8 - Slowly Getting Answers

2.9K 264 8
                                    

Tepat sebelum makan malam sebelum Harry bertemu dengan Potions Masternya lagi; setelah dia berjalan keluar ruangan, Harry langsung pergi naik ke kamarnya. Dia, seperti yang diprediksi Severus Snape, menangisi foto-foto kakek dan neneknya yang tidak bergerak. Dia dengan kagum menyentuh tulisan yang ada di buku tersebut. Itu adalah tulisan neneknya; dia juga menemukan nama pertama dari Potions Masternya. Dia menghabiskan sepanjang sore menggenggamnya dan menatap kakek-neneknya dalam kekagugam dengan berurai air mata. Dia juga bereaksi yang sama ketika pertama kalinya dia benar-benar melihat foto orangtuanya dari Hagrid. Hagrid telah memberinya dua hadiah yang paling tak ternilai harganya yang bisa diberikan kepadanya: album dan Hedwig, dan dia selamanya akan berterima kasih pada setengah raksasa itu... meskipun dia hampir berhasil membuat mereka dimakan oleh laba-laba raksasa. Hagrid mungkin adalah orang kesukaannya di dunia. Selanjutnya mungkin Dobby-- dia sangat menyukai peri rumah itu karena telah mempertaruhkan begitu banyak untuknya; mempertaruhkan murka dari Malfoy--orang itu telah berniat untuk membunuhnya karena telah membantu Harry. Dia sangat senang dia berhasil mengelabui Malfoy agar memberi Dobby pakaian.

"Ini, Potter, minumlah ini," kata Severus sebelum makan malam disajikan. Sebelum Harry bahkan dapat bertanya apa itu, dia memberitahunya. "Itu akan membantu mengurangi efek samping dari mantra itu."

Harry tidak terkejut kalau dia tahu-- bagaimanapun juga, dia mungkin telah menyuruh Malfoy agar melakukannya. Dia bergidik lagi memikirkan mereka berdua duduk bersama mentertawakannya. Apakah mereka juga akan tertawa terbahak-bahak saat mengetahui fakta bahwa pamannya memukulinya? Mungkin; itu membuat seluruh tubuh Harry kedinginan. Namun, dia mengambil botol tersebut dan meminumnya, dengan enggan berterima kasih kepada Potions Masternya.

"Kenapa kau tidak memberitahuku apa yang telah dia lakukan, Potter? Tentu kau bahkan menyadari mantra apa yang dia lemparkan padamu?" tanya Severus penasaran.

Harry tampak sangat terkejut dan Severus menjadi marah.

"Pikirmu aku menyuruhnya untuk melakukannya?" bentak Severus marah.

Harry merasa ngeri meringkuk kembali ke kursinya menantikan hal yang tak terelakkan, namun dia benar-benar terkejut bahwa Potions Masternya tidak bersalah atas tuduhannya... yang mungkin pertama kali dalam daftar panjang kriminal Potions Masternya terhadapnya. Harry tampaknya telah melupakan soal insiden Quirell-dan-batu.

"Beritahu aku, Potter," desis Severus --bagaimana bisa anak laki-laki itu sungguh percaya bahwa dia mampu menyuruh anak baptisnya yang berusia empat belas tahun untuk merapalkan mantra tersebut?--meski bocah itu tidak mengetahui bahwa Draco adalah anak baptisnya.

"Bagaimana saya tidak berpikir begitu?" bisik Harry menyakitkan, "Anda yang menyuruhnya agar mengirim ular ke arah saya pada tahun kedua."

Severus berkedip kaget-- tidakkah anak itu melihat perbedaan antara mantra Serpentsortia dengan Kutukan Tak Termaafkan yang mengerikan? Jelas tidak; sebenarnya apa yang anak laki-laki itu kira dapat dia lakukan?

"Biar kuluruskan ini: Kau berpikir aku dapat meminta seorang anak laki-laki berusia empat belas tahun melontarkan Kutukan Tak Termaafkan ke arahmu? Dalamn pengawasanku? Di bawah atapku? Beresiko dia pergi ke Azkaban karena balas dendam menyedihkan terhadapmu?" tuntut Severus, rasa murka menggelegak di dalam dadanya. "Kau tidak melihat perbedaan antara mantra Serpentsortia dan Kutukan Tak Termaafkan?" dia mendesis sampai akhir kalimat, mata hitamnya berkilat berbahaya.

Harry hampir-hampir tidak bisa mencegah dirinya menjadi genangan lendir atau memohon Snape agar menghentikan caciannya. Dia sungguh bisa merasakan kemarahan memancar dari orang itu; dia tidak pernah, sepanjang hidupnya melihat Snape begitu marah sebelumnya. Dia hanya berharap sekarang dia tidak akan membuka mulutnya.

A New Place To Stay (TERJEMAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang