Gak peduli

16.9K 384 3
                                    

Pagi ini selyn sangat malas pergi ke sekolah bahkan untuk beranjak dari tidurnya saja ia tak mau

Ia merasa sangat lelah badannya terasa sakit semua

"Ini semua gara gara Ari sialan, badan gua sakit semua" gerutu selyn di dalam kamarnya

Ia mengingat kejadian semalam dimana Ari memintanya untuk menjadi asistennya di mulai pada malam itu juga.

Dengan seenak jidad nya Ari menyuruh nya untuk melakukan ini dan itu, kesana dan kemari, ambil ini ambil itu. Arggh sungguh mengesalkan sekaligus melelahkan bukan?
Namun apa daya selyn tak bisa berbuat apa apa. Janji tetaplah janji yg harus di tepati.

Saat ia sedang merenungi kejadian semalam

Tok tok tok

Terdengar seseorang sedang mengetuk pintu kamarnya

"Non, ini udah siang, non gak sekolah? " tanya seseorang itu yg ternyata adalah bi Ina

"Bentar lagi bi" teriak selyn dari dalam kamarnya

Tidak mendapat jawaban dari bi Ina selyn pun beranjak memasuki kamar mandinya dan membersihkan dirinya. Setelah selesai dengan ritual mandi nya yg sangat lama itu
Kemudian menyiapkan semua alat tulis dan seragamnya

"Ok selesai waktunya gue---" ucapan selyn terpotong ketika mendengar teriakan dari luar rumahnya yg besar itu

"Selyn woy ayo buruan sekolah"
Teriak Ardeta dan Tiara dari luar pagar rumah selyn

"Aelah tuh si kembar dempet ngapain lagi pake jemput gua gak tau apa kalau nenek sihir udah balik" ucap selyn di kamarnya

Tiba tiba ia mendapatkan sebuah ide untuk menjahili sahabat sahabat nya itu

"Selyn woy!!  Kita udah garing nih disini nungguin lo" suara Tiara kembali terdengar

Nihil tak ada jawaban sama sekali membuat Tiara dan Ardeta kesal dan kembali berteriak dengan volume lebih berisik dari sebelumnya

"Selyn!!!  Buruan gua belum ngerjain pr " teriak Ardeta

Selyn yg sedari tadi mendengarkan teriakan mereka hanya tersenyum jahil

"Se---" teriakan Ardeta terhenti karena kehadiran seseorang yg membuka pintu rumah selyn

"Itu pasti selyn" ucap Tiara pada Deta

Dan ternyata dugaan mereka adalaaaahhhhhh salah besarrr
Yg keluar bukan lah selyn melainkan Rahma dan juga anak anaknya Reina dan Justin

"Hay kalian tau tidak ini rumah orang dan kami masih mempunyai indra pendengaran yg baik jadi tak perlu berteriak seperti itu" ucap Rahma galak

"Buset tuh nenek sihir beserta para kecebongnya udah balik kesini" bisik Deta kepada Tiara yg mematung di tempat

"Eh minggir lo semua gua sama abang gua mau kesekolah minggir ntar gua nyentuh lo lagi" ucap Reina yg bergerak ke luar pagar bersama Justin

"Lah emang kenapa kalau gua nyenggol atau nyentuh lo? " tanya Tiara dengan wajah yg bingung

"Tiara bego" ucap selyn yg sudah berdiri di depan pintu rumahnya

" bisa bisa gua rabies ntar kalo sentuhan atau senggolan sama lo pada" jawab Reina dengan tatapan jijik nya

"Apa" Tiara dan Deta kaget

"Buset dah dia kira kita apaan?  Komodo? " tanya Tiara pada deta setengah berbisik

Bukan hanya Tiara yg emosi tapi Deta juga ikut emosi karna ikut merasa bahwa dirinya sedang di remehkan oleh Reina

Tiara dan Deta pun saling memandang dan tersenyum

"Ngapain lo senyum senyum" ucap Reina yg kebingungan

Tiara dan Deta hanya tersenyum jahil

Rahma, selyn dan Justin yg melihat mereka pun ikut bingung

"Ok gua hitung ya ta"

Deta mengangguk

"Satu.. " mereka pun mulai turun dari sepedanya masing masing

"Mau apa lo pada ha" ucap Reina gugup

"Dua.. " Tiara kembali menghitung

Reina melangkaah mundur

"Tiiii.. " ucap Tiara menggantung

"Gaaa.. " Deta melanjutkan hitungan Tiara

Mereka pun memeluk Reina sambil tertawa terbahak bahak
Selyn yg mengerti akan maksud sahabatnya itu pun ikut tertawa

"Bwhahaha.. Rasain nih rabies , rabies dah lo" ucap Tiara di sela kesibukannya menjahili Reina

"Bwhaha.. Wah-wah hebat ternyata sobat gua udah pada pindah provesi nih dari curut ke komodo" ucap selyn yg diiringi tawanya

"Aaaaa.. Lepasin gua.. Mama" rengek Reina

Rahma yg melihat anaknya di jahili seperti iti menatap Tiara dan Deta dengan tatapan membunuhnya

"Lepasin Reina!! " ucap Rahma

Namun sayang sekali ucapannya hanya dianggap angin lalu

Alhasil Rahma naik pitam dan

Brugh.. Brugh ...plak

Suara lemparan dari berbagai benda di sekitar Rahma dilempar ke arah Tiara dan Deta dan yg terakhir adalah tamparan dari Rahma untuk selyn yg mentertawakan Reina

Selyn memegangi sudut bibirnya yg mengeluarkan darah dan mengusapnya dengan kasar
Terasa perih memang
Tapi ia tak mau ribut di pagi hari yg indah ini. Ia lalu mengambil sepedanya dan memberikan kode kepada sahabat sahabatnya itu untuk segera berhenti menjahili Reina dan segera ke sekolah

---------
Typo nya masih ada harap maklum yak hehe

Cinta Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang