#2

10.9K 466 2
                                    

"Dev lo tumben diem aja, biasanya kalau udah di cafe lo pasti iseng ngerjain cewek-cewek." Tanya Bimo dengan tertawa

"Gue... gak salah lo? Bukannya yang ganjen itu loh?" Devran membalas Bimo dengan terkekeh

"Tau lo, lo yang ganjen malah lo nuduh Devran." Sahut Andre dengan tertawa

Devran Prasetyo anak tunggal dari keluarga Prasetyo yang bisa dibilang orang yang cukup kaya di kota ini. Karena mama dan papa yang sibuk ninggalin dia bersama bibi a.k.a pembantu jadi dia menjadi liar.

"Eh liat deh ada cewek cantik tapi kenapa kayak gelandangan ya penampilannya." Tanya Stevan yang terus melihat kearah luar cafe

"Padahal lo gak mabuk tapi kenapa ngomong lo ngelantur." Sahut Bimo

Stevan memegang muka Bimo dan memutar paksa untuk melihat keluar cafe. Dan membuat Devran dan Andre pun ikut melihatnya.

"Iya cantik banget tuh cewek, jangan-jangan..."

Devran memotong kata-kata Bimo. "Udahlah kalau mau nolong ya di tolong in aja jangan berpikiran yang aneh-aneh"

Devran berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju ke tempat cewek itu. Lalu diikuti Bimo, Andre dan Stevan.

Mereka berempat tiba-tiba berhenti di depan pintu cafe karena melihat cewek itu di gangguin anak geng motor yang gak jauh dari cafe itu. Melihat hal itu membuat mereka berempat menjadi geram dan ingin menolong cewek itu.

Tapi mereka juga terhenti lagi karena cewek itu bisa berantem dan membuat beberapa dari mereka jatuh ke aspal. Karena kondisi cewek itu kelelahan jadi mereka berempat pun langsung berlari dan membantu cewek itu yang mulai diserang.

"Lo gak papa?" Devran mendekati cewek itu dan membantunya duduk di cafe untuk mengobati luka di tangannya

"Iy... iya gue gak papa. Aw." Diandra merintih kesakitan

"Gak papa tapi teriak?" Sahut Bimo

"Kenapa perut lo, apa lebih baik kita ke rumah sakit aja." Tanya Devran dengan panik

"Gue... gue laper." Jawab Diandra dengan malu dan terkekeh

Mereka pun memesan makanan yang ada di cafe dan semua makanannya langsung habis dilahap Diandra. Melihat hal itu mereka berempat saling melirik dan menahan tertawa.

"Ah kenyangnya?" Diandra bersandar ke kursi dan ia pun juga sangat senang

"Emangnya lo tuh kenapa bisa kyak gini?" Tanya Andre dengan penasaran

"Gue kecopetan di terminal trus gue udah gak punya apa-apa. Gue kelaparan malah di ganggu sama mereka. Kalau gue gak lemes udah habis tuh mereka." Jawab Diandra dengan kesal

"Keren juga lo bisa mukulin mereka? Belajar dimana lo? Sahut Devran dengan terkekeh

"Trus sekarang lo mau kemana?" Tanya Andre

"Gue mau ke alamat ini." Diandra menunjukkan kertas yang berisikan alamat rumah besar

"Itu sih arah ke rumah lo kan dev, lo antar aja sekalian." Sahut Stevan

"Tapi ngomong-ngomong nama lo siapa, kita udah ngasih lo makan tapi kita gak tau nama lo." Bimo menatap Diandra dengan dalam

"Gue Diandra." Diandra mengulurkan tangannya dan langsung di sambut Bimo

"Bimo. Ini temen-temen gue Devran, Andre dan Stevan."

"Kita juga bisa kenalan sendiri kali Bim." Sahut Andre dengan memisahkan tangan Bimo dan Diandra

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang