Part 17

4.4K 185 0
                                    

H-9 Sebelum Putus

Kemarin mati-matian gue ngehindar dari Devran walaupun ujung-ujungnya gak berhasil. Sampai-sampai kabur ke toilet pun di tungguin sampe keluar. Cara apalagi yang mau gue lakuin sekarang?

"Mama Inneke boleh gak kalau hari ini Diandra gak masuk sekolah?" Tanya Diandra yang duduk di meja makan untuk sarapan

Mama Inneke, papa Hanung dan Oxel langsung menghentikan aktivitasnya dan secara bersamaan melihat ke arah Diandra.

"Kamu kenapa? Sakit? Apa perlu ke rumah sakit?" Tanya papa Hanung dengan khawatir

"Ng... nggak kok pa.. hanya saja...."
Jawab Diandra dengan menunduk

"Bukannya lo ada kuis matematika hari ini, bukannya itu penting?" Sahut Oxel

Diandra melihat ke arah Oxel yang dengan santainya memakan roti tanpa mengerti apa maksut Diandra.

"Lho sayang kalau kamu sakit gak papa nanti mama ijinin ke sekolah kan kuis bisa ikut susulan kan?" Jawab mama Inneke yang menghampiri Diandra

Mama Inneke memegang dahi Diandra untuk memastikan apakah Diandra demam atau tidak.

"Gak jadi deh ma, Diandra masuk aja. Ya udah Diandra pamit ya ojeknya kayaknya udah dateng." Diandra meninggalkan meja makan dengan wajah yang tampak sedih

Oxel mengangkat sedikit garis bibirnya dengan melihat kearah Diandra yang bergegas pergi ke sekolah.

"Oxel mama mau tanya deh, kenapa sih akhir-akhir ini sikap Diandra suka aneh kayak gitu? Padahal kan mama sekolahin Diandra sama kamu supaya kamu bisa jagain dia." Tanya mama Inneke

"Iya Oxel.. mau sampai kapan kamu membenci adik kamu sendiri?" Sahut papa Hanung

Maaf ma... kali ini Oxel gak akan bilang apapun karena penyebabnya adalah Oxel. Kalau mama dan papa sampai tau pasti Oxel yang akan dimarahi habis-habisan. Maafkan gue juga Ra....

Akhirnya Diandra sampai didepan gerbang sekolahnya. Ia turun dari ojek dan berdiri menatap gerbang sekolahnya.

Ini bukan hal baru yang gue lihat  selama ini tapi mengapa rasanya sulit banget untuk melangkahkan kaki ini. Oxel dan Devran diibaratkan seperti dua kerajaan yang sedang bermusuhan dan mau gak mau gue yang jadi sasarannya.

"Lo ngapain di sini, lo lupa kalau ini sekolah lo?" Sapa Mela yang membuat Diandra terkejut

"Lo tuh ya kebiasaan deh kalau dateng suka ngagetin orang. Ya udah masuk yuk?" Ajak Diandra dan menggandeng tangan Mela

Diandra hanya menunduk saat menyusuri lorong sekolahnya. Mela yang terus mengoceh di sepanjang jalannya tak di hiraukan sama sekali oleh Diandra.

"Eh... tunggu deh kayaknya ada yang manggil lo deh?" Mela menarik tangannya dan sontak membuat Diandra berhenti

"Kenapa sih mel, untung aja kita lagi jalan. Coba kalau lo nyetir mobil udah dimarahin orang kali." Omel Diandra

"Ih diem dulu." Mela mengarahkan jari telunjuknya ke depan bibirnya

Dari kejauhan terdengar "Diandra..."

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang