"Tante Shinta?" gumam Vanka.
Shinta yang melihat Kayla seperti itu langsung panik.
"La, kamu nggak papa?" tanya Shinta khawatir.
"Saya nggak tahu dia kenapa. Tapi, yang saya lihat, dia jongkok di depan mini market sambil nangis. Tangannya nutupin telinga, terus tangan kirinya berdarah," jelas Vanka. Shinta ingin memapah Kayla tapi ditolak Vanka.
"Nggak usah, Tante. Biar saya aja yang bawa. Kamarnya di sebelah mana?"
"Sini, Nak, naik ke atas." Vanka mengikuti Shinta. Kalau memapah naik tangga terlalu lama. Vanka menggendong Kayla ala bridal style.
Vanka membaringkan Kayla di kasur. Shinta langsung mengobati luka di pergelangan tangan Kayla. Shinta mengusap pelan kepala Kayla hingga Kayla terlelap. Vanka hanya berdiri dan mengamatinya.
Vanka mengikuti Shinta turun ke bawah. Vanka menyimpan banyak pertanyaan untuk Shinta. Untungnya Shinta tadi ingin membuatkan Vanka minum dulu. Jadi Vanka memiliki kesempatan untuk bertanya.
"Diminum dulu." Shinta memberikan orange juice.
"Makasih, Tante."
"Kamu temannya Kayla, Nak?" tanya Shinta.
"Iya, Tante," jawab Vanka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Temen dari Hongkong, Van? Temenan aja kagak. Kalau Kayla denger mampus lu!
"Kok bisa kenal saya? Yang saya tahu, temen cowoknya Kayla yang pernah main ke rumah cuma Jujur sama Haqi."
"Emm... itu Tante. Saya Dirza," ucap Vanka sedikit ragu.
Shinta terkejut mendengarnya. "Eh, kamu Dirza? Dirza yang usil itu?" Vanka hanya terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya.
"Anu, Tante, saya boleh nanya nggak?" tanya Vanka terselip keraguan didalamnya.
"Nanya aja, Za, Tante nggak gigit kok," jawab Shinta terkekeh pelan.
Vanka menggigit bibir bawahnya. "Kayla itu—"
Belum sempat Vanka bertanya, Shinta justru memotongnya. "Soal Kayla yang tadi, jangan bilang siapa-siapa ya, Za. Soalnya nggak ada yang tahu. Bahkan Sita aja nggak boleh dikasih tahu."
"Iya, Tante." Vanka mengangguk ragu. Sebenarnya dia tidak paham yang dimaksud Shinta. Soal yang mana? Yang seperti orang kesurupan tadi? Atau yang mana?
"Kayla itu anak Tante?" Vanka melanjutkan pertanyaannya yang belum selesai.
"Iya. Tapi bukan anak kandung, Za," jawab Shinta dengan raut muka sedih.
Vanka membelalakan matanya tidak percaya. "Emm, maksud Tante apa ya?"
"Kayla itu anak adik Tante, Za."
"Jadi, Kayla itu Ila bukan?" tanya Vanka memastikan.
"Iya, Za. Kayla itu ya Ila. Yang dulu suka kamu usilin sama godain," jawab Shinta.
Vanka terkejut bukan main bak disambar petir. Jadi selama ini Kayla itu Ila? Tapi kenapa dia tidak bisa mengenalinya? Vanka merasa sedikit ketakutan.
"Jadi gini, Tante. Mmm, kalau Dirza boleh tahu. Kayla itu sakit atau gimana?"
Shinta yang mengerti arah pembicaraan Vanka tersenyum simpul. Memejamkan netranya sebentar karena teringat dengan kejadian lalu.
"Kamu nanya soal kejadian yang tadi, Za?" Vanka menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside of You
Teen Fiction[Completed] My 1st story Masa putih abu-abu. Kata sebagian orang masa putih abu-abu adalah masa yang paling menyenangkan. Terutama jika berkaitan dengan masalah hati. Tak dipungkiri jika setiap makhluk Tuhan mendambakan cinta. Berharap menemukan tam...