Author pov
Jimin melukiskan wajah Tzuyu tanpa foto, atau apapun itu. ia hanya mengandalkan imajinasinya.
Guru seninya pun datang untuk melihat hasil karya yang dibuatnya.
"Whoa park jimin, terlihat indah" Puji Tn. Kang.
"Ah ini karena dia yang cantik pak" Jawab jimin.
"Ah dia memang cantik sekali, semua pria juga menyukainya. Tapi sepertinya kau benar-benar sangat menyukai dia ya?" Jawabnya.
Jimin hanya mengangguk kecil karena malu.
"Baiklah kalau menurutmu seperti itu, aku akan coba memanggil objek lain untuk kau gambar, aku ingin lihat lukisanmu tanpa menggunakan perasaanmu cintamu itu" Jelas tn. kang
"Baik pak" Jawab jimin.
ia juga belum pernah melukis wajah seseorang selain tzuyu.
jimin melihat tn. kang keluar kelas tersebut dan kembali membawa seorang wanita.
"Perkenalkan Park jimin, dia adalah myoui mina, tidak kalah cantik dari yang kau gambar kan? coba kau lukis dia ya?" Tanyanya pada jimin.
Terlihat jelas pipi mina memerah dan dia memiliki perasaan senang dan tak menentu karena ia akan dilukis oleh seseorang yang ia kagumi selama ini.
"Aku tinggal dulu. Besok pagi tunjukkan hasil lukisanmu diruangan bapak ya" Ucap Tn. kang dan meninggalkan mereka berdua.
"Jimin-ssi aku harus menghadap kemana?" Tanyanya pada jimin.
"Kau tak perlu formal terhadapku min-ah dan dari mulai sekarang kau bisa memanggilku jimin-ah atau...." Belum sempat jimin menjawabnya. mina sudah memotongnya.
"Chim-ah?" Tanyanya pada jimin.
"Tepat, kau tau dari mana panggilan itu?" Tanyanya pada mina.
Mina ingin jujur bahwa selama ini mina sering menstalking kehidupan jimin tetapi dia malu.
"Aku hanya dengar-dengar saja" Jawabnya.
"Hahaha kau boleh kok memanggil itu, tidak masalah. yasudah kau tetap disitu ya dan seperti itu. jangan kaku atau gambarnya akan tidak sesuai dengan jati dirimu. buat dirimu sealami mungkin ya min-ah" Pinta jimin.
"Ne, arraseo" Jawab Mina.
1 jam berlalu.
"Min-ah sudah jadi, apa kau ingin melihatnya?" Tanya jimin padanya.
"channn, cantik bukan?" Tanya jimin.
"Apa? cantik? Aku?" Tanya Mina.
"Iya, Natural sekali" Jawab jimin.
"Min-ah apa kau ingin menjadi temanku sekarang?" Timpal Jimin.
"ap....apa?" Tanya mina.
"Teman?" Tanya Jimin lagi sambil mengulurkan tangannya.
"Tapi kenapa seorang sepertimu ingin berteman denganku?" Tanya mina.
"Karena aku tak pernah secepat ini akrab dengan orang lain. bahkan tidak dengan tzuyu" Jawabnya.
"Setuju, teman" Mina menjawabnya dan membalas uluran tangan jimin.
Mereka saling tersenyum.
Di kelas sanggar jin, momo, jihyo dan sana terlihat sangat bosan.
"Kenapa juga jimin dan tzuyu berada di ekstrakulikuler yang berbeda? aku bosan" Keluh sana.
"Memangnya kenapa? kan ada aku" Balas Jin.
Sana mengabaikannya.
Tak lama mina kembali ke kelas sanggarnya.
"Mian, tadi ada urusan mendadak" Ucap mina.
"Aku sudah lelah menunggu ayo mulai latihan" Jawab sana.
"Tarian apa yang kau bisa? aku harus tau agar kita bisa kompak nantinya" Tanya Sana.
"Baiklah akan aku tunjukkan." Jawab Mina.
Ia jago menari ballet. ia sangat lincah dan anggun.saat musik hampir selesai.
Sana mengentikannya.
"Apa-apaan ini? kau fikir semua orang bisa menari ballet dengan singkat dan mudah? apa kau tidak bisa mencari genre tarian yang lain? apa kau fikir aku, momo dan jihyo akan bisa mengimbangimu?" Tanya sana dengan penuh kemarahan.
Mina hanya terdiam menahan tangis karena belum ada orang yang marah kepadanya hingga seperti itu.Jimin mendengar segalanya karena kelas ekstrakulikuler mereka bersebelahan.
Jimin akhirnya berjalan menuju mereka.
"San-ah kenapa kau marah seperti ini? apa bakatnya ini merupakan bencana bagimu? apa menurutmu hanya kalian berempat yang mempunyai bakat menari? dan apa dia harus mengikuti bakat kalian? semua orang punya bakatnya sendiri. Aku berteman dengan jin, tapi apakah aku harus ikut bakatnya dan dia ikut bakatku? tidak kan?" Tegas jimin kepada sana dengan penuh emosi karena sedari tadi dia sudah menahannya.
"jimin-ah kau harusnya membelaku bukan membelanya. kau kan temanku" Jawab sana.
"Aku adalah teman mina, bukan kau" Jawab jimin sambil mengenggam tangan mina dan keluar dari ruangan itu.
"Mina kau tidak apa?" Tanyanya penuh khawatir.
"Tidak apa-apa chim-ah" jawab mina.
Jimin menghapus airmata mina dengan tangannya."Ayo aku antarkan kau pulang" Ajak jimin.
"Tidak usah, aku akan pulang sendiri" Jawab mina.
"Apa kau menganggapku temanmu?" Tanya jimin.
Mina mengangguk pelan.
"Kalau begitu kau tidak boleh menolak, ayo" Ucap jimin sambil mengenggam tangan mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
wind that blows; tzukook & jimina ✔
FanfictieSeorang idol akan mengorbankan segalanya untuk masa lalu dan masa depannya. [Completed ⚠] [#1 bangtwice, #47 idol out of 1,4k stories, #215 twice out of 7,4k stories, #16 tzukook, #12 jimina] © 2017 by cindiralla