Reyna terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah engah sepertisudah mengalami hal yang buruk.
'Mimpi buruk lagi' gumanya dalam hati.Kini matanya tertuju pada jam dinding yang menunjukan pukul 05.45 segera ia pergi kekamar mandi untuk pergi siap siap menuju sekolah.
Reyna turun dari lantai dua seperti biasanya dengan begitu cantik.
"Pagi Rey!" sapa kedua orang tuaya
"Pagi!" jawab Reyna malas sehingga orang tuanya memandangnya heran.
∆∆∆
Disekolah Reyna membanting tas nya ke atas meja tempat duduk nya lantas duduk di kursi kelasnya."Kenapa Rey?" tanya teman temannya yang lebih pantas disebut sahabat.
"Gak kenapa napa!" jawabnya acuh tak acuh.
"Eh tar anter gue ke perpus ya!" ajak Isma penuh semangat.
Bel masuk berbunyi, para siswa siswi yang semula sedang buyar di mana mana kini duduk rapi di kursi mereka masing masing.
"Reyna lain kali kalo ada masalah jangan di pendem!" saran Isma yang pintar cantik juga bijak, yang sedang duduk di kursinya sebelah Reyna.
jangan sangka kalo Reyna itu bodo, jelek. Reyna adalah anak yang paling cantik di sekolahnya, dia menjadi siswi tercantik / miss selama 3 tahun berturut turut, saat dia sekolah di SMA Pelita indonesia.
Sebenarnya Reyna itu anak yang baik, pintar, cantik apa lagi, sopan.
Dia sangat beruntung bisa lahir di keluarga kaya raya, juga bisa mempunyai wajah cantik.Reyna mempunyai 2 keturunan, dady nya dari U.S.A amerika serikat tepatnya kota new york, dan mom nya dari Belanda. Maka tidak heran wajahnya secantik ini, dan cowok cowok ngincer dia.
Pelajaran selesai Reyna dan sahabatnya berencana untuk pergi menuju perpustakaan.
"Kalian jadi keperpus?" tanya Reyna yang masih berada di pintu kelas.
"Jadi kok!" jawab Isma cepat lalu menuju Reyna.
Mereka berlima pergi menuju perpustakaan sekolah yang jaraknya tidak jauh dari kelasnya.
"Bu buku sejarah ada?" tanya Reyna malas pada guru perpus yang jutek.
Sebenarnya tidak sedikit siswa siswi yang kurang menyukai guru perpus tapi gimana lagi dia kan guru juga."Lantai 2 rak 3!" jawabnya jutek
"Makasih!" balas Reyna lebih malas
Tepat dilantai 2 sekumpulan laki laki sedang berada disana. Mereka adalah anak basket yang terkenal dengan ketampanan mereka.
"Wah, anak basket!" Miha terkejut melihat wajah pemain basket yang ganteng dan tinggi itu.
"Sungguh!" respon Lusi yang juga.suka pada para anak basket.
Sedangkan Reyna dia hanya acuh tak acuh mendengarkan ocehan para sahabatnya itu.
Reyna melihat ke dalam rak 3 dilantai 2 itu mencari cari buku sejarah dari jarak yang cukup jauh karena terhalang oleh beberapa anak basket. Sedangkan Isma dia juga sedang mencari buku di rak 1 di lantai 2 yang sama.
Dan 3 sahabatnya yang lain hanya terbius melihat anak basket.Akhirnya Reyna berhasil menemukan buku itu, Reyna berencana untuk meminta bantuan pada anak basket itu untuk mengambilkan buku yang dia inginkan, tapi ia rasa itu kurang sopan.
"Permisi!" harapnya diberi jalan untuk mengambil buku.
Tapi tidak, ini sebaliknya dia malah di goda oleh salah satu anak basket yang bernama Indra.
"Hei cantik mau apa, mau cari apa?"
"Mau ambil buku sejarah, tapi ke halang sama kalian!" jawabnya cuek
Reihan yang dekat dengan buku sejarah yang Reyna inginkan langsung mengambilkannya.
"Yang ini bukan?" tanya Reihan seraya menyodorkan buku yang ia ambil tadi.
"Oh iya makasih!" Reyna tersenyum manis pada Reihan ,tanda terimakasih.
Reyna hendak berbalik tapi niatnya terhalang karena sebelah tangan nya dipengang Reihan. Lantas Reyna berbalik pada nya.
Reihan menyodorkan tangan lantas memberitahu namanya.
"Reihan, nama lo?"
Reyna membalas jabat tangan Reihan.
"Reyna!" lantas pergi menjauh darinya dan perpus.
Reihan tersenyum melihat senyuman Reyna yang manis itu masih terbayang di pikirannya.
"Itu yang namanya Reyna?"
"Iya, cantik kan!"jawab teman temannya yang mengenal Reyna.
"Iya cantik, apalagi senyumnya manis!" Reihan tersenyum, sontak mebuat anak basket lain terkejut.
Gimana engak dia itukan bad boy, jarang respon soal cewek, tapi banyak cewek yang ngincer dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My solitude girl
FanfictionReyna anak yang cantik, pinter, juga kaya. Telah kehilangan sahabatnya yang membuat hidupnya semakin kesepian