#14

4.9K 199 0
                                    

Diandra terus berlari dan mengusap keringat yang memang sudah mengalir di wajahnya. Kepalanya mulai terasa pusing dan kecepatannya pun terus berkurang.

Diandra sudah menyelesaikan lima putaran, karena terik matahari yang sangat menyengat dan juga banyak hal yang ia pikirkan hingga akhirnya membuatnya tumbang.

Sontak membuat Oxel berlari dari lantai dua untuk menghampiri Diandra.

"Ara bangun... bangun Ra..." dengan nafas yang terengah-engah Oxel terus membangunkan Diandra

Diandra tetap tidak bangun. Oxel langsung menggendong Diandra dan membawanya ke UKS disekolahnya.

Ada bu Ajeng yang memang seorang dokter di sekolahnya. Dengan panik Oxel membaringkan tubuh Diandra di atas kasur UKS.

Bu Ajeng memeriksa Diandra sedangkan Oxel melihatnya dengan panik.

"Tekanan darahnya sangat rendah dan juga tubuhnya lemas memang dia habis ngapain?" Tanya bu Ajeng

"Sepertinya dia di hukum bu untuk lari mengelilingi lapangan." Jawab Oxel yang masih menatap Diandra

"Lho ini kan masih ada pelajaran kok kamu bisa bantuin dia, kamu bolos lagi Oxel?"

Semua guru memang sudah tau kebiasaan buruk Oxel yang suka bolos dalam pelajaran. Berapa kalipun diberi tau tetap saja Oxel tidak mau berubah. Orang tua Oxel sering dipanggil oleh pihak sekolah pun juga tetap tidak membuat Oxel berubah.

Oxel tidak menjawab pertanyaan bu Ajeng. Ia masih tetap menatap Diandra dengan mata berkaca-kaca.

"Apa dia pacar kamu?"

Oxel langsung menatap bu Ajeng.

Kalau hanya pacar mungkin saya bisa menyakitinya atau bahkan meninggalkannya. Tapi dia segalanya untuk saya bu, apapun yang terjadi saya tidak akan meninggalkannya lagi.

Perlahan Oxel menghampiri Diandra yang masih terbaring lemas. Ia duduk di kursi yang memang tersedia di pinggir kasur. Dengan gemetar tangan Oxel mulai meraih tangan Diandra.

Oxel menggenggam tangan Diandra hingga akhirnya ia mencium punggung tangan Diandra dengan lembut.

"Kenapa lo jadi lemah kayak gini sih, dulu lo gak gampang nangis, lo gak gampang nyerah tapi kenapa lo sekarang kayak gini. Selama ini gue selalu menunggu kedatangan lo, gue pingin bisa bersikap baik sama lo tapi kenapa saat ngliat lo semua itu gak pernah bisa gue lakuin. Ego gue yang besar membuat gue jadi monster buat lo. Pliss maafin gue Ra..." Tangis Oxel pecah diatas tangan Diandra.

Mendengar Diandra pingsan dan berada di ruang UKS membuat Devran langsung berlari menghampiri Diandra.

Dengan terengah-engah Devran memasuki ruangan UKS. Di ruangan tersebut nampak bu Ajeng yang sedang mencatat beberapa hal di buku yang tergolong cukup besar.

"Diandra..." mata Devran terbelalak yang mendapati Diandra masih tertidur diatas kasur

"Sstttt... jangan berisik! Diandra tadi sempat bangun karena masih lemas saya menyuruhnya untuk tidur."

Dengan perlahan-lahan Devran mendekati Diandra dan duduk di kursi yang tadinya di duduki oleh Oxel.

Flashback on

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang