Bab 9

2.8K 238 43
                                    

"Pak Bejo, 'kan udah Kay bilang, nggak usah bukain pintu buat Kay," ucap Kayla keluar dari mobilnya.

Pak Bejo tersenyum hangat. "Ya ndak apa-apa to nduk. Sudah tugasnya Bapak."

Kayla mengembuskan napas panjang. Kayla mencium tangan Pak Bejo. Kata Maminya, kalau sama orang yang lebih tua harus hormat. Tidak peduli akan kelas sosialnya.

"Kay berangkat dulu ya, Pak," pamit Kayla sambil mengambil barang bawaanya yang amat banyak. "Oh iya, pulangnya nggak usah di jemput. Kay sama temen," lanjutnya.

Pak Bejo hanya menganggukkan kepalanya. Kayla berjalan menuju kelas untuk menaruh tas sekolahnya. Di dalam kelas tidak begitu banyak siswa. Mungkin sebagian sudah berada di kolam renang.

"Karina belum datang, Nis?" tanya Kayla duduk di samping Anis.

Anis menggeleng. "Belum. Tumben banget," jawabnya.

Kayla mengambil tas kain yang berisi baju renang, seragam sekolah, dan juga peralatan mandi untuk di bawa ke kolam renang. Begitu pun dengan Anis.

"Langsung ke kolam renang aja, Kay. Takut Pak Anas ngomel," ajak Anis melihat jam dinding di kelas yang menujukkan pukul 05.35 WIB.

Kayla dan Anis berjalan menuju ke kolam renang. Di koridor mereka berpapasan dengan Karina. Karina meminta mereka untuk menunggunya. Dan di sinilah Kayla dan Anis. Di koridor, menunggu Karina.

"Buruan, Pak Anas ntar ceramah kalau kita telat," ajak Karina dengan napas tersengal-sengal karena lari.

"Iya, ayo." Kayla mengangguk setuju.

Mereka bertiga berlari kecil ke kolam renang. Di sana sudah banyak teman-temannya yang memakai baju renang. Kayla, Anis, dan Karina langsung menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan baju renang.

Kayla dan Karina mengenakan baju renang pendek, sedangkan Anis memakai baju renang yang muslimah. Meski Anis kadang pecicilan, dia tetap memilih untuk menutup auratnya. Anis sendiri awal masuk SMA tidak memakai hijab, setelah di semester 2, dia langsung berhijab. Mungkin dia mendapat hidayah dari yang di atas.

Tidak sampai lima menit mereka keluar, dan menaruh barang bawaan mereka di loker kolam renang. Mereka kumpul bersama teman-teman perempuan yang lain. Pak Anas memberikan interuksi untuk berkumpul di lapangan dekat kolam. Pak Anas menyuruh mereka semua pemanasan.

Setelah selesai pemanasan mereka langsung disuruh turun ke kolam yang dalamnya 1,5 meter. Perempuan dan laki-laki di pisahkan, walau masih berada di kolam yang sama.

Kayla, Anis, Karina dan yang lainnya sudah turun di kolam. Mereka langsung latihan berenang sendiri sebelum mendapatkan giliran tes.

Saat ini siswa laki-laki yang sedang melakukan tes renang. Tes renang sesuai urutan absen kelas. Karena siswa laki-laki di kelas XI-IPS 2 hanya 11 maka dibagi 2 kelompok. Yang pertama 5 anak, dan sisanya kelompok terakhir.

"Gina, gue boleh minta tolong nggak?" teriak Kayla pada salah satu temannya yang tidak ikut renang karena berhalangan.

Sebenarnya Pak Anas tidak pernah mengizinkan siswanya absen saat materi renang. Sekali pun jika anak perempuan berhalangan, mereka harus tetap mengikuti pelajarannya. Jika tidak renang, tapi hadir maka dianggap tidak hadir.

Tapi, entah kena setan apa hari ini beliau berbaik hati. Mengizinkan Gina untuk tidak ikut tes renang. Walau hari ini Gina absen, dia harus tetap mengganti tesnya di lain waktu. Dan kadang ikut di jadwal kelas lain untuk menggantinya.

Gina berjalan mendekati Kayla. Kayla menaruh tangannya di bibir kolam untuk mengangkat sedikit tubuhnya.

"Iya Kay, mau minta tolong apa?" Gina balik bertanya.

Inside of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang