"Permisi bu Dina"
"Silahkan, ada apa Kinar?"
"Terkait tugas belajar saya, saya ingin melakukan tes tahap ini saja"
"Apa kamu yakin? Bagaimana dengan---"
"Saya ingin mencoba tesnya dulu bu"
"Hhhmmm... Saya mengerti. Kinar, pikirkan lagi. Saya tahu maksudmu, kau ingin pergi karena kondisi pak Satria kan?"
"..."
"Baiklah kalau kamu yakin, pendaftarannya ditutup 3 hari lagi. Untung belum terlambat. Akan saya bantu uruskan. Kalau kamu berubah pikiran, segera hubungi saya"
"Terima kasih bu Dina"
Kinar sudah tidak kuat, Kinar tau ia bodoh, ia tidak memikirkan perasaannya lagi. Hatinya sakit. Tapi bukan berarti ia sudah tidak mencintai Satria. Ia hanya tidak kuat jika melihat Satria yang semakin dekat (lagi) dengan Dokter Grace dan mengetahui kenyataan bahwa kemungkinan Satria untuk mendapatkan ingatannya akan sangat kecil membuatnya memutuskan ingin pergi.
"Mas Satria apa kabar?"
"Eh Kinar, sudah lebih baik. Terima kasih ya sudah memperhatikanku"
"Iya mas sama-sama"
"Kau dari mana saja? Seminggu ini kau tidak mengunjungiku. Apa keadaan Rumah Sakit sedang ramai sehingga kau sangat sibuk?"
"Apa kau merindukanku?"
"Entahlah, hanya saja aku berharap kau datang setiap hari"
"Bagaimana hubunganmu dengan Dokter Grace?"
"Hubungan kami baik-baik saja. Do'akan aku ya, aku ingin melamarnya setelah aku keluar dari Rumah Sakit"
"Kau... akan menikah dengan Dokter Grace?"
"Tentu saja. Usiaku sudah cukup tua. Usia Dokter Grace juga kurasa sudah matang untuk membangun rumah tangga"
"Semoga sukses dalam proses melamar Dokter Grace ya mas. Aku ikut senang"
"Kau juga, segeralah menikah. Jangan terlalu happy bekerja sampai-sampai kau lupa dengan menikah"
"Aku tidak lupa. Hanya saja..."
"Hanya saja apa?"
"Tidak, tidak ada apa-apa"
"Ayolah, aku sudah sering cerita padamu, tapi kau sangat jarang cerita padaku"
"Lelaki yang kucintai sedang tidak mungkin untuk mengajakku menikah"
"Mengapa? Apa dia tidak melamarmu? Kalian tidak saling mencintai?"
"Sangat. Kami sangat saling mencintai. Kedua keluarga kami juga sudah saling bertemu. Bahkan kami sudah sepakat menikah sebentar lagi. Tapi mendadak dia melupakanku, dia menghilang entah kemana"
"Ah dasar lelaki tidak gentle. Kinar, dia bukan lelaki yang pantas untukmu jika dia tega memperlakukanmu seperti itu"
"Jangan menghinanya, mungkin dia berada di masa-masa sulit"
"Tidak bisa Kinar. A real man would never hurt his woman. Siapa sih lelaki iku? Kau tidak pernah menceritakannya padaku ya?"
"Aku pernah menceritakannya padamu. Tapi mungkin kau lupa. Jangan diingat-ingat. Nanti kepalamu sakit lagi"
"Maafkan aku Kinar. Aku sekarang lumpuh dan amnesia, aku benar-benar tidak ingat kejadian beberapa bulan terakhir. Aku minta maaf jika ada sesuatu yang kulupakan diantara kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me (complete)
General Fiction"Pekerjaanku sebagai Ahli Gizi menuntutku untuk selalu tersenyum didepan pasien-pasienku. Akupun sudah lama memimpikan kebahagiaan ini denganmu. Kau juga bahagia denganku. Dengan perjuangan kita selama ini sampai kita berhasil berada di titik ini. L...