Part 32

4.5K 220 0
                                    

"Tunggu.. tunggu..." Luki memegang pundak Stevan dan membuat Stevan berhenti

"Gue sama Diandra gak ada apa-apa, gue udah anggep dia kayak adik gue sendiri itulah sebabnya gue sekarang yang ngelindungin dia saat Oxel gak bisa ngelindungin Diandra disini." Ucap Luki dengan tersenyum

"Apa maksudnya, gue bener-bener gak paham." Jawab Stevan dengan muka yang bingung

"Ceritanya panjang bahkan dulu gue juga gak ngerti kenapa gue juga keseret dalam hal ini. Tapi asal lo tau kalau lo dan temen-temen lo salah tentang mengerti Diandra. Diandra orang yang baik dan Diandra yang sekarang itu sama seperti Diandra yang kenal dari awal. Tuh anak sama sekali gak berubah, itu yang harus lo tau!"

"Ceritain gue semuanya." Desak Stevan

"Gak sekarang karena sekarang gue sama Diandra. Lain kali kita omongin ini lagi, karena jujur gue gak bisa ngeliat dia tersenyum walaupun sejujurnya hatinya sangat sedih."

"Baiklah... gue bakal tunggu."

Luki meninggalkan Stevan dan pergi ke arah Diandra yang tidak mengetahui keberadaan Stevan di toko buku itu. Stevan melihat Diandra yang sudah menemukan bukunya dan membayarnya langsung pergi meninggalkan toko buku diikuti dengan Luki.

"Kenapa sih kak, kok buru-buru banget. Emang komik yang kak Luki baca udah habis?" Tanya Diandra penasaran melihat Luki yang sedikit aneh

"Em.. i..itu karena.. karena gue laper. Iya gue laper banget nih, yuk cari makan?" Luki langsung menarik tangan Diandra dan menuju restoran cepat saji

Diandra hanya mengikuti luki tanpa curiga sedikit pun. Setelah makan dan jalan-jalan Diandra diajak pulang oleh Luki dan diantarnya sampai rumahnya.

"Makasih ya kak, karena kak Luki jadi Diandra irit ongkos ojek deh hehehe." Ucap Diandra

"Makanya lo belajar sana pake mobil atau motor biar kemana-mana gak pake ojek online terus. Atau gak punya pacar sana biar ada yang anter jemput plus ada juga yang nge jagain lo?" Jawab Luki yang masih duduk di atas motornya

"Pake ojek online aja enak gak pake perasaan hehehe gak ada yang tersakiti kan? Sampe bayar terus hilang deh hehehe" jawab Diandra dengan tertawa

"Ra gue boleh tanya sesuatu gak?"

"Boleh kak, mau tanya apa?" Tanya Diandra penasaran

"Lo masih sayang sama Devran?"

"Kenapa tiba-tiba kak Luki tanya itu, bukannya sudah lama kita gak ngebahas dia?" Wajah Diandra langsung berubah sedih

"Oxel pernah bilang ke gue kalau Devran adalah cinta pertama lo, dan yang gue tau kalau cinta pertama itu sulit dilupakan apalagi dengan cara yang gak adil kayak gitu. Gue gak tega lihat lo sedih."

"Gue gak mau bahas ini kak, maaf. Sekali lagi makasih kak udah mau nganter Diandra. Diandra masuk dulu ya kak, Diandra capek." Dengan tersenyum Diandra meninggalkan Luki dan masuk kedalam rumahnya

"Gue akan berusaha untuk bikin lo bahagia Ra, lo juga berhak bahagia. Maafin gue Oxel karena sekarang gue mau bantuin adik lo balikan sama  Devran." Luki memakai helmnya dan langsung meninggalkan rumah Diandra dengan melajukan motornya

——

"Udah dari tadi? kayaknya lo udah penasaran banget pengen tau kelanjutannya waktu di toko buku itu." Sapa Luki dan langsung duduk di kursi sebuah cafe tempatnya janjian dengan Stevan

"Gue gak mau berbelit-belit karena gue gak punya banyak waktu." Jawab Stevan dengan ketus

"Iya.. iya.. gak sabaran banget. Sebenarnya Oxel itu kakak tiri Diandra." Ucap Luki dengan wajah yang serius

"Apa? Lo bercanda? Mereka kan  sangat akrab seperti orang pacaran bagaimana bisa mereka itu saudara tiri?" Jawab Stevan dengan terkejut

"Lo mau gue lanjutin gak ceritanya?"

"Ok Ok gue agak shock denger kata-kata lo?"

Luki melanjutkan lagi ceritanya.

Diandra lebih memilih tinggal bersama ibu kandungnya saat ia masih kecil dan membuat Oxel kecewa karena Diandra tidak memilihnya.

Saat Diandra kembali kesini, Diandra ingin Oxel menjadi kakaknya seperti dulu (saat mereka masih kecil). Tapi semuanya berubah dan Oxel semakin marah dengan Diandra saat dia tau kalau Diandra dan Devran pacaran.

Dendam Oxel pada Devran dilampiaskan pada Diandra dan memanfaatkannya untuk menyakiti Devran. Lo tau kan dengan cara itu Oxel bisa menang.

Diandra sangat tersiksa dengan syarat yang diberikan Oxel, dia sangat mencintai Devran tapi dia juga ingin kakaknya kembali menyayanginya lagi. Sungguh dilema tapi bagaimanapun Diandra harus memilih.

Gue tau bagaimana penderitaannya saat gue melihatnya sendiri dengan berat Diandra meng iyakan syarat Oxel. Dan merencanakan semuanya tepat dihari ulang tahunnya Devran. Bahkan dia juga menanggung semua teror yang di lakukan anak-anak sekolah dulu.

Diandra tetap diam saat dia di caci, di maki bahkan dihina. Kalian semua gak tau ataupun kalau tau pasti kalian mengira Diandra memang pantas mendapatkannya tapi kalian salah, karena Diandra gak bersalah dalam hal ini.

Setiap hari di sekolah diam-diam Diandra memperhatikan Devran dari jauh berharap dia bisa memaafkan Diandra walaupun sampai sekarang semua itu tidak terjadi. Diandra masih mencintai Devran sampai sekarang.

Gue kasihan melihat dia sedih dan menyesal setiap kali mendengar nama Devran. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri untuk kejadian itu. Diandra berusaha sekuat mungkin untuk tersenyum didepan kami, walaupun gue tau dia masih sedih.

Gue gak sengaja pernah lihat buku diarynya. Semua isinya hanyalah penyesalan dan harapan agar Devran dan kalian memaafkannya. Kalian adalah pahlawan dihari pertama Diandra di kota ini.

Kalian adalah teman pertama Diandra di kota ini. Devran adalah pacar pertama di kota ini dan sekarang kalian juga adalah musuh pertama Diandra di kota ini.

"Sekarang gue mau tanya sama lo, apakah lo mau bantu gue untuk membuat mereka bisa bertemu dan menghilangkan salah paham ini. Bukankah mereka berhak bahagia?"

*****

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang