"Kinar, kau tidak apa-apa? Kau dipukuli oleh Galih?"
"Hiks... Hiks.."
"Tenanglah, kuantar kau pulang. Putri, bukakan pintu mobil untuk Kinar"
"Iya mas"
Sesampainya di rumah, Kinar langsung lari menuju kamarnya. Papa, mama dan Kirana dibuat bingung olehnya. Akhirnya Satria dan Putri memperkenalkan diri dan menjelaskan duduk permasalahannya. Papa Kinar terlihat shock mendengar cerita Satria. Ia masih tidak percaya calon menantu yang sangat ia banggakan tega menyiksa putri tercintanya. Sesaat setelah Satria dan Putri pulang, papa Kinar segera memasuki kamar Kinar.
"Kinar, papa boleh bicara?"
"Iya pa"
"Papa minta maaf sudah memaksamu"
"Sekarang papa sudah tahu semua kan?"
"Iya papa menyesal. Tapi semua ini papa lakukan karena papa khawatir, kau tak kunjung memiliki pendamping hidup"
"Pa, Kinar masih 24 tahun. Kinar masih bisa bekerja dulu kan sampai Kinar benar-benar mapan"
"Iya kalau sudah ada calon tidak apa-apa berbicara seperti itu, masalahnya adalah kau tidak memiliki kekasih sekarang. Ayolah Kinar. Papa dan mamamu ini sudah tua. Papa dan mama tidak mau terlambat, papa dan mama ingin melihatmu menikah, ingin menggendong cucu-cucu papa nantinya"
"Papa akan melihatku menikah dan punya anak. Papa tenang saja, papa dan mama tetaplah menjaga kesehatan kalian. Aku tidak akan mengecewakan kalian"
Kinar masih sedikit sesenggukan masih merasakan sakit di wajah dan hatinya. Sampai akhirnya tidak terasa ia tertidur. Ia tertidur cukup larut. Ia baru benar-benar terlelap pukul 2 pagi. Alhasil kepalanya menjadi sangat sakit di pagi hari. Namun seperti biasa, walau sakit atau sedih, seorang tenaga kesehatan tidak boleh menunjukkannya di depan pasien.
"Bu Kinar, sudah kau selesaikan visite di ruanganmu?"
"Sudah bu, tapi nanti saat hendak pulang saya harus mengulangi monev di bangsal anak. Ada apakah bu?"
"Saya ingin bicara sebentar"
"Silahkan bu"
"Saya suka dengan kinerjamu. Kita semua tidak pernah terhindar dari kesalahan, kepanikan, dan ketegangan dalam kondisi apapun. Tapi saya lihat kamu bisa melalui itu semuanya"
"Semua juga berkat bimbingan dari bu Dina. Terima kasih sudah membimbing saya"
"Pihak Rumah Sakit berencana memberikan tugas belajar untuk beberapa pegawainya. Saya ingin mengajukanmu untuk melanjutkan pendidikan profesimu"
"Bukankah pendidikan profesi gizi adanya di Kota Malang ya bu?"
"Iya. Kalau memang kau mau, akan saya ajukan. Kau bisa lanjutkan pendidikan disana. Kau akan diberi masa cuti pendidikan selama 2 tahun. Kota Malang cukup jauh jadi kau tidak perlu pulang pergi, bermukimlah disana sementara sampai pendidikanmu selesai. Setelah kau kembali, akan dengan mudah saya promosikan kau sebagai Kepala Instalasi Gizi. Bagaimana?"
"Akan saya pikirkan dulu bu"
"Baiklah, silahkan melanjutkan pekerjaanmu"
"Terima kasih bu"
Telfon
"Halo?"
"Kinar? Sudah mau pulang?"
"Iya tetapi aku masih harus monev ke pasienku di bangsal anak"
"Aku boleh ikut visite? Aku sudah selesai dengan pekerjaanku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me (complete)
Fiction générale"Pekerjaanku sebagai Ahli Gizi menuntutku untuk selalu tersenyum didepan pasien-pasienku. Akupun sudah lama memimpikan kebahagiaan ini denganmu. Kau juga bahagia denganku. Dengan perjuangan kita selama ini sampai kita berhasil berada di titik ini. L...