Bab 30

2.5K 189 154
                                    

Kayla berdiri di depan apartment nomor 447. Tangannya sedikit berkeringat. Dengan tidak yakin Kayla menyentuh bel.

Tiga menit menunggu, belum ada yang membukakan pintu untuknya. Kayla kembali memencet bel. Kayla menundukkan kepalanya. Pintu apartment terbuka. Kayla langsung menatap ke depan.

Vanka yang membukakan pintu langsung terkejut. Bagaimana Kayla bisa tahu alamat apartment nya? Jangan-jangan Jujur yang memberi tahunya.

Baik Kayla maupun Vanka sama-sama diam. Tidak ada yang membuka suara. Bahkan Vanka belum mempersilahkan Kayla masuk.

"Siapa sih, Van?" Selin mendekat ke tempat Vanka berdiri.

Vanka gelagapan. Kenapa rasanya seperti ketahuan selingkuh? Kayla menatap Selin, Selin tersenyum meledek.

Kayla hendak melangkah pergi, tapi tangannya ditahan oleh Vanka. Kayla sontak menghentakkan pegangan tangan Vanka.

"Lo mau ngajarin gue belajar, 'kan?" tanya Vanka. "Masuk aja," ajak Vanka.

Kayla berjalan di belakang Vanka dan Selin. Vanka mengambil buku pelajaran Geografi. Duduk di samping Kayla. Mereka duduk di lantai yang sudah diberi alas.

"Buka bab Fenomena Antroposfer dan Aspek Kependudukan," suruh Kayla. Vanka menurut dan membuka buku Geografinya.

"Penjelasannya lo bisa pahami sendiri, 'kan?" tanya Kayla.

Vanka menganggukan kepalanya ragu. "Dikit, mungkin."

"Terus yang lo nggak tahu itu mana?"

"Bagian hitungan. Gue rada payah sama hitung-hitungan."

Selin ikut duduk di samping Vanka. Bergelayut manja di lengan kiri Vanka. Menyandarkan kepalanya di bahu Vanka.

Dasar Vanka bego. Emang kayak gitu bisa fokus apa belajarnya? batin Kayla.

"Jumlah penduduk usia 0-14 tahun (anak nonproduktif) di sini ada 50%, trus jumlah penduduk nonproduktif tua ada 10%. Sedangkan jumlah penduduk usia produktif ada 40%. Cara cari angka ketergantungannya yaitu jumlah anak nonproduktif ditambah jumlah nonproduktif tua, dibagi jumlah penduduk produktif, di kali 100, ketemu hasilnya," jelas Kayla entah yang ke berapa kalinya tapi Vanka belum juga paham.

"Hasilnya berapa?" tanya Vanka.

Kayla menghela napas panjang  "50 ditambah 10, dibagi 40, dikali 100 hasilnya 150. Kesimpulannya, setiap 100 orang penduduk yang produktif, harus menanggung beban 150 orang nonproduktif. Kalau pembilangnya makin besar, maka makin besar angka ketergantungan. Dan makin besar juga beban suatu negara. Paham?"

"Enggak." Vanka menggelengkan kepalanya.

"Astaga! Otak lo itu kebanyakan makan mecin apa? Gue udah jelasin ini lebih dari 10 kali dan lo masih belum paham? Bab ini bukan cuma berpatok sama angka ketergantungan. Masih banyak bagian hitungan lainnya," cerocos Kayla sebal karena Vanka tidak paham juga.

"Lo nya aja yang ribet," timpal Selin.

"Ya udah! Lo ajarin sendiri aja cowok lo itu." Kayla bangkit dari duduknya mengambil sling bag nya.

Vanka memegang pergelangan tangan Kayla. "lo ajarin sekali lagi aja. Siapa tahu gue langsung paham."

Dari tadi lo bilang sekali lagi sekali lagi siapa tau paham. Nyatanya juga nggak paham-paham, Kayla mengembuskan napas kasar.

Inside of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang