sambil menyodorkan buku milik Siska.
"Heum, kamu boleh pergi" usir Mike tanpa basa basi.
Rio mengumpati Mike dalam hati.
Baru saja akan melangkah pergi suara Siska memasuki indra pendengaran Mike dan Rio.
"Eh? Rio?"
Rio berbalik, melambaikan tangannya pelan ke Siska. "Hai?
gue cuma balikin buku doang nih. Gue langsung cabut ya?,Badan gue meriang" Ucap Rio sambil tersenyum kaku.Siska mengangguk. Dengan pikiran masih bingung.
Dan saat itu pula Rio langsung ngacir pergi.
"Ini buku kamu" Ucap Mike sambil menyodorkan buku yang dititip Rio.
Siska mengambilnya. "Oh, ini kan buku yang kemaren itu di pinjam Rio" Gumam Siska.
Mike menaikkan alisnya. Dia cemburu, saat tau ternyata Siska agak dekat dengan Rio. Sepertinya Mike harus melakukan sesuatu.
💩💩💩
Siska menatap ke pemandangan didepannya takjub. Saat ini dirinya berada di sebuah bukit. Dan dari sini Siska bisa menatap ke pemandangan di bawahnya dengan jelas.
Bukit yang memang umumnya untuk piknik ini, malah dijadikan ajang melukis oleh Mike.
"Siska!!! jangan jauh jauh" Suara itu lagi lagi terdengar.
Mike sudah seperti ayah yang overprotectiv kepada anaknya.
Siska mengangguk angguk kepalanya beberapa kali. Lalu mulai mengeluarkan handphonenya, dan berfoto.
Mike yang melihat dari tempatnya duduk hanya tersenyum kecil, lalu kembali melanjutkan lukisannya.
"Apa masih lama?" Tanya Siska tiba tiba. Mike terkejut sebentar, lalu mengusap dadanya. "Aku kaget" Dengus Mike.
Siska menyengir. Lalu dirinya menatap kearah lukisan Mike.
"Keren" Ucap Siska. Mike mengusap kepala Siska sebentar lalu berdiri.
"Ayo, kamu udah lapar kan?" Tanya Mike sambil mengulurkan tangannya.
Siska mengangguk lalu menerima uluran tangan Mike.
Jantungnya serasa berdetak kencang, tanpa sadar Siska menyentuh di mana tepat jantungnya berada.
"ini, kenapa?"
[TBC]
Wkwkwk, insomnia nya kambuh, daripada gak ada kerjaan. Mending update.
Vote 15+
Instagram: its_rarahza
Salam Rarahza, penulis amatir yang membutuhkan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive CEO✔
Romance[SELESAI] Ranks: #107 dalam Romance [17/7/2017] #93 dalam Romance [18/7/2017] #87 dalam Romance [22/7/2017] p.s. cerita di private untuk menghindar dari plagiat. Bahkan kami tidak saling mengenal. ... Siska beruntung pria yang dirinya panggil 'OM' i...