#37

4.4K 209 0
                                    

"Wah lama ya kita gak ngumpul kayak gini, gue seneng banget selama kita kuliah jarang banget kita bisa kumpul kayak gini. Kita udah mulai sibuk sendiri-sendiri trus juga kita sering berantem. Thanks ya kalian udah jadi sahabat gue selama bertahun-tahun." ucap Bimo dengan mata berkaca-kaca

"Sorry selama ini gue yang sering emosi ke kalian." Devran merasa bersalah kepada teman-temannya

"Yaudahlah kalian ini malah sedih-sedihan, kita kan lagi party lebih baik kita cheers untuk bertambahnya umur Bimo dan untuk persahabatan kita yang sampai saat ini masih bertahan." Andre mengangkat gelas jusnya dan langsung disambut ketiga temannya dengan tertawa

Setelah mereka sudah mulai terbawa suasana tak lama Diandra dan Luki sampai ke paviliun. Saat Diandra turun dari mobil Luki, ia langsung tertuju pada dua mobil yang sudah terparkir di pinggir mobil Luki.

"Loh ini kok ada mobil lain kak, emanh ada apa kak?" tanya Diandra penasaran

"Oh ini ada acara ulang tahun temen gue, mampir sebentar ya Ra. Lo gak keberatan kan?" tanya Luki

"Iya kak gak papa lagipula tempatnya bagus dan sejuk, emang teman yang mana kak?" tanya Diandra sembari masuk ke paviliun

"Teman SMA dulu." jawab Luki yang terus jalan memasuki paviliun hingga ke taman belakang diikuti Diandra

Saat Luki datang langsung disambut Bimo dan diikuti yang lainnya tapi Stevan masih bingung kenapa ada Luki di pesta yang hanya untuk sahabat-sahabatnya.

Tak lama Diandra pun melihat Bimo, Andre, Stevan dan Devran. Sontak membuat Diandra langsung terdiam dan tidak bisa mengatakan apapun. Diandra hanya menatap tajam Devran dan tanpa mengatakan sepatah katapun Diandra langsung beranjak pergi.

Luki langsung mengejar Diandra dan diikuti yang lainnya termasuk Devran.

"Ra tunggu.. Ra.." Luki mencoba menghentikan Diandra dengan meraih tangannya

"Aku mau pulang sekarang kak!" Diandra semakin mempercepat langkahnya untuk keluar dari paviliun

"Kenapa? Lo emang punya salah sama gue. Lo malu ketemu sama gue, hah?" sindir Devran yang membuat langkah Diandra berhenti

"Dev apa sih yang lo omongin." tanya Bimo dengan menarik lengan Devran

"Emang bener kan dimana-mana kalau orang yang bersalah pasti kabur kalau ingat kesalahannya. Dasar pengecut!" Devran semakin membuat Diandra kesal

"Apa.. Ternyata semakin dewasa seseorang bukannya semakin rendah hati malah semakin kasar." jawab Dianyang dengan kesal

Melihat sikap Devran dan Diandra membuat Bimo dan lainnya merasa khawatir kalau mereka akan terus bertengkar bukannya malah baikan. Mereka berusaha untuk melerai ketika Devran dan Diandra beradu mulut guna mencegah agar suasana tidak memanas.

"Kalian ini kan udah pada besar kenapa kalian berantem kayak anak kecil gini sih?" tanya Andre dengan kesal

"Bikin malu tau gak kalian?" sahut Bimo

"Ngapain sih lo undang mereka kesini?" tanya Devran yang melihat kearah Luki dan Diandra

"Mereka kan juga teman kita Dev?" jawab Andre

Wajah Diandra dan Devran semakin tampak cemberut. Diandra mencoba memberikan kode pada Luki agar mereka bisa pulang secepatnya. Tapi Luki tidak menaggapinya dan malah mencoba acuh.

"Oke.. Oke kita yang merencanakan ini semua karena kita capek lihat kalian berantem kayak gini terus. Kalian mau kayak gini terus sampe kapan, apa kalian gak capek? Kita tau kalau di hati paling dalam kalian pasti kalian ingin baikan kan, maka dari itu kita pengen kalian terbuka sekarang dan jelaskan apa yang kalian ingin jelaskan." ucap Bimo dengan kesal

"Gak perlu, semua udah jelas kan dari dulu – sekarang dan nanti. Semua tetap sama gak ada yang berubah." jawab Devran yang lebih kesal

"Lo keras kepala banget sih Dev, kasih dikit aja kesempatan untuk Diandra jelasin semuanya." ucap Luki

"Udah lah lo gak usah ikut campur, urusin aja sana sahabat lo tuh si Oxel." jawab Devran

"Bener kata Devran gak ada lagi yang perlu dijelasin, karena gak akan ada bedanya. Makasih karena kalian udah merencanakan semua ini walaupun gak sesuai dengan apa yang kalian inginkan tapi gue ingin kalian gak melakukan ini lagi." jawab Diandra

"Tapi Ra mau sampai kapan lo biarin Devran salah paham kayak gini terus. Ini udah bertahun-tahun apakah kalian gak mau baikan." tanya Luki

"Apa sebenarnya tujuan kalian, kita udah bahagia dengan kehidupan kita saat ini. Devran juga pasti udah punya kehidupan yang lebih baik lagi. Kenapa kita harus lihat kebelakang disaat kita sekarang udah bahagia." jawab Diandra

"Bahagia lo bilang, siapa? Kapan? Gue berani bertaruh kalau selama ini lo masih diliputi rasa bersalah lo kan? Begitu juga dengan Devran, kalau kalian gak bisa bersatu itu terserah kalian. Kita cuma pengen diantara kalian gak ada lagi yang saling bersalah satu sama lain. Kita pengen masa lalu kalian bukan jadi penghalang untuk kebahagiaan kalian di masa depan nanti, apa kita salah?" tanya Stevan yang sudah tidak bisa menahan lagi

Akhirnya Diandra dan Devran mau mendengarkan saran teman-temannya. Mereka diberikan tempat untuk bisa membicarakan semuanya tanpa ada yang mengganggu, walaupun sempat bingung harus dimulai dari mana akhirnya dengan sabar mereka saling mendengarkan satu sama lain. Devran sempat menitikkan air matanya ketika mendengar apa yang dialami Diandra selama ini.

"Jadi Oxel itu kakak tiri kamu dan kamu harus melakukan ini karena kamu ingin di sayang lagi sama kakak kamu. Kenapa kamu gak bilang ini dari awal, Oxel memang gak pernah berubah dia selalu seenaknya sendiri." ucap Devran

"Gimana pun juga dia kakak ku, aku sayang banget sama dia. Waktu itu memang keadannya sangat sulit tapi ya udahlah sekarang kan kamu udah tau semuanya dan sekarang kita bisa hidup masing-masing. Kamu orang baik Dev, semoga kamu dapat orang yang lebih baik lagi ya?" ucap Diandra dengan tersenyum

Gak ada yang lebih baik dari kamu, banyak cewek yang pengen deket sama aku tapi gak ada yanh bisa membuat nyaman kayak kamu Ra. Apa kamu masih menyukai ku Ra? Aku ingin kita sama-sama kayak dulu lagi.

"Dev kok melamun sih, ngelamunin apaan sih?" tanya Diandra

"Gak kok, aku cuma seneng karena kesalahpahaman ini udah clear dan kita gak lagi berantem. Kalau dipikir-pikir lucu juga ya." ucap Devran

Mereka pun banyak membicarakan tentang masa lalu yang menyenangkan dan membuat mereka tertawa dengan lepas. Karena mendengar Diandra dan Devran tertawa membuat mereka berempat ingin mengintip apa yang sebenarnya terjadi.

*****

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang