Chapter 7 Part 2

8 0 0
                                    

Cih! Gerakannya makin cepat saja! Ayo berpikir. Maksud perkataannya... aku yakin hal yang cukup penting. Apa ya? Hmmm... itu dia. Kita harus melakukan sesuatu sesuai hal yang kita suka. Tak memaksakan untuk mengikuti gaya bertarung orang. Dan aku... aku lebih suka menyerang blak-blakan. Tapi... aku yakin itu tak akan mempan melawannya.

Semua gerakannya berurutan. Yah... sejujurnya aku sedikit takut kalau ia sengaja ingin membuatku menggunakan strategi dengan taktik yang lebih tajam. Akan aku coba saja. Gerakan berikutnya adalah menusuk ke kanan dengan tendangan kaki kiri. Aku hanya harus menghadang lengannya dan menggunakan kakinya untuk menjatuhkannya sendiri.

Baiklah! Sekarang! Saat aku melakukan taktik tadi, ia langsung menarik punggungku dengan perlahan. Saat tarikannya seperti akan memelukku, tiba-tiba saja kakinya menendang perutku cukup kencang. Sial! Argh!! Ini menyakitkan. Tapi aku harus tetap menerimanya. Perlahan aku mundur beberapa langkah sambil memegang bagian perut yang tadi di tendangnya.

"Hebat juga kau. Aku kira kau tak akan pernah menyadarinya. Ternyata jika diasah akan lebih berguna," ahhhh, aku tak tahu apa nadanya terdengar seperti pujian atau ledekan. Yah, meskipun begitu aku sangat berterima kasih dengan luka ini. "Tenang saja. Aku baru mengeluarkan seperempat kekuatanku," dengan bangganya ia mengatakan itu sambil memandangku dengan rendah.

"Hooo, jadi kau masih meremehkanku? Silahkan saja. Asal kau tahu..." perlahan aku menggerakan jari. Ia tak menyadarinya. Terbukti dari wajah seribu pertanyaan yang terlukis jelas. Setelah semua kekuatanku berkumpul, perlahan aku mengucapkan mantra. Tiba-tiba sesosok pedang tiba-tiba muncul dari tanah. Untungnya pedang itu mengenai sedikit bagian tubuhnya. Sekarang ia akan sedikit lumpuh.

"Guru pasti lupa ya... kalau aku sebenarnya memiliki The King Of Wands. Aku juga baru menyadarinya beberapa hari yang lalu. Dan aku yakin itu pertanda ayah sudah mati. Sujujurnya aku sangat syok. Tapi karena bisa mengontrolnya, akhirnya ini bisa jadi senjata. Bagaimana?" sambil menekan pelipis, aku memerlihatkan kartu King yang aku punya. Ha, kau pasti tekejut.

"Memangnya kau kira aku tak tahu latar belakangmu," ia pun mencoba menghapus darah yang ke luar dari luka tadi. "Keturunan Raja Draein Lucifer. Keturunan Iblis setengah manusia. Hebat juga. Yah, sang pewaris ke-67. Alvino L La Lucifer. Tak kusangka kau akan benar-benar memilih sendiri kepanjangan dari L itu. Liberta," perlahan Guru pun mendekat dan mengeluarkan mantra.

Sejujurnya yang membuatku syok bukanlah kekuatan yang baru ia keluarkan saat ini. Tapi... pengetahuannya tentang latar belakang keluargaku. Bagaimana ia bisa tahu? Siapa yang memberitahunya? Sial! Aku tak bisa memikirkannya. Ini makin membuatku tak fokus. Tunggu, tunggu. Aku tak boleh lengan di saat seperti ini. Fokuslah mengalahkannya. Buang semua pikiran yang menyebabkan stress.

Ingat Liberta, kau memilih nama ini bukan karena setuju dengan saran ayah. Tapi karena perjuanganmu mendapatkan nama ini. Keluargaku memiliki darah Lucifer sang raja iblis. Kau tak boleh menyia-nyiakannya. Akan kugunakan sekarang. Saat akan mengucapkan mantra untuk membuka segel kekuatan Lucifer, tiba-tiba sesuatu terasa menusuk perutku.

Apa? Apa ini? Aku sama sekali tak menyadarinya. Si kakek itu telah melakukan pergerakan tanpa kusadari? Yah, aku lupa. Level kami tentunya jauh berbeda. Ahhh, langit-langit tiba-tiba gelap. Ada apa ini? Jadi hanya sampai di sini?

Hah, tak keren sama sekali. Padahal aku belum menepati janjiku. Janji yang pernah kubuat bersama Lacerta. Janji kalau kami akan selalu bersama. Aku ingin menepatinya. Tapi, rasanya itu mustahil. Ah! Aku benci kalah. Apa benar aku akan berakhir begini saja? Sejujurnya aku tak ingin.

"Jadi hanya segitu saja. Kau ini memang lemah. Makanya terima saja aku dengan sukarela. Jangan jadi sok pahlawan, Liberta." Suara seraknya yang tinggi perlahan mulai tak terdengar olehku. Sial! Aku memang akan kehilangan kesadaran.

ENDLESS CARD WORLD : JUSTICE AND INIQUITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang