"Kenapa larut sekali pulangmu?"
"Rapatnya sampai sore"
"Kamu tidak sedang mengada-ada kan?"
"Kau bisa menanyakannya kepada Kepala Instalasiku"
"Kau tidak sedang berkencan dengan lelaki lain kan?"
"Bisa tidak sekali saja kau tidak menyudutkanku?"
"Aku tidak menyudutkanmu. Aku hanya memastikan calon istriku tidak membangkang"
Suasana di mobil Galih sangat dingin, kaku, tidak ada pembicaraan hangat, tidak ada senyuman. Jauh dari apa yang diharapkan Kinar. Setidaknya jika Galih bisa lebih hangat terhadapnya mungkin saja Kinar bisa sedikit menerima Galih. Namun kenyataannya Galih membuat Kinar lebih tidak menyukainya.
Keesokan harinya Kinar bekerja seperti biasa. Dari kejauhan terlihat Satria yang mengawasi Kinar yang sibuk berlalu lalang mengunjungi satu bangsal ke bangsal lain sampai akhirnya Kinar tidak keluar dari ruang Instalasi Gizi lagi.
"Kinar, apa kau yang kemarin mengawasi petugas receiving (penerimaan bahan makanan yang sudah dipesan)?"
"Iya saya bu Dina. Ada apa ya?"
"Apa kau tidak memeriksa spesifikasinya? Apa kau tidak meneliti invoice nya?"
"Saya memegang invoice nya bu, saya juga melihat petugas men-skrining bahan makanan itu secara acak. Apa ada yang tidak sesuai dengan spesifikasi bu?"
"Pergi ke ruang persiapan bahan makanan segar dan ruang penyimpanan dan lihat apa yang salah. Jika sudah, carilah solusinya. Kutunggu di ruanganku 15 menit dari sekarang"
"Baik bu Dina"
Kinar segera berlari menuju ruang persiapan bahan makanan segar dan benar saja. Ia melihat tumpukan tomat dengan ukuran yang lebih kecil dari biasanya dan beberapa diantaranya ada yang sudah busuk. Ia beranjak dari ruang persiapan bahan makanan segar menuju ruang penyimpanan bahan makanan kering. Ia meneliti satu per satu bahan makanan yang baru datang kemarin. Ia terkejut ketika melihat beberapa susu skim yang baru datang kemarin memiliki tanggal kadaluarsa yang sudah dekat. Dengan segera ia menelfon supplier dan meminta pertanggungjawaban. Untung saja sejak awal kerja sama, pihak Ahli Gizi sudah membuat perjanjian tertulis dengan pihak supplier sehingga tidak butuh waktu lama pihak supplier mau mengganti kerugian dengan mengirim bahan makanan yang baru dan membayar denda hari itu juga. Kinar kembali berlari menuju dapur karena kebutuhan tomat itu tidak cukup untuk menu makan pasien nanti malam dan besok, ia harus cepat merubah siklus menu secara mendadak. Ia memanggil Bu Santi selaku kepala bagian pengolahan.
"Bu Santi, permisi, ada hal mendesak yang harus kita bicarakan"
"Ada apa bu Kinar?"
"Tolong ubah menu untuk malam ini, besok pagi dan besok siang. Kebutuhan bahan untuk bumbu dasar merah kita tidak mencukupi karena bumbu harus dibuat sekarang tapi bahan pengganti yang dijanjikan supplier baru akan datang nanti sore"
"Setahu saya untuk besok siang bukan makanan berbumbu dasar merah bu. Hanya malam ini dan besok pagi. Apa bahan makanan yang ada saat ini tidak sesuai spesifikasi bu?"
"Iya, terjadi kesalahan kemarin. Kalau begitu ubah yang malam ini dan besok pagi. Tukar siklus menu malam ini dan besok pagi dengan menu 2 hari setelahnya. Ini akan rumit dan bisa saja terjadi pengulangan menu namun ini mendesak. Kita lakukan ini hanya untuk saat ini. Apa bu Santi mengerti?"
"Saya mengerti bu. Akan saya panggilkan petugas yang kemarin melakukan skrining bahan makanan saat receiving"
Kinar melakukan evaluasi mendadak karena kesalahan tersebut. Dan ternyata benar, petugas tersebut memang sudah melakukan skrining namun tomat yang tidak sesuai spesifikasi tersebut terletak di tempat yang luput dari skrining. Kesalahan sudah terjadi, yang perlu dilakukan sekarang adalah memperbaiki. Kinar menemui Bu Dina dan menjelaskan duduk permasalahannya. Kinar sangat pusing. Sesaat ada ketegangan di Instalasi Gizi karena masalah terebut namun kali ini bisa diatasi dengan cepat. Kinar kembali ke ruangannya dan terlihat meletakkan kepalanya yang terasa berat. Tiba-tiba HP Kinar bergertar dan ada pesan dari Satria yang mengajaknya makan siang. Kinar tidak sadar jika ini sudah jam istirahat. Pantas saja ruang Instalasi Gizi sepi
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me (complete)
General Fiction"Pekerjaanku sebagai Ahli Gizi menuntutku untuk selalu tersenyum didepan pasien-pasienku. Akupun sudah lama memimpikan kebahagiaan ini denganmu. Kau juga bahagia denganku. Dengan perjuangan kita selama ini sampai kita berhasil berada di titik ini. L...