Bab 28

2.4K 175 85
                                    

Vanka sedang memutar-mutar pulpen di tangannya, mengikuti irama lagu di ponselnya yang dia dengarkan melalui earphone.

Tuk. Pulpen itu mengenai kepala Kayla.

"Aww!" ringis Kayla memegang kepalanya. Kayla menengok ke arah Vanka. Menatap Vanka tajam.

"Sengaja 'kan, lo?" Kayla meninggikan suaranya.

"Dasar psikopat! Sukanya bikin orang naik darah aja!"

Vanka hanya menatap Kayla. Tidak menjawab apa yang Kayla katakan.

"Eh sialan, gue ngomong sama lo ya!" Kayla geram karena tidak ditanggapi. "Anjir, pantesan bacotan gue nggak dijawab. Ternyata pakai earphone," gumamnya berjalan mendekat ke bangku Vanka.

Kayla menarik earphone di telinga Vanka sampai putus.

"Lo lempar pulpen ke kepala gue sengaja, 'kan?" tanya Kayla melempar pulpen ke dada Vanka.

"Sorry, gue nggak sengaja," ucap Vanka.

Kayla tertawa mengejek. "Alah, orang kayak lo mana mau ngakuin kesalahan."

"Beneran tadi gue nggak sengaja." Vanka mengulangi perkataannya.

"Kalau lo nggak suka sama gue ya udah kali. Nggak usah pakai lemparin kayak gitu," ucap Kayla datar.

"Sumpah gue nggak sengaja."

"Bodo amat!" Kayla kembali duduk di bangkunya dan langsung menenggelamkan wajahnya ke lekukan tangannya.

Anis dan Karina saling melempar pandangan.

"Kay, kayaknya Vanka lama-lama rada aneh deh." Anis membuka suara.

Kayla bergeming, tidak menanggapi perkataan Anis.

"Bener deh, Kay, kata Anis," timpal Karina.

Kayla mengangkat wajahnya menatap Anis dan Karina malas. "Bodo amat!"

"Yang gue lihat nih, Kay, semenjak di Bali bulan lalu, dia jarang banget kasar lagi sama lo. Malahan dia kelihatan care," ucap Anis.

"Iya, Nis. Waktu dapet acakan motor bulan lalu di Nusa Penida, dia juga nggak nolak. Banyak diemnya. Malahan terkesan nurut," sahut Karina.

"Iya bener. Waktu di Pasih Andus lo jatuh, dia langsung nyamperin lo," kata Anis. "Belum lagi yang di Tanjung Benoa main jets ski lo dapet sama Vanka, dia juga nggak nolak sama sekali. Padahal lo setengah mati nolak itu," imbuhnya.

"Lalalalalalalalalalalalalalalalalalala," Kayla menutup telinganya sambil bersuara tanpa henti.

"Jangan-jangan Vanka dapet tanda-tanda mau mati lagi, makanya mulai nggak kasar lagi sama lo, Kay." Kalimat Karina sukses membuat Kayla berhenti bersuara.

Kayla menatap Karina galak. "Sembarangan!"

"'Kan kali aja, Kay." Karina mengerucutkan bibirnya.

"Udah ah males gue. Mau ke kantin aja." Kayla bangkit dari duduknya.

"Ikut!" teriak Anis dan Karina mengejar Kayla.

***

"Gue pengen es milo masa," ucap Kayla pada ketiga sahabatnya.

"Ya beli kali," sahut Sita.

Kayla mengerucutkan bibirnya. "Nggak ada yang mau nganterin gue gitu?"

"Nggak!" jawab Sita, Anis, dan Karina kompak.

"Lagian dari sini ke sono juga deket, pakai dianterin segala buat apa." Anis menggeleng-gelengkan kepalanya.

Inside of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang