Ezra Pov
Aku memandang wanita yang sedang tertidur di pelukkanku ini, mengelus perutnya yang sudah membesar. Wanita yang menjadi hartaku paling berharga, wanita yang paling aku cinta, wanita yang menjadi sumber kebahagianku ini.
Ruby, dengan segala kelemahan dan kekurangannya mau berusaha terus menjadi istri dan ibu yang baik untuk Diego jagoanku dan putrid kecilku yang berada di dalam perutnya saat ini.
Dengan sabar dan menderita menggandung putriku ini. Aku harus melihatnya mual dan muntah setiap hari, setiap kali ia makan setiap kali juga ia memuntahkannya, kakinya yang bengkak karna usia kandungannya sudah memasuki bulan kesembilan. Mungkin hanya menghitung hari putrid kecilku akan lahir kedunia.
Aku merasa bersalah karna hanya ia yang merasakan sakit dan mual ketika hamil, jika boleh aku ingin ia membaginya padaku.
Tapi Ruby bercerita jika kehamilan Diego bahkan lebih parah. Aku saja tidak tega melihatnya seperti ini apa lagi dulu? Disaat aku masih dengan bodoh membuangnya. Jika sekarang saja aku masih membantunya dan menghiburnya bagaimana dulu ketika ia hanya bersama papa?
Aku berhutang banyak pada Ruby, aku tidak akan menyakitinya seperti 6 tahun lalu. Aku berjanji akan selalu mencintai dan membuatnya bahagia sampai aku sudah tidak lagi bernapas didunia ini.
Dulu hidupku datar-datar saja dan dingin terhadap semua orang. semua karna bunda, semenjak bunda suka mendandaniku seperti wanita. Untuk memiliki pacarpun aku tidak kepikiran, sampai Biancalah dengan usahanya mendekatiku dan sampai akhirnya ia memintaku jadi kekasihnya. Berpacaran dengan Bianca adalah hal yang baru bagiku, tapi ketika kami sama-sama lulus kuliah, ia memutuskan untuk melanjutkan studynya ke Paris dan aku membantu ayah di perusahaannya, dengan modal pas-pasan dan kerja keras sendiri aku membangun restaurant dan Rey sahabat baikku membantuku mengelolanya ketika aku sibuk di perusahaan. Dengan ide Rey, ia mengusulkan untuk mengubah restaurant ku menjadi club jika malam hari karna restaurantku berkembang pesat.
Aku menyetujui saja, karna aku melihat profit yang aku dapat akan bertambah terus. Mulai dari membuka club itulah aku mulai mengenal dunia bebas, alcohol dan club. Tapi, aku sama sekali tidak menyentuh narkoba sama sekali karna aku tau narkoba tidak akan pernah mendatangkan keuntungan untukku. Ya, meskipun dunia bebas dan alcohol sama saja tapi menurutku narkoba lebih memiliki resiko lebih besar.
Wanita-wanita dengan sukarela menyerahkan tubuhnya padaku, aku jelas saja tidak menolak toh aku laki-laki normal. Bianca? Ia bahkan tidak melarang atau bertanya tentang apapun, semenjak kepindahannya ke Paris ia semakin sibuk.
Bianca mengajakku menikah dan aku mengiyakan karna menurutku hanya Bianca yang ada dimasa ketika aku tidak bisa dekati oleh orang lain dan hanya dia yang mau berjuang untukku.
Aku menyiapkan pernikahan sendiri dan disaat aku jenuh aku bertemu dengan Ruby, aku menawarkannya untuk menjadi teman tidurku karna aku tidak ingin berganti pasangan, meskipun aku brengsek tapi aku juga takut dengan penyakit kelamin yang akan menyerangku jika aku berganti-ganti pasangan.
Aku menawarkan Ruby perjanjian dan membayarnya juga. Ruby bekerja di restaurant dan diclubku. Aku pikir ia adalah wanita yang sama seperti wanita-wanita lainnya. Apa lagi ia menerima perjanjianku dengan imbalan uang, dan sudah biasa tidur dengan laki-laki, ternyata aku salah. Ruby masih perawan tapi ia menerima tawaranku.
Setelah beberapa lama bersama Ruby aku merasa ia memiliki perasaan padaku, aku meskipun tidak memiliki pengalaman berpacaran tapi aku tau bagaimana wanita menatap seorang pria dengan tatapan cinta. Awalnya aku tidak memperdulikan, tapi lama kelamaan aku merasakan hal yang berbeda pada Ruby. Apa lagi ketika dia pergi ke Singapore karna pengobatan papanya. Aku langsung menyusulnya dan kami menghabiskan waktu bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grey Sides (SUDAH TERBIT)
RomantizmSUDAH DITERBITKAN DAN TERSEDIA DISELURUH TOKO BUKU DI INDONESIA. it is hurt, when you realize you aren't as important to someone as you thought you were and sometimes you just have to accept the fact, that some people only enter your life as a temp...