Kayla melihat ponselnya. Ini sudah pukul 15.48 dan Vanka masih belum juga datang. Bahkan ini bukan yang pertama kalinya Vanka tidak datang untuk membahas materi yang belum di pahaminya.
Sebenarnya Kayla masa bodo Vanka mau belajar atau tidak. Tapi, karena dia sudah diberi amanah sama Bu Denny. Harus dengan ikhlas Kayla menjalaninya.
Kayla kembali melihat layar ponselnya. Pukul 16.17. Kayla mengembuskan napasnya kasar kemudian berderap keluar dari cafe.
Mobil yang Kayla tumpangi berhenti di rumah bergaya Amerika modern. Dengan perasaan ragu Kayla memencet bel rumah itu.
Saat Kayla hendak memencet bel lagi, pintu rumah terbuka. Kayla mengernyitkan dahinya.
"Om Danu?" ucap Kayla.
Pria paruh baya yang di sapanya Om Danu menautkan kedua alisnya. Seakan memberi pertanyaan 'Siapa?'.
Kayla langsung mencium punggung tangan Danu. "Ini Ila, Om. Anaknya Papi Rully sama Mami Shinta. Adiknya Kak Hendra."
Terlihat pria di depan Kayla memutar memori otaknya. Mencoba mengingat siapa nama-nama yang disebutkan gadis di depannya itu.
"Ila? Kamu Ila?" tanya Danu dengan raut muka berbinar. Kayla menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Sini, La, masuk dulu. Duduk sini, La." Danu mengajak Kayla masuk.
Kayla menurut dan langsung duduk di ruang tamu.
"Bi Yati, buatkan minum buat tamu saya yang cantik ini. Sama camilan ya," pinta Danu pada wanita yang sedang menyapu ruang keluarga yang jaraknya tidak jauh dari mereka duduk.
"Baik, Pak." Bi Yati meninggalkan ruang keluarga.
"Sudah lama sekali ya, La, saya tidak ketemu kamu." Danu memperhatikan Kayla dari atas sampai bawah.
Kayla menanggapinya dengan senyuman simpul.
"Kamu apa kabar, La? Shinta gimana kabarnya? Kakak kamu masih pegang perusahaan yang di Bogor?" cecar Danu.
"Alhamdulillah Ila sama Mami baik, Om. Iya, Om, Kak Hendra masih di Bogor," jawab Kayla tersenyum.
"Sudah lama sekali ya saya nggak lihat kamu. Terakhir waktu almarhum Rully nggak ada. Sekarang sudah besar dan cantik lagi," puji Danu bernostalgia. Kayla hanya menganggukkan kepalanya.
Bi Yati menaruh dua gelas minuman beserta beberapa toples makanan ringan.
"Makasih, Ibu," ucap Kayla. Bi Yati mengangguk sambil tersenyum meninggalkan ruang tamu.
"Ada yang bisa saya bantu, La? Pertama kalinya kamu main ke sini," tanya Danu.
Kayla tertawa hambar dalam hati. Bagaimana menjelaskannya. Dia 'kan salah alamat. Yang dia tahu dulu, dari hasil stalk-nya waktu masih suka Vanka, alamat rumah Vanka tercatat di sini. Mungkin sekarang sudah ganti hak milik. Menjadi punya Danu.
"Jadi sebenernya Ila mau ke rumah temen, Om. Tapi, kayaknya Ila salah alamat hehe," jawab Kayla tertawa hambar.
"Oh begitu," Danu menganggukkan kepalanya. "Kamu sekarang kelas berapa, La?" tambahnya.
"Ila kelas sebelas, Om."
"Sekolah di SMA mana, La?" tanya Danu lagi.
"Di SMA Krida, Om."
"Eh? Kamu di SMA Krida juga? Sama dong seperti anak Om," ucap Danu.
Kayla membuka mulutnya tidak percaya. "Beneran, Om? Ditcha satu sekolah sama Ila?" mata Kayla berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside of You
أدب المراهقين[Completed] My 1st story Masa putih abu-abu. Kata sebagian orang masa putih abu-abu adalah masa yang paling menyenangkan. Terutama jika berkaitan dengan masalah hati. Tak dipungkiri jika setiap makhluk Tuhan mendambakan cinta. Berharap menemukan tam...