Kinar POV
~Keesokan Sorenya~
"Selamat sore tante, mas Satria"
"Sore Kinar"
"Tante, saya boleh mengajak mas Satria berjalan-jalan ke taman tidak? Saya yang mendorong kursi rodanya. Mas Satria mau kan?"
"Kau mengajakku? Ke taman?". Mas Satria terlihat sedikit bingung.
"Iya, taman tempat kau kemarin menenangkanku setelah ada kejadian di bangsal jiwa"
"Bawalah Satria, ajak dia jalan-jalan, ajak dia mengobrol juga ya Kinar. Tante minta tolong". Belum sempat mas Satria menjawab namun ibu dari mas Satria memotong pembicaraan kami dan tatapannya... Tatapan tante seakan penuh kesedihan dan mengharap sesuatu dariku.
"Baiklah tante, terima kasih. Yuk mas, kita ke taman"
Aku mendorong kursi roda mas Satria menyusuri lorong. Aku berusaha menyembunyikan rasa khawatir dan sedihnya di hadapan mas Satria walau dadaku serasa sangat sesak karena menahan air mata yang tak kubiarkan mengaliri pipiku. Sampai tak terasa aku dan mas Satria sudah berada di kursi tempat kami duduk kala itu. Aku berlutut di hadapan mas Satria yang masih terduduk di kursi rodanya dengan infus yang masih menancap di tangan kanannya. Mataku menatap dalam manik matanya, kupaksakan senyum seikhlas mungkin dihadapannya. Tanganku menggenggam erat tangannya tapi hanya senyum tipis yang kudapat dari bibir mas Satria.
"Ada apa mas? Apa terasa sakit lagi?"
"Rasanya sama saja seperti sebelumnya, aku masih belum bisa merasakan kakiku"
"Bagaimana kepalamu? Masih sakit?"
"Terkadang kalau aku berfikir tentang sesuatu rasanya sangat sakit"
Aku berusaha menahan air mataku yang memaksa untuk mengalir. Suaraku mulai bergetar mendengar kalimat-kalimat yang terlontar dari mulutnya.
"Jangan memaksakan dirimu mas. Aku akan membantumu jika kau butuh sesuatu"
"Tapi kau kan harus bekerja Kinar, kau baik sekali terhadapku"
"Apa yang kau bicarakan mas? Tentu saja aku akan dengan senang hati membantumu"
"Aku sedih Kinar. Bolehkah aku bercerita sedikit padamu?"
"Ceritalah kalau itu bisa membuatmu lega"
Aku duduk di kursi taman dan kuputar kursi rodanya agar berhadapan denganku
"Aku sedih Kinar"
"Kenapa?"
"Hatiku sakit saat ini"
"Apa ada masalah? Kenapa kau tidak cerita sebelumnya? Apa ada yang mengganjal?"
"Bagaimana bisa Dokter Grace yang notabene adalah kekasihku yang sudah kupacari selama 2 tahun tidak perhatian kepadaku sedikitpun"
Ya Tuhan, apa yang sedang kau bicarakan mas? Mengapa kau berbicara seperti itu?
"Ma...maksud mas Satria apa?"
"Lihatlah sekarang kau yang selalu merawat dan menemaniku. Bahkan ayah dan ibuku bilang kau tidak tidur demi menemaniku saat aku masih koma kemarin. Dimana kekasihku?"
"Ke..kasih?"
"Aku tau kita sekarang sudah lebih dekat dari sebelumnya dan menjadi sahabat, namun tidak seharusnya kau mengorbankan dirimu sampai kau tampak kelelahan seperti ini"
"Aku.... Sahabatmu? Apa kau tidak ingat padaku?"
"Apa maksudmu? Aku ingat padamu. Kau sudah kuanggap sebagai adikku Kinar, kau sahabat yang kupercaya. Maka dari itu aku mau bercerita seperti ini. Tolong sampaikan salamku pada Dokter Grace jika kau bertemu dengannya. Bilang padanya aku merindukannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me (complete)
Ficción General"Pekerjaanku sebagai Ahli Gizi menuntutku untuk selalu tersenyum didepan pasien-pasienku. Akupun sudah lama memimpikan kebahagiaan ini denganmu. Kau juga bahagia denganku. Dengan perjuangan kita selama ini sampai kita berhasil berada di titik ini. L...