6.Had the blues

4 1 0
                                    

Minggu ini cuaca sangat mendukung, cocok untuk lari pagi, tadi nya Reihan berencana mengajak Reyna untuk pergi lari pagi agar tubuh terasa sehat dan segar.

Reyna berlari menggunakan pakaian rapi mengacuhkan Reihan yang sudah berada di depan gerbang bersama Reza.

Reyna berlari masuk ke dalam sebuah mobil yang kebetulan masih di parkir di luar garasi oleh pak usep karena baru saja mengantar bi Uti ke pasar.

"Pak usep, kita kebandara sekarang!" teriak Reyna pada pak usep yang sedang menggobrol bersama pak Budi satpam rumah Reyna.

Pak usep yang sudah masuk ke dalam mobil langsung menghidupkan mobil, sedangkan Reihan dan Reza berusaha untuk mengetuk kaca jendela mobil Reyna lantas menanyakan sesuatu.

Reyna menurunkan kaca jendela mobilnya.

"Apa? Buru buru nih"

"Kamu mau kemana?" tanya Reihan lembut pada Reyna

"Ke new york!"

"Kakek lo?" tanya Reza

"Iya kritis lagi, udah ya buru buru nih!" Reyna menurunkan kaca mobil nya lantas menyuruh pak usep untuk jalan.

                              ∆∆∆
Di new york Reyna langsung masuk ke dalam sebuah rumah sakit menggunakan taksi setempat tidak lupa membayarnya.

Reyna langsung pergi menuju tempat tujuannya, ia langsung mencari kamar kakek nya di rawat.

"gimana keadaan kakek, nek?" tanya Reyna pada neneknya yang sedang duduk menangis menatap foto kakeknya yang ia ambil 2 hari yang lalu.

Tidak lama dokter keluar lantas mereka langsung menanyakan keadaan kakek.

Dokter menjawab lantas menggelengkan kepala nya tanda kecewa.

"I'm sorry!" jawab dokter lantas membolehkan Reyna dan neneknya masuk juga disusul dengan ayah dan ibunya yang baru saja datang.

Mereka semua masuk kedalam kamar dan melihat kakek terbaring lemah tak berdaya disana.

Reyna mendekat pada kakek lantas mengengam tangan kakeknya.

"Semua manusia akan meninggal, dan umur kakek hanya tinggal menghitung waktu, jadi semangatlah Reyna!" kakek memberi semangat kepada Reyna agar tidak menangis dan tetap tegar menjalani semua kehidupan apapun yang terjadi.

"Jangan bilang seperti itu!" ucapnya pelan.

Mereka melihat kakek tersenyum lantas menutup matanya perlahan, mungkin dia pasrah menjalani hidup ini, mungkin juga ini takdirnya.

Mereka melihat pada sebuah alat yang biasanya menunjukan detak jantung seseorang, dan melihat detak jantung kakek berhenti.

Respon terkejut mereka lansung memanggil dokter dan memberi tahu sekaligus menanyakan sesuatu.

"How?"tanya Reyna khawatir yang sudah menahan air mata yang hampir mengalir.

"I'm sorry!" Jawab dokter meminta maaf kecewa.
Tidak sadar Reyna meneteskan air mata nya, juga nenek nya yang menangis hebat tidak kuasa menahan sedih.

                              ∆∆∆
Reyna dan keluarganya pergi kepemakaman menggunakan mobil, juga kakeknya dalam peti menggunakan mobil khusus.

Setelah pemakaman dan penaburan bunga serta pemberian doa selesai di laksanakan, mereka semua kembali pulang ke rumah.

Ayah dan ibu Reyna tidak dapat berlama lama di new york, jadi esok harinya mereka kembali ke indonesia karena masih ada urusan yang belum di selesaikan.

My solitude girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang