Part 20

4.2K 162 0
                                    

H-5 Sebelum Putus

"Dev gue perhatiin akhir-akhir ini lo sering berubah-ubah mood, kayaknya ada masalah ya?" Tanya Stevan

"Gue gak tau tapi diantara kita semua lo tuh yang paling peka. Pasti cewek yang dapetin lo bakalan seneng banget." Goda Devran

"Udah deh jangan ngelantur, jawab aja."

"Lo tau kan akhir-akhir ini Diandra aneh, gue berusaha buat ngejaga hubungan ini. Gue sayang banget sama Diandra apapun bakal gue lakuin buat dia. Gue gak mau dia ninggalin gue Stev!"

"Lo tau kan seberapa lo bertahan untuk membangun batu bata tapi kalau di sisi lain bukannya membantu malah menguranginya sampai kapanpun gak akan pernah menjadi bangunan yang kokoh."

"Maksud lo?" Devran menatap tajam Stevan

"Apa lo udah pastiin hati Diandra sejalan sama hati lo? Apakah komitmen kalian sama? Apakah dia juga berjuang pertahanin hubungan kalian? Lo mesti pastiin semua itu Dev, agar lo juga tau jawabannya." Jawab Stevan dengan tersenyum

Devran mengalihkan pandangannya dan memikirkan apa yang dikatakan Stevan. Banyak pertanyaan yang sudah membayanginya dan tidak tahu bagaimana caranya untuk menanyakan pada Diandra.

Saat pulang sekolah

"Kenapa tuh anak dari tadi sama sekali gak fokus, berantem lagi?" Tanya Bimo yang melihat Devran menjadi pendiam

"Gue lebih suka dia heboh mikirin hal-hal yang bisa buat Diandra senang, daripada kayak gini jadi horor." Sahut Andre yang menggosokkan kedua telapak tangannya pada sikunya dengan silang

"Seperti halnya mengisi air untuk tong besar tapi tong nya malah dilubangi agar tidak pernah penuh, apakah tidak sia-sia?" Jawab Stevan

"Ya ampun emang gak ada yang bisa bersaing sama lo, bahkan sekarang lo yang paling horor daripada Devran." Sahut Andre

"Jujur ya kita emang gak bodoh-bodoh banget tapi kalau ngomong sama lo gue bener-bener gak ngerti deh." Jawab Bimo

"Gue juga berharap kalau perasaan gue juga salah. Gue harap kali ini gue salah."

Stevan langsung buru-buru menyusul Devran ke parkiran. Mendengar perkataan Stevan membuat Bimo dan Andre saling menatap dengan menggaruk kepalanya walaupun tidak gatal. Mereka pun langsung mengikuti Stevan.

Sepulang sekolah mereka berempat pergi ke cafe hanya untuk nongkrong. Mereka bercanda seperti biasa, ulah Bimo dan Andre selalu membuat suasana menjadi pecah dan seru.

Di tengah-tengah keseruan mereka, pethatian mereka mengarah pada seorang cowok yang sangat marah dan mendatangi satu pelanggan cewek yang tak jauh dari tempat duduk mereka.

"Oh jadi ini alasannya lo putusin gue. Lo selingkuh cuma gara-gara dia lebih kaya daripada gue. Dasar cewek matre gak punya perasaan dan..." cowok itu hampir menampar cewek di depannya langsung di tangkis oleh selingkuhan cewek itu

"Lo pergi dari sini, jangan pernah datang ke kehidupan kami lagi!" Bentak cowok yang membela cewek itu

Semua mata tertuju pada mereka karena kegaduhan yang mereka timbulkan, sontak membuat satpam ikut turun tangan.

Cowok itu pergi dengan kekesalan di wajahnya dan cewek itu menangis tersedu-sedu.

"Apa yang harus kulakukan, aku mencintai dia tapi kakaknya sangat melarang hubungan kami. Berapa kali kakaknya udah bikin hubungan kami berantakan tapi dia gak pernah apa yang usah dilakukan kakaknya selama ini. Aku capek, aku lelah..." cewek itu bersandar dan terus menangis

"Lo sabar aja sekarang, lo pasti bisa dapet yang lebih baik dan lebih mengerti keadaan lo." Cowok di sebelahnya membelai rambut cewek itu dengan penuh perhatian

"Makasih ya.. kamu emang sahabat terbaik aku." Cewek itu tersenyum merasa dirinya lebih tenang

"Wah kasihan tuh cewek dilabrak sampe segitunya, padahal dia gak salah." Gumam Bimo yang memperhatikan cewek itu dari kejauhan

"Lo bener terkadang memang faktor keluarga itu terpenting untuk menjalani suatu hubungan. Tapi keluarga Amel setuju kan dengan hubungan kalian?" Goda Andre pada Bimo

"Em... i... itu sih.. hehe gue juga gak tau sih? Soalnya gue belum pernah ketemu sama keluarganya. Tapi selama ini sih hubungan kami baik-baik aja." Jawab Bimo

"Kalau lo sendiri Dev apakah lo udah pernah ketemu sama keluarga Diandra?" Tanya Andre

"Hah... kalau itu sih.. gue juga belum pernah ketemu bahkan gue juga gak tau dia punya saudara atau gak?" Jawab Devran

"Ya gue harap hubungan lo gak kayak tuh cewek deh, kasihan banget. Gue juga cowok tapi melihat sikap cowoknya tadi bikin kesel dan juga emang pantes diputusin orang gak punya hati kayak gitu, bener kan Bim?" Tanya Andre

"Bener banget bro, Tumben lo sekarang punya hati jadi mulai sekarang lebih baik lo buruan cari pacar sana?"

"Wah... sialan lo? Kenapa lo jadi bahas kesana?" Andre pun melempar kentang goreng yang ada di meja ke arah Bimo

Suasana pun kembali pecah dan mereka masih bercanda tawa sampai hari menjelang sore.

"Non Diandra di suruh bapak dan ibu turun untuk makan malam." Bibi masuk ke dalam kamar Diandra

"Nanti aja ya bi, Diandra lagi males turun." Jawab Diandra yang bermalas-malasan di atas kasurnya

"Kalau begitu biar bibi antar ke kamar aja ya non?"

"Gak usah bi, nanti biar Diandra sendiri yang ngambil kalau udah laper."

"Baik non." Bibi meninggalkan kamar Diandra dan menutup kembali pintu kamarnya

Tok.. tok... tok...

"Bibi kan udah Diandra bilang nanti aja." Ujar Diandra tanpa melihat siapa yang mengetuk dan membuka pintu kamarnya

"Kenapa sayang... ayo kita makan bersama papa dan kak Oxel?" Tanya mama Inneke

"Mama... itu... Diandra belum laper kok ma. Kalau Diandra udah laper pasti Diandra akan makan kok ma?"

Mama Inneke menghampiri Diandra dan duduk di pinggir kasur Diandra. Mama Inneke membelai rambut halus Diandra dengan lembut dan penuh kasih sayang. Walaupun bukan mama kandung kasih sayang mama Inneke sama seperti mama kandung Diandra.

"Ada apa lagi sayang, kali ini ada masalah apa lagi?"

"Aku hanya ingin disini aja ma, Diandra gak papa kok?"

"Gak baik sayang menyendiri itu, kalau ada masalah lebih baik dibagi mungkin bisa membantu dan juga meringankan beban kamu. Mama selalu ada kalau kamu ingin seseorang sebagai pendengar kamu. Ya udah kalau gitu kalau kamu lapar janji ya sama mama langsung turun dan langsung cepat makan."

"Iya ma Diandra janji."

*****

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang