pengusiran

14.2K 340 1
                                    

Tiara dan ardeta tak habis fikir bagaimana bisa kenzo yg memberikan uang sekolah selyn
Kepada mereka sedangkan selyn sendiri sama sekali tak menghubungi mereka

Dari pada pertanyaan yg menyusahkan itu terus berputar dikepala mereka akhirnya ardeta memilih untuk menelfon selyn

Tuut.. Tutt

Telpon tersambung

"Halo" jawab seseorang diseberang sana siapa lagi kalau bukan selyn

"Halo lyn lo hutang penjelasan ya ke kita" ucap deta kesal

"Penjelasan naon atuh neng? " jawan selyn sambil terkekeh

"Yak!! Tentang kenzo yg tadi pagi nganterin uang sekolah lo ke kita?  Kok bisa sih. Lo ketemu dia dimana? Dia juga bilang lo sakit emang beneran? " tanya deta hampir tanpa jeda

Terdengar selyn menghela nafasnya kasar

"Ok gua jelasin. Tapi inget jangan potong omongan gua"

"Ok. Ok. Buru jelasin"

"Jadi gini"

Flashback on

"Kau ini benar benar selyn" ucap Mr. Hendra dengan geram

Selyn hanya diam tak menjawab

"Kemarin kau membolos. Dan sekarang ikut balapan liar" lanjut Mr. Hendra

"Ya itu benar" jawab selyn dengan tenang

"Untuk apa kau mengikuti balapan itu? Tak ada gunanya" Mr. Hendra mulai meninggikan suaranya

"Karena gua suka dan itu banyak manfaatnya buat gua" jawab selyn dengan wajah datar

"Apa tertangkap polisi dan hampir masuk penjara adalah salah satu manfaatnya?! " bentak Mr. Hendra

"Mungkin, tapi selain itu gua juga bisa dapat uang"

"Kau ini" ayahnya mengepalkan tangan dan berniat menampar selyn namun diurungkannya niatan tersebut "apa tak cukup uang yg aku berikan setiap hari padamu? "

Selyn tertawa miris mendengar ucapan ayahnya

"Uang? Uang apa! Setiap hari gua pake tabungan gua sendiri, bahkan uang sekolah gua lo gak pernah lunasin dan nama mahendra lo hapus dari nama gua, semua data diri gua lo palsuin! " bentak selyn dengan penuh emosi

"Mana mungkin setiap hari papah sudah memberikan uang itu pada reina" elak Mr. Hendra atau ayah selyn

"Lo percaya sama dia" selyn menggelengkan kepalanya " kalau lo mau tau, gua balapan buat menangin nih uang" selyn memperlihatkan amplop cokelat yg berisi sejumlah uang kemudian melanjutkan kalimatnya " dan ini gua mau bayar uang sekolah gua, jadi lo gak usah repot repot datang kesekolah dan bayarin uang sekolah gua dengan alasan kasian" selyn mengakhiri pembicaraan mereka dan melangkah menaiki tangga

"Satu lagi. Lo tinggal urusin istri dan anak lo yg gak tau diri itu" ucapnya sebelum benar benar berada di lantai kedua

Cukup sudah jika selyn sudah memaki istri dan anaknya ia tak bisa menahan emosinya lagi
Meskipun selyn adalah anak kandungnya

"Selyn" panggil Mr. Hendra

Selyn kembali turun ke bawah "ada apa tuan memanggil saya? " jawabnya

"Tinggalkan rumah ini sekarang juga" ucap Mr. Hendra

Selyn yg awalnya terkejut langsung merubah ekspresinya menjadi tenang kembali dan menjawab " dengan senang hati" lalu ia memasuki kamar dan mulai mengemasi barang barangnya tak lupa album foto keluarganya ikut ia masukan ke koper nya. Setelah ia selesai dengan semua barang yg akan ia bawa. Selyn melangkah keluar rumah menuju garasi untuk mengambil sepedanya. Saat ia melangkah keluar pagar rumahnya satpam yg telah lama menjaga rumah mereka pun menghampiri selyn dan bertanya " non selyn mau kemana? "
Selyn mengambil nafas panjang dan dengan senyuman manisnya ia menjawab "biasa pak, cari majikan baru" pak satpam yg mengerti akan keadaan nonanya itu hanya menatapnya sedih dan memberikannya sebungkus roti
"Nih non buat bekal di perjalanan"

"Thanks pak satpam" balas selyn lalu melambaikan tangan dan berlalu

Dengan tangan kiri menyeret koper selyn mengendarai sepedanya dengan santai mulai meninggalkan rumah besar nya itu, belum lama ia berkendara ia menghentikan laju sepedanya dan mengahadap ke arah satpam nya tadi. Namun ia terkejut ketika melihat semua orang yg tinggal di rumahnya menatap sedih akan kepergiannya,kecuali reina, justin dan ibunya, yh hanya berpura pura sedih tentunya termasuk bi ina sang pembantu yg sudah ia anggap sebagai keluarga

"Pak satpam gua titip bi ina ya" teriak selyn

Pak satpam hanya menganggukan kepalanya sedangkan bi ina menangis histeris melihat kepergian nona yg ia sayangi

Selyn pun melanjutkan perjalanannya hingga tanpa di sadarinya hujan mulai turun.
Selyn menepikan sepedanya di depan sebuah toko yg tutup
Karena lelah akhirnya ia memilih tidur di depan toki tersebut.

------------
Matahari mulai menampakan sinarnya. Selyn yg terbangun dan melihat ke arah jam yg melingkar di tanggannya menunjukan pukul enam pagi. Ketika ia hendak berdiri entah mengapa seketika badannya terasa lemas dan pandangannya menjadi buram namun ia tetap memaksakan untuk bangkit

Brukk

Selyn terjatuh tak sadarkan diri, di waktu yg sama mobil kenzo melintasi toko tersebut dan melihat keramaian disana. Karena penasaran ia pun turun dari mobilnya dan melihat apa yg terjadi

"Permisi pak ada apa ini" ucap kenzo pada seorang pria paruh baya di sebelahnya

"Ini ada orang pingsan dek, cewek. kasian kayaknya habis di usir dari kontrakan" jawab bapak itu

"Maksudnya pak? " tanya kenzo lg

Bapak tersebut menunjuk kearah koper

"Ini di bawa ke puskemsmas aja lah kasian" ucap ibu ibu yg tak tega dengan selyn

Mereka pun setuju. Akhirnya beberapa warga membantu membopong selyn menuju puskesmas. Tanpa sengaja kenzo melihat sekilas wajah selyn yg sesang di bopong warga

'Kayaknya gua kenal' batin kenzo

"Pak maaf boleh saya lihat wajahnya? "

"Oh, ya boleh mungkin anda kenal"

Kenzo mulai mendekat dan melihat wajah selyn yg pucat

"Saya kenal dia pak, biar saya saja yg bawa"

Flashback off

"Gitu deh ceritanya " ucap selyn diakhir ceritanya

"Jadi lo sekarang dirumah kenzo ?"

Selyn tak menjawab namun langsung mematikan sambungan telponnya secara sepihak

Cinta Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang