"Eh? Ah, rasanya aku pernah melihat kalian. Ha! Di mana rasa kesopananku. Maaf, namaku Lacerta La Aquila Cassiopeia. Putri sekaligus penglima tertinggi pasukan kerajaan Luminalake." Lacerta langsung membungkukan badannya sambil memperkenalkan diri. Sopan sekali, sama seperti dulu.
Perlahan aku pun langsung mendekatinya. Aku pun merundukan tubuhku tepat di depan Lacerta. Dengan lembut aku memegang lengannya dan perlahan aku mengecup lengannya. Dan tanpa disadari semua orang termasuk Centralia-san terkejut.
"E-Eh? A-Anu, a-apa yang kau lakukan?" wajah Lacerta seketika memerah hingga ke telinga. Haaaa, Lucunya~. Ingin sekali saat ini aku memakannya.
"Hmmmm, jadi anda lupa ya? Padahal hubungan kita sangat dekat sekali," perlahan aku pun berdiri dan menunjukan sebuah kalung dari batu permata putih. "Tentunya anda masih ingat dengan permata ini bukan? Kita menemukannya bersama saat dua belas tahun yang lalu." dengan senyuman lembut aku mencoba mengembalikan ingatan Lacerta tentang kenangan yang kami buat selama dua belas tahun yang lalu.
Sontak ia langsung terkejut. Sekarang wajahnya benar-benar merah padam. Ha, apa mungkin aku terlalu cepat mengungkapkan identitasku di depannya? Jadi merasa sedikit bersalah. Tapi, jujur... mungkin saat ini ia merasa sangat malu melihatku. Dulu saja malu-malu, apalagi sekarang. Putri yang gagah dan pemberani.
Perlahan Lacerta pun melangkahkan kakinya ke belakang. Eh?! Apa ia takut padaku? Apa aku semenyeramkan itu? Semangatku jadi berkurang drastis nih. Sepertinya ia sudah tak menyukaiku lagi. Haaaa, padahal aku masih menganggap kita memiliki hubungan yang sama. Bodohnya aku!! Lacerta kan dikelilingi banyak orang. Bahkan juga laki-laki. Tentunya sangat mudah jika ia bisa Move On.
Saat akan berbalik pada Arthariot, tiba-tiba saja rasanya tubuhku seperti di cekik. Rasanya cukup sakit. Dan sekarang aku tak bisa bernafas. Jangan-jangan kutukannya aktif di saat ini. Belum lagi sekarang aku dapat kesialan. Mungkin saja The Wheel Of Fortune terbalik. Gawat, bisa-bisa hoki mereka hilang karena aku.
Dan saat akan berbalik, ternyata yang membuatku sakit adalah Lacerta. Ia memelukku dari belakang dengan sangat kencang. Dan... sepertinya ia meneteskan air mata. Jangan-jangan aku telah membuatnya menangis. Ha, aku memang laki-laki yang parah. Mungkin saja aku harus menghiburnya.
"Ah, Lacerta ma_"
"Liberta bodoh!" kata-katanya yang keras langsung memotongku. "Kenapa tak bilang dari tadi?! Dan kenapa kau malah pergi ke Arthariot?! Kau tak bermaksud selingkuh bukan? Aku merindukanmu. Aku selalu merindukanmu. Setiap saat. Setiap hari. Bahkan setiap aku bernafas," nada bicara Lacerta terdengar berubah karena ia memarahiku sambil menangis.
Haaaa, rupanya aku telah berprasangka buruk padanya. Seharusnya aku percaya kalau Lacerta tak mungkin selingkuh dan memilih tetap setia menungguku. Perlahan aku pun membalas pelukannya sambil mengelus kepalanya.
"Mana mungkin aku selingkuh. Selama beberapa tahun lalu aku diisolasi oleh kakek tua. Bahkan wanita yang pertama kali kulihat hanyalah mayat busuk,"
"Whoa! Adegan Romance! Mantappp!! Kalian belum jadi suamu istri tahu," tiba-tiba seseorang dengan rambut cokelat bermata biru muncul di depan kami. Sontak Lacerta dan aku saling melepaskan pelukan masing-masing. Argh! Anak ini mengganggu saja.
"La-chan, meskipun kau sudah lama berpisah dengan tunanganmmu. Tapi tetap saja kau harus jaga citramu sebagai putri kerajaan lho. Melakukannya di depan publik pula," satu orang lagi yang mirip dengan orang tadi muncul dari belakang Centralia-san. Cih! Malah bertambah. Dasar serangga pengganggu. GB
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS CARD WORLD : JUSTICE AND INIQUITY
FantasyDunia ini dipenuhi dengan ketidak adilan. Hukuman dan aturan tak berjalan dengan semestinya. Semuanya tabu, Di dunia yang busuk ini. Untuk itulah aku lahir. Ditakdirkan sebagai pondasi Aturan bagi seluruh umat manusia. Tapi aku memiliki banyak halan...