Part 25

4.3K 153 0
                                    

Pelajaran mulai berlangsung, Devran beserta teman-temannya masuk ke kelas begitu juga dengan Diandra. Suasana sangat berbeda di keduanya, Devran dan teman-temannya sangat senang. Devran memikirkan pulang sekolah ia sudah berjanji akan mengajak Diandra jalan.

Sedangkan Diandra selalu memikirkan rasa bersalah pada Devran, di tambah dengan kecemasannya karena besok ia harus putus dengan Devran dan meninggalkannya. Mungkin juga bisa dibilang tidak baik-baik karena itulah yang diinginkan Oxel.

"Diandra.. diandra..." bu Jessi memanggil Diandra di depan kelas

"Iii.. iya bu." Jawab Diandra

"Tolong kamu jawab soal di depan sekarang!" Pinta bu Jessi

Diandra beranjak dari kursinya dan langsung mengambil spidol yang ada di meja guru untuk menjawab soal di papan tulis. Ia menyelesaikan dengan mudah dan selalu membuat teman-temannya senang karena ia bisa membantu mempermudah teman-temannya.

"Kamu itu sebenarnya pintar Diandra, tapi kenapa kamu selalu terlihat melamun dan terkadang murung. Apa ada yang bisa ibu bantu?" Tanya bu Jessi

"Gak ada apa-apa kok bu. Saya bisa kembali ke tempat duduk lagi kan bu?"

"Ya, silahkan duduk."

"Diandra lo selalu hebat, kalau lo bisa jawab kan jadi kita gak perlu di tunjuk-tunjuk lagi buat maju." Bisik Sinta yang duduk di depan Diandra

"Iya Ra, lo emang bisa di andalin deh." Timpa Sean yang berada di sebelah Sinta

Diandra hanya tersenyum dan menunduk melihat buku tulisnya yang kosong. Mata Diandra berkaca-kaca dan seakan-akan air matanya akan jatuh.

——

Bel istirahat berbunyi

"Diandra ke kantin yuk, gue traktir?" Ajak Sean

"Iya Ra, hari ini Sean ulang tahun makanya yuk ikutan. Daripada di kelas ntar kesambet loh." Timpa Sinta

"Happy birthday ya Sean, kadonya nyusul ya. Iya udah deh gue ikut, yuk?" Setelah memeluk Sean, Diandra langsung pergi bersama Sean dan beberapa temannya

Sesampainya di kantin Sean dan teman-temannya termasuk Diandra memesan makanan dan jus buah. Banyak yang mereka bicarakan, namanya juga cewek kalau udah ngumpul pasti hal yang pasti terjadi adalah rumpi.

"Oh iya Ra, lo gak lupa kan kalau besok itu ulang tahun Devran?" Tanya Sean

"Loh kok lo tau?" Tanya Diandra

"Dulu gue ngefans sama Devran dan anak-anak juga makanya gue tau, soalnya ulang tahunnya kan setelah ulang tahun gue." Jawab Sean

"Oh iya gue juga lupa, karena lo udah pacaran sama Devran jadi gue mundur deh dan berhenti buat ngefans sama Devran lagi. Jadi gak pernah kepo-kepoin lagi deh." Sahut Putri

"Jadi sekarang kalian udah gak ngefans lagi sama dia?" Tanya Diandra

"Emang sih kita udah ikhlasin Devran buat lo tapi bukan berarti kita akan diem aja kalau lo sampe nyakitin Devran, ya kan guys?" Ucap Sean

"Bener banget, karena bagaimanapun juga Devran adalah idola pertama kita di sekolah ini." Sahut Putri

"Emang apa yang kalian lakuin kalau seandainya.. SEANDAINYA loh ya.. kalau ada yang nyakitin Devran? Tanya Diandra dengan menatap teman-temannya

"Kalau gue sih mungkin gue kuncian di gudang terus gue kasih tikus sebanyak-banyaknya biar dia kapok!" Jawab Putri dengan menggenggam erat sendok yang ada di tangan kanannya dan menunjukkan sikap yang marah

"Kalau gue sih simpel tinggal gue sebarin aja berita yang aneh-aneh di mading sekolah, kan secara gue wakil ketua mading." Jawab Sean dengan mengangkat alis sebelah kanannya

Hah... kali ini gue bener-bener bakal habis. Bisa mimpi buruk nih sampe gue lulus dari sekolah ini.

"Ngapain lo mangap gitu, lo mau bakso gue?" Tanya Sean dengan menusukkan bakso di garpunya dan ingin memberikannya pada Diandra

"Hah.. gak papa kok. Apaan sih, ini aja belum habis." Diandra tersipu dan kembali memakan batagornya

"Kalau ada yang nyakitin Devran, bakal gue botakin tuh rambutnya biar jelek dan cowok manapun gak akan suka sama dia." Jawab Sinta yang membuat tangan Diandra sontak bergetar

"Wah sadis banget lo sin?" Sahut Putri

"Lebih sadis an kalian keleusss." Jawab Sinta dengan tersenyum

"Ya habis Devran tuh gak pantes di sakitin, karena selain dia ganteng dia itu juga cowok yang baik dan gak pernah kasar sama cewek." Sean menekuk pergelangan tangannya dia atas meja untuk menyangga dagunya dengan menatap arah depan

"Lo bener banget Sean, itulah kenapa cewek-cewek suka banget sama Devran and the gengs." Sahut Sinta

"Lo beruntung banget bisa jadian sama Devran. Kalau gue bisa jadian sama Devran, gue gak bakalan pernah nyakitin dia. Lebih baik dia nyakitin gue daripada gue yang harus nyakitin dia." Ujar Sean

Kalau gue bisa juga pasti gue juga akan bersikap sama kayak lo, Sean. Kalian bener Devran memang orang yang baik begitu juga teman-temannya. Memang gak pernah ada alasan untuk bisa membenci mereka.

"Ya udahlah gak usah di bahas lagi. Bentar lagi kan istirahat mau selesai lebih baik kita cepet makannya." Ujar Diandra yang membuat teman-temannya menghabiskan makanan dan jusnya

––

Di saat Diandra merayakan ulang tahun Sean di kantin, Devran and the gengs malah asyik bercanda dan bermain di balkon sekolah.

"Stev besok lo ada acara gak?" Tanya Andre

"Gue sih mau kerumah nenek gue, nemenin nyokap." Jawab Stevan dengan datar seperti biasanya

"Emang kenapa Stev, nenek lo sakit?" Sahut Devran yang penasaran

"Gak lah, tiba-tiba aja nyokap gue kangen sama nenek gue. Karena bokap gak bisa ikut ya udah gue yang gantiin." Jawab Stevan

"Ouh kirain. Emang lo kemana Ndre?" Tanya Devran dengan mengangkat sebelah alisnya

"Gue mau ke rumah saudara yang ada di Bandung, rencananya Stevan mau gue kenalin sepupu cewek gue yang geulis pisan. Kalau lo gue ajak ntar bisa-bisa gue di lempar sepatu sama Diandra?" Jawab Andre dengan tersenyum

"Ohh.. jadi rencananya lo mau jodohnya Stevan sama sepupu lo. Kalau gue sih setuju-setuju aja, biar Stevan gak jomblo terus." Jawab Devran

"Gak usah repot-repot." Jawab Stevan

"Nih anak dicariin jodoh tapi malah sikapnya gak berubah sama sekali. Gimana ntar kalau lo punya cewek pasti gak akan bertahan lama kali ya?" Andre memasang wajah datar dan sedikit manyun karena sebal dengan jawaban Stevan

*****

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang