1 (I am a Nutritionist)

1.7K 64 40
                                    

Sebenernya aku nggak bener-bener tahu cerita ini genrenya apa. Dibilang romance ya romance, drama ya drama, science fiction ya sedikit soalnya aku memasukkan unsur-unsur medis dari sudut pandang Ahli Gizi karena aku seorang Ahli Gizi. Tolong dukung saja lah. Jangan lupa voment. Beri saya yang amatiran ini kritik dan saran. Terima kasih dan selamat membaca :)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






Langkah kaki gadis itu semakin cepat. Bahkan mungkin bisa dibilang ia sedang berlari. Suara dentuman dari sepatu boots dengan heels 5 cm itu menggema di lorong panjang yang gelap. Nafasnya terengah tak karuan dan sesekali ia merapikan kunciran rambutnya yang juga mulai tak karuan.

Sampailah gadis itu di suatu ruangan yang berisi satu orang sedang berdiri memandangi kedatangannya dan yang satu lagi terbaring di sebuah ranjang putih.

"Kalian ini tidak mengerti atau memang meremehkan peringatan saya kemarin?"

"Mohon maaf bu, saya sudah memberi note bahwa pasien memiliki alergi terhadap ayam"

"Tapi buktinya makanan ini terbuat dari ayam kan? Saya tidak mau tahu, kami akan melaporkan kepada kepala rumah sakit ini"

"Kami mohon maaf, akan saya ganti makanannya"

"Lihat ini anak saya sudah mulai gatal-gatal. Tanggung jawab kamu"

"Saya akan melaporkan kepada perawat agar diberi obat penangkal alerginya. Akan saya berikan makanan yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini. Sekali lagi saya mohon maaf"

"Ya sudah, pergi sana ambilkan makanan yang baru!"

Gadis itu keluar ruangan dengan langkah gontai sambil membawa nampan berisi makanan pasien yang "salah" tersebut. Sesampainya di dapur rumah sakit, ia langsung menemui kepala bagian pengolahan bahan makanan. Ingin sekali ia memarahi setiap orang yang tiba-tiba memandangi kedatangannya itu namun ia harus tetap tenang dan berfikir jernih.

"Tolong buatkan makanan baru untuk pasien di kamar VVIP 3 dengan menu non unggas, sekarang. Tidak ada pertanyaan, kerjakaan dan langsung antarkan dalam 5 menit!"

Kepala pengolahan bahan makanan itu tertegun sesaat namun segera melaksanakan perintah Ahli Gizi yang notabene adalah atasannya tersebut. Tidak lama, petugas distribusi segera mengantarkan makanan yang baru ke ruang VVIP 3 tersebut.

"Maaf Bu Kinar, apa ada sesuatu yang salah?"

"Saya kemarin kan sudah memberi note bahwa pasien di ruang VVIP 3 memiliki alergi terhadap ayam, kenapa hari ini pasien diberikan menu berbahan ayam?"

"Mohon maaf bu ini kesalahan saya, saya tidak melihat note dari Bu Kinar karena perubahan shift kemarin"

"Lain kali tolong lebih teliti, semua hal yang berhubungan dengan dapur dan makanan pasien adalah tanggung jawab saya di hadapan pasien, jadi saya mohon kerja samanya. Saya tidak mau mencelakai pasien hanya karena keteledoran kalian. Bu Santi lelah, saya lelah, petugas lain juga lelah. Tapi ingat ini rumah sakit, bu Santi tidak mau membuat orang yang sudah sakit menjadi lebih sakit bukan?"

"Saya mengerti bu, sekali lagi saya mohon maaf"

"Ini peringatan pertama saya di bulan ini. Jangan sampai saya mengadakan evaluasi lebih awal karena kesalahan yang kalian lakukan"

"Saya minta maaf bu. Saya juga akan lebih mengawasi bidang pengolahan lebih baik lagi"

"Terima kasih bu Santi, mohon kerja samanya"

Kinar, seorang Ahli Gizi muda berusia 24 tahun yang sudah bekerja di sebuah Rumah Sakit di kota kelahirannya adalah gadis yang tegas, disiplin dan cenderung keras walau terkadang ia juga bisa menjadi sosok yang sangat menyenangkan apabila di luar jam kerjanya. Penampilannya terlihat lebh trendy jika dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, ia memiliki style nya sendiri yang cenderung funky. Di saat ia bekerja ia akan menjadi sosok yang sangat disegani oleh bawahannya dan menjadi sosok yang sangat ramah nan lembut di depan pasiennya. Secara umum begitulah dua sisi karakter dari tenaga kesehatan. Ia harus menyembunyikan segala macam kondisinya jika sudah berada di hadapan pasien. Saat ini ia sedang kalut karena kejadian tadi. Ia sudah bisa menebak bahwa Bu Dina, kepala Instalasi Gizi, akan menyemprotnya dengan berbagai macam kalimat dan menodongnya dengan berbagai macam pertanyaan karena pasien di ruang VVIP 3 tersebut adalah kenalan dekat dari kepala Rumah Sakit itu sehingga dengan mudahnya pasien tersebut akan melaporkannya.

Remember Me (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang