Chapter 14

467 94 16
                                    

"Apa aku sudah melakukan hal yang benar?" gumam Kei ketika dia dan Sulli sudah menjauh dari wilayah Haugar.

Mungkin karena sebelumnya Kei tidak pernah terlibat dengan peperangan sehingga ia merasa sangat berdosa karena telah melakukan sesuatu yang menurutnya tidak bisa diampuni.

Dia merasa menjadi pengkhianat terbesar Haugar dan Kei yakin seratus persen kalau Johnny tidak akan memaafkannya jika sekiranya dia mengetahui hal ini.

"Kau tidak salah Kei, lagipula kita tidak punya pilihan lain."

Tak lama kemudian keduanya sudah sampai kembali di Qoscowana, tepat saat itu sebuah ledakan yang cukup keras terdengar jelas dari arah kedatangan mereka tadi.

Ledakan tersebut berasal dari Haugar yang sudah bisa dipastikan wilayah itu kini sudah hancur total karena Kei telah merusak sistem pelindung di sana dan mengaktifkan bom waktu di tengah-tengah kota.

Bom dengan kekuatan besar yang mampu meluluhlantahkan sebuah pulau.

"Selesai!" ujar Sulli pelan. Tak pernah disangka dia bisa menghancurkan Haugar semudah itu. Kini hanya perlu membasmi seluruh pasukan mereka yang sedang berada di medan perang maka Haugar akan benar-benar tamat. "Ayo kita bergabung ke markas besar dulu untuk melapor."

Kei mengangguk lesu. Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju markas.

Namun di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan Jiyeon yang sudah terluka cukup parah di bagian kakinya akibat sebuah tembakan.

"Jiyeon apa yang terjadi? Siapa yang menembakmu?" tanya Sulli terkejut lalu segera membantu Jiyeon untuk berdiri.

"Aku tidak tahu, tapi laki-laki itu terlihat mencurigakan."

"Laki-laki?" pekik Sulli. "Sial, ini pasti dia."

"Siapa?" Alih-alih menjawab pertanyaan Jiyeon, Sulli justru menyerahkan gadis itu kepada Kei. "Kei tolong bawa dia ke markas."

"Baik!" Tanpa banyak tanya Kei langsung mematuhi ucapan Sulli. Dia sudah memutuskan untuk berpihak kepada Qoscowana sepenuhnya.

"Hey Sulli kau mau kemana?" Jiyeon berteriak kebingungan. Siapa 'dia' yang dimaksud Sulli tadi?

"Ayo kuantar kau ke markas utama, lukamu harus segera diobati." Jiyeon tak punya pilihan lain selain menuruti ucapan Kei. Toh mau kabur pun dia tidak akan bisa.

***

"Tuan, ada keadaan darurat!" Salah satu bawahan Johnny melapor kepadanya dengan wajah yang terlihat sangat panik.

"Ada apa?"

"Aku tidak bisa menghubungi markas besar. Komunikasi kita benar-benat terputus."

"Apa?!" Johnny memekik kaget. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi di tengah-tengah perang?

"Coba hubungi lagi dan perintahkan seseorang untuk mengecek keadaan di wilayah kita." Jantung Johnny mulai menggila. Dia sepertinya melupakan satu hal.

Jika dia saja punya pemikiran untuk menghancurkan Qoscowana, lantas kenapa dia tidak menduga kalau Qoscowana bisa saja melakukan hal yang sama terhadap Haugar.

Sial. Johnny benar-benar kurang waspada.

Lelaki itu kemudian berbalik menghadap ke arah pasukannya. Dalam sekali gerakan dia berhasil membuat kode untuk segera menyerang.

Dan pertempuran pun tidak bisa dielakkan lagi.

Mungkin ini akan kembali menjadi pertempuran terbesar antara Haugar dan Qoscowana.

Qoscowana [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang