Hari ini Kinar masuk shift siang. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Kinar sangat lelah dan ingin segera pulang namun pekerjaannya belum juga selesai. Ia harus menyelesaikan dokumen yang harus ia kerjakan dan mengecek ketersediaan bahan makanan di ruang penyimpanan. Ketika tengah asyik dengan catatannya tiba-tiba Kinar dikejutkan dengan suara dentuman seperti benda jatuh di sekitar ruangan penyimpanan. Kaki Kinar gemetar, mengingat lingkungan sekitar sudah gelap karena penerangan di sekitar ruang penyimpanan sedikit remang-remang.
"Ya Tuhan, suara apa itu? Apa ada maling? Dimana security Rumah Sakit? Kenapa maling bisa masuk?"
Kinar mengintip keadaan luar dari celah pintu yang sedikit terbuka. Dan benar saja, seseorang memakai baju serba hitam lengkap dengan penutup kepalanya sedang membawa 2 buah laptop. Ia berpikiran bahwa laptop tersebut diambil dari ruangannya di Instalasi Gizi atau dari ruang lain dan maling tersebut ingin kabur lewat belakang agar tidak ketahuan.
Namun nasib malang sedang berada di pihak Kinar, maling tersebut melihat Kinar yang sedang mengintip. Bukannya lari, maling tersebut malah menyerang Kinar. Dengan rasa takut dan tenaga yang tersisa, Kinar melawan sebisanya. Saat hendak kabur keluar melalui pintu, tiba-tiba..
Sreeettt...
"Aaaaaaakkkhhh...."
"KINAR!!!!!"
Bug.. Bug... Bug......
Keesokan harinya, Kinar masih terbaring lemah di kamar rawat. Perlahan Kinar mengerjap-ngerjapkan matanya sambil sesekali menyerengit karena mendadak merasakan perih di bagian pinggang kanannya. Mata Kinar memandangi sekelilingnya. Lingkungan kamar yang sudah tidak asing baginya. Biasanya ia mendatangi kamar ini untuk visite pasien namun kali ini ia yang terbaring di kasur itu.
"Bagaimana keadaanmu? Lebih baik?"
"Kinar kenapa ma? Kok pinggang Kinar sakit?"
"Tidak ingat kejadian semalam? Untung Satria datang tepat waktu karena saat itu dia hendak mengunjungi tempat kerjamu. Saat dia sudah mendekati Instalasi Gizi, dia mendengar suara ribut dari arah ruang penyimpanan dan benar saja maling itu hendak menusukmu dan saat itu juga Satria menolongmu dengan memukuli maling itu. Untung luka tusukanmu tidak mengenai organ dalammu. Kau pingsan lebih karena shock"
"Kinar cuma ingat Kinar ditusuk, tapi Kinar nggak ingat kalau ada mas Satria. Dia nggak papa kan ma?"
"Dia tidak apa-apa, hanya lebam sedikit. Sekarang kamu tidak usah masuk kerja dulu. Toh pihak rumah sakit memahami keadaanmu"
Kinar mengalami sedikit trauma setelah kejadian itu. Pihak rumah sakit mengadakan evaluasi besar-besaran karena salah satu pegawainya terluka akibat kelalaian dari pihak keamanan rumah sakit. Memang semua pekerjaan akan memiliki resiko masing-masing. Saat malam hari rumah sakit akan sepi. Dokter dan perawat berada di ruangan/bangsal masing-masing. Begitu pula ahli gizi yang kebetulan pulang larut, dan karena ruang Instalasi Gizi cukup sepi karena bukan tempat pasien rawat inap maka bukan tidak mungkin kejadian seperti itu terulang kembali. Kinar bersikeras tidak ingin mendapat shift siang karena ia akan tidak ingin pulang larut malam lagi.
"Kinar sudah masuk kerja?"
"Iya mas sudah, hanya luka ringan saja. Makasih sudah mau menolongku"
"Bukan apa-apa Kinar. Aku hanya menolong sebisaku. Maaf kalau pihak Rumah Sakit lalai"
"Kau selalu saja minta maaf, padahal jelas-jelas ini bukan murni kesalahanmu"
"Tapi kan aku bertanggung jawab juga atas keselamatan pegawai disini"
"Iya, terima kasih mas"
"Kamu nggak papa kan?"
"Nggak papa cuma masih takut saja. Mas Satria nggak papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me (complete)
General Fiction"Pekerjaanku sebagai Ahli Gizi menuntutku untuk selalu tersenyum didepan pasien-pasienku. Akupun sudah lama memimpikan kebahagiaan ini denganmu. Kau juga bahagia denganku. Dengan perjuangan kita selama ini sampai kita berhasil berada di titik ini. L...