Sabtu itu Reyna sekolah menggunakan mobil yang dikendarai supirnya.
Tring. Suara ponsel Reyna berbunyi menampilkan pesan dari orang tuanya.
Mom: Rey, nanti ada tante chika, dia mau ngajarin, ngawasin kamu. Pokoknya dia jadi pengasuh kamu selama kami di surabaya.
Mom, kenapa harus ada pengasuh segala, Reyna kan dah gede?
Mom:gak ada alasan pokoknya kamu harus mau.
Sesampainya di sekolah Reyna turun dari mobilnya dengan hati kesal pada ibu nya.
Tiba tiba dengan jarak yang sangat dekat sekali, seseorang berjalan menyamainya. Reyna melirik ke arah kanannya lantas telah berdiri Reihan di dekatnya.
Reyna mengambil jarak, untuk tidak terlalu dekat dengannya. Tapi Reihan malah semakin mendekat padanya.
Di lapang sekolah lautan siswi memperhatikan mereka, mulai dari pinggiran lapang, lantai 2 sekolah, hingga kolidor utama di sekolah dekat kopsis.
"Aaaa... Rei kok mau sih sama dia mending sama aku!"
"Rei...besok malam ada balapan ya aku pengen di bonceng dong!"
"Rei... Drama sekelompok yuk aku jadi princes kamu ya!"
Aaaa...
Dan banyak lagi teriakan teriakan gak jelas yang datang dari setiap siswi yang mengidamkan Reihan.∆∆∆
Di depan kelas, terlihat Reyna yang sedang diincar oleh beberapa siswi lainnya.Saat dia hendak masuk kedalam kelasnya. Sekelompok siswi menghampirinya juga membawa air putih didalam gelas plastik yang sudah di buka.
"Reyna!" panggil susy yang membawa air gelas itu langsung mengguyurkannya pada Reyna, dengan cepat Reyna mundur saat air yang itu diguyurkan di kepalanya, jadi Reyna tidak terkena air itu.
"Susy!" bentak guru yang langsung melihat kejadian itu dengan mata kepalanya, langsung membawa susy ke ruang guru juga dengan beberapa temannya.
Teman sekelas Reyna heran dengan apa yang barusan mereka lihat, apalagi para sahabatnya. Bukan hanya mereka yang kebingungan Reyna pun kebingungan telah mengalami hal yang tidak jelas itu.
Reyna duduk di kursinya, lantas langsung di perangi oleh beberapa pertanyaan.
"Rey, lo ada masalah sama si susy?"
"Kenapa kayak gitu?"
"Kok dia gak sopan?"
"Lo ada masalah sama dia?"
"Gue gak punya masalah sama dia, lagian gue juga gak tau kenapa dia kayak gitu ke gue!" jelas Reyna.
"Mungkin dia sirik sama gue?" sambungnya sedikit bertanya.
∆∆∆
Pulang sekolah Reyna melihat Reihan yang sedang menghukum susy dan beberapa temannya."Rei, kamu ngapain?" pangil Reyna
"Kamu gak papa kan, ada yang luka?" tanya Reihan cemas dan membalik balikkan pipi kanan kiri Reyna dengan ke dua tangannya.
Reyna melepaskan tangan Reihan dari pipinya lantas menjawab.
"Aku gak apa apa kok!"Susi dan teman temannya yang sedang berlari karena hukuman dari Reihan, menabrak Reyna dengan begitu keras hingga ia terjatuh dan itu dilakukan dengan sengaja.
Reihan langsung membangkitkan kembali Reyna dan meneriaki susy agar datang padanya.
"Susy!"teriaknya keras, susy datang menghampiri Reihan dan Reyna.
Reihan sudah melayangkan tinjunya siap untuk mengahajar susy, respon cepat Reyna yang melihat itu langsung meraih tangan Reihan yang sudah melayangkan tinjunya.
"Jangan udah lah!" Reyna membuat Reihan tidak menjalankan niat nya, Reyna yang melihat Reihan sedang marah itu lngsung mengandeng tangan Reihan lantas mengajaknya pergi keparkiran yang sepi karena rata rata siswa siswi sudah pulang.
"Kenapa kamu ngehalangin niat aku?" tanya Reihan
"Aku gak mau kalo kamu kena marah orang tua susy, trus kepsek nanti bisa ajakan kamu di keluarin di sekolah ini!" jelas Reyna sedikit mengkhawatirkan Reihan.
"Maafin aku ya!" Reyna yang sudah melihat mobil jemputanya tiba langsung menjawab lantas berpamitan.
"Iya gak papa kok itu kan wajar, aku duluan ya udah di jemput bye!"
Reihan menghentikan Reyna, tangannya ia raih dari belakang.
"Gak pake ucapan sayang?" Reyna berbalik menghadap kembali pada Reihan.
"Bye honey!" lantas pergi menuju mobilnya dan pergi menuju rumah meninggalkan Reihan sendiri di sana.
Maaf ya kalo gak seru, ceritanya gak panjang.
Tapi jangan lupa like and coment 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My solitude girl
FanfictionReyna anak yang cantik, pinter, juga kaya. Telah kehilangan sahabatnya yang membuat hidupnya semakin kesepian